Part 19

19 18 1
                                    

Pak Asep menghentikan mobil di halaman depan pekarangan rumah Reno. Aku tidak sabar untuk masuk ke dalam dan bertemu Bunda serta Ayah.

"Nanti aku telvon yah Pak untuk jemput,"ucapku.

"Baik non."

Aku keluar dari dalam mobil dan berjalan menuju depan pintu rumah Reno.

Tok tok tok

"Asalamualaiku,"ucapku.

"Waalaikum salam."

Pintu segera terbuka, dan memperlihatkan Bunda yang sedang berdiri menatapku.

"Akhirnya kamu datang, ayok masuk,"ajak Bunda.

Aku mengaggukkan kepala, dan mengikuti Bunda dari belakang. Di meja makan sudah ada Ayah dan Reno serta kak Roy.

"Akhirnya kamu datang juga, lihat tuh Reno sudah dari tadi menahan lapar,"jelas Ayah.

Aku menahan senyum menatap Reno yang hanya buang muka. Bunda mengajakku duduk, dan aku duduk diantara Reno dan Roy.

"Sama siapa?"tanya Roy.

"Supir pribadi Papa kak,"ucapku.

"Jangan sok baik deh kak,"ucap Reno kesal.

Aku hanya diam sambil menatap wajah kesal Reno jika aku berbicara bersama Roy.

"Sudah jangan ribut, Lia Bunda sudah masakin makanan kesukaan kamu,"ucap Bunda.

Emang Bunda tahu makanan kesukaan aku,batinku.

"Kamu suka sup kan, ini Bunda sudah buatkan khusus untuk kamu. Reno yang bilang ke Bunda jika kamu suka sup."

"Hehehe iya Bun,"ucapku tidak enak.

Rasanya tidak enak jika menumpang makan di tempat orang, apa lagi di masakan makanan kesukaan. Seperti aku saja putri dari orang tua Reno.

Aku hanya memberikan senyum terbaik melihat kehangatan Bunda, dia begitu memanjakan diriku.

"Jangan senyum terus, aku ngak bisa makan nanti,"ucap Roy.

"Ke-kenapa kak?"tanyaku gugup seraya mengerutkan kening.

"Bikin salah fokus,"gombal Roy.

Tetapi berbeda dengan Reno, dia nampak sangat kesal aku hanya menahan senyum. Sedangkan Bunda dan Ayah hanya diam menatap tingkah dua putranya.

"Talia mau pilih Roy apa Reno?"tanya Ayah

Khuk khuk.

Aku terbatuk-batuk mendengar ucapan Ayah, dan refleks Roy serta Reno menyodorkan minuman padaku. Aku bingung mau mengambil gelas yang mana, alhasil aku mengambil gelas yang memang sudah disiapkan oleh Bunda untukku.

"Aduh, maafin Ayah karena tanya begitu. Jadi kamu batuk-batuk,"ucap Ayah merasa bersalah.

"Ngak kok yah,"jawabku.

"Hahaha, Ayah memang begitu Lia. Langsung tanya ke intinya saja,"jelas Bunda.

Aku hanya mengangguk, aku begitu bahagia berada di dekat mereka semua. Meraka sangat membuatku nyaman, berbeda dengan di rumah. Aku akan selalu sendiri dan kesepian tanpa ada Mama dan Papa.

Selesai makan kami semua berada di ruang tv, menyaksikan film sinetron. Aku duduk di samping Bunda. Reno berada di sebelah kiri Bunda sedangkan Roy ada di sampingku.

"Nanti dulu yah pulangnya, duduk santai dulu,"pinta Bunda.

"Iya Bun."

"Bunda bahagia banget, akhirnya ada anak wanita berada di rumah Bunda. Bahkan makan malam bersama Bunda,"jelas Bunda.

"Hehehe, iya. Talia juga senang kok bisa makan malam bersama Bunda."

Bunda memelukku dan membuat Roy kembali mengatakan rayuan gombalnya.

"Aku juga mau dong di peluk,"pinta Roy.

"Apaan sih kakak, belum muhrim. Ngak boleh peluk-peluk,"ucap Reno sewot.

Aku, Bunda dan Ayah hanya bisa tertawa melihat kakak beradik yang saling bertengkar.

"Biarin, pasti kamu cemburu"

"Hah!! Cemburu, ngak lah,"elak Reno.

Aku hanya tersenyum menatap wajah Reno, dia begitu marah saat Roy merayuku. Tetapi saat ditanya dia cemburu, dia malah mengelak.

Sampai akhirnya hari mulai larut, aku berpamitan pada mereka semua untuk pulang. Pak Asep sudah menjemputku dan berada di luar. Reno yang mengatarkan aku ke depan rumah.

"Makasih ya buat hari  ini Ren,"ucapku.

"Gue yang bilang makasih banyak, lo sudah mau datang. Dan bisa buat Bunda gue bahagia,"ucap Reno.

"Iya, tapi gue yang lebih bahagia."

"Tapi gue juga bahagia, akhirnya Bunda tidak bersedih lagi."

"Emang kenapa?"

"Nanti aja di telvon pas lo sudah sampai di rumah. Ini sudah malam, sebaiknya lo pulang besok kan sekolah."

"Oke, gue pulang."

"Hati-hati,"ucap Reno.

Aku berjalan mendekati mobil dan masuk ke dalam. Setelah itu Pak Asep menjalankan mobilnya.

Aku sudah sampai di rumah dan masuk ke dalam rumah. Mama dan Papa ternyata belum pulang, jadi aku memutuskan untuk langsung tidur saja.

"Mama belum pulang yah Bi?"tanyaku pada Bi Ayem.

"Belum Non, non ngak makan malam."

"Ngak Bi, aku tadi sudah makan,"jelasku.

"Oh baiklah."

"Aku ke kamar ya Bi,"ucapku seraya berjalan menuju kamar.

Di dalam kamar, aku menatap ponselku yang sedang berbunyi karena ada panggilan masuk, dan ternyata dia adalah Reno.

Mungkin Reno mau cerita masalah tadi,batinku.

Aku menganggkatnya dan mulai berbicara bersama Reno. Dia menceritakan semuanya padaku.

Flasback

Saat Reno masih berumur lima tahun, Bunda sedang hamil tetapi sayang  bayi Bunda tidak selamat akibat kecelakaan. Yang membuat Bunda sangat sedih. Padahal ini adalah anak yang sangat Bunda harapkan, seorang putri. Tetapi semua itu hanyalah angan belaka saja. Bunda begitu terluka.

"Bunda yang sabal, nanti Bunda buat ade balu untuk Leno,"ucap Reno waktu itu.

Karena umurnya masih lima tahun, dia belum bisa menyebutkan huruf R.

Bunda memang sudah bisa tenang saat dengan lucunya Reno berkata seperti itu. Tetapi saat dokter mengatakan bahwa Bunda tidak akan bisa hamil lagi membuatnya sangat-sangat terluka.

Setiap tanggal 16 bunda akan selalu ingat dengan bayinya yang sudah meninggal. Bunda begitu merindukan bayi itu, yang akan menjadi adik Reno. Itu sebabnya Reno berinisiatif mengajakku datang untuk makan malam. Karena dengan begitu Bunda bisa melupakan kenangan buruknya.

Aku hanya bisa diam mendengar kisah yang Reno ceritakan. Begitu kasiah sekali Bunda, padahal Bunda adalah sosok Ibu yang sangat baik sekali. Bahkan aku juga mau jadi anaknya.

"Kamu sabar ya Ren,"ucapku.

"Iya Ta,"ucap Reno.

"Reno!!"teriak Roy.

"Ta, aku matiin dulu. Sepertinya kak Roy lagi nyariin aku,"ucap Reno pelan.

"Baiklah."

Sambungan terputus, aku meletakkan ponselku di atas nakas. Ternyata Bunda mempunyai kenangan buruk di masa lalu . Aku sangat sedih setelah mengetahui ini, tetapi aku akan sering ke rumah Bunda. Untuk selalu membuatnya bahagai, walau aku tidak ada hubungan darah tetapi setidaknya aku bisa membuat orang lain Bahagia.

***

Maaf banyak typo bertebaran dimana-mana. Tetapi Part ini yang paling panjang😂😂

HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang