Chapter 5: Farewell

11.8K 935 40
                                    

[AN: Thanks for all of your reviews and vote I really love it. Thanks for being a good readers everyone!!!]

Sometimes a mere goodbye

Never feel enough

.

.

Lari,

Tetaplah hidup

Kami menyayangimu

Kami percaya padamu

 

Berbekal 4 potongan kalimat itu, sebuah rencana, juga keberanian, aku memantapkan diri melangkah memasuki ruang makan setelah Hijiri terlebih dahulu membukakan pintu geser sebagai jalan masuk untukku.

Dari sudut mataku, aku dapat melihat gadis itu tersenyum kecil sambil menangguk pelan.

Entah apa maksudnya, namun aku tersenyum balik sebelum akhirnya benar-benar melangkah masuk.

Dan hal yang pertama kali menangkap pandanganku adalah Nona Jun yang berdiri di tengah ruangan dengan sebuah kipas bermotif kupu-kupu menutupi sebagian besar wajahnya. Namun entah bagaimana, aku masih dapat merasakan senyum manis di balik kipas kupu-kupu itu.

Atau lebih tepatnya, senyum penuh kepuasannya.

Nona Jun memakai kimono berlapis dengan warna perak yang bagiku terlalu mencolok untuk dipakai wanita seumurannya dan terlalu aneh membungkus tubuh gempalnya. Namun tidak dapat kupungkiri, kimono tersebut terlihat sangat cantik dan menarik dengan boridr putih-hitam bergantian yang membentuk motif lingkaran berlapis yang sangat indah.

Nona Jun melihatku masuk dan pandangan kami bertemu dalam beberapa detik. Ia lalu memandangiku dari atas sampai bawah lekat-lekat, dan dapat kurasakan senyumannya melebar.

Tahap pertama berhasil.

Setelah itu pandanganku berlaih pada gadis lain yang telah berkumpul. Jumlah mereka kira-kira 6 orang, yang berarti masih ada gadis yang belum tiba disini. Termasuk Ayumi.

Dan perhatianku tertuju pada kimono pilihan mereka.

Gadis-gadis itu memilih warna berani dan mencolok. 3 diantara mereka memilih warna kuning terang yang kuakui sangat cocok dengan warna kulit mereka yang putih bersih. Dua diantara mereka memilih warna biru, dan salah seorang dari mereka memilih warna ungu terang.

Dahiku berkerut samar.

Seingatku tidak ada warna ungu terang diantara kimono-ku.

Hanya sebuah kemungkinan, yaitu masing-masing kami sebenenarnya diberikan 4 warna kimono dengan kombinasi warna berbeda, namun ada kemungkinan salah satu warna kimono kita sama dengan warna kimono gadis lain.

“Apa yang kau pikirkan?”

Aku tersentak mendapati bisikan halus tepat di belakang telingaku.

Menoleh cepat, aku mendapati sepasang mata familier yang memicing kepadaku.

“Ayumi.” Aku tersenyum.

Ayumi mengenakan kimono dengan warna abu-abu muda yang memiliki bordir polos dengan balutan obi putih gading. Dan yang mengejutkanku adalah Ayumi sangat pandai berias wajah. Karena ia memberikan pulasan wajah yang membuat wajahnya terlihat lebih pucat, dan terlihat…

HANABITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang