22. Make It Better

1.6K 203 87
                                    


Yoongi mengajak Yume untuk mengobrol di cafetaria rumah sakit, tidak banyak orang saat itu mengingat hari juga sudah malam. Keduanya duduk berhadapan dengan kopi di depan masing-masing. Yoongi menyarankan Yume untuk memilih coklat panas mengingat Yume sedang hamil saat itu, Yume hanya mengangguk mengiyakan, tidak banyak bicara.

Perlahan Yoongi memerhatikan wajah Yume yang sungguh terlihat buruk. Tidak ada raut ceria seperti pertama kali mereka bertemu, keadaan sudah membuatnya seperti ini. Sekilas membuat Yoongi ingat agaimana keadaan Gyuri dua tahun lalu. Ah tidak, bahkan Gyuri lebih buruk dari ini.

Mengingatnya saja sudah cukup untuk membuat hatinya terasa sakit. Kali ini, Yoongi kembali dihadapkan dengan masalah serupa. Tidak sepenuhnya sama, tapi cukup membuat Yoongi bisa mengingat bagaimana kejadian dua tahun lalu.

"Bagaimana keadaanmu?" Yoongi membuka dengan menanyakan keadaan Yume. Pertanyaan bodoh sebenarnya, karena siapapun dapat melihat bahwa Yume sedang tidak baik-baik saja.

"Min Yoongi..." ucap Yume pelan, memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Yoongi. "Apa Jimin baik-baik saja?" raut Yume terlihat sangat khawatir.

"DIa tidak seburuk yang kita bayangkan. Besok dia sudah boleh pulang."

"Apa aku tidak bisa menemuinya?"tanya Yume takut, namun tatapannya penuh dengan tuntutan. Sorotan itu membuat Yoongi bisa merasakan bahwa Yume sedang memohon padanya saat ini.

"Apa yang ingin kau bicarakan dengan Jimin?"

"Minta maaf –mungkin."

Yoongi menghela nafas panjang, kemudian mengambil kopinya untuk menyesapnya.

"Yume dengar..." kata Yoongi, "Aku sudah pernah melihat hal seperti ini terjadi. Aku ingin kau tau Gyuri pernah mengalami hal serupa, seperti ini. Jadi melihat apa yang kau lakukan pada Jimin benar-benar membuatku marah."

Yume mendengarkan dengan seksama, melihat bagaimana ekspresi Yoongi yang mengeras. Bagaimana kerutan didahi Yoongi mulai terlihat ketika dia mengatakannya. Untuk beberapa detik Yume merasakan desiran darahnya terpompa dengan cepat, dia tidak ingin mendengar tentang Gyuri lebih banyak, tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa saat ini.

"Orangtuamu sudah tau bahwa yang kau kandung bukan anak Jimin, aku yakin mereka tidak akan menuntut Jimin lagi." Yume sedikit tersentak ketika mendengar Yoongi berkata seperti itu. "Jangan bilang orangtuamu masih ingin kau menikah dengan Jimin?" Yume kembali menangis. Tubuhnya bergetar, berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan tangisnya.

"Aku harus bagaimana?" suara Yume terdengar begitu putus asa ditengah tangisnya, Yoongi lagi-lagi harus menghela nafas panjang.

"Kau tau ini tidak adil untuk Jimin. Juga untuk Gyuri."

"Aku tau, aku juga merasa sangat buruk. Jimin oppa membantuku dengan menemui Taemin tapi pada akhirnya harus seperti ini. Aku tau aku yang membuat Jimin oppa seperti saat ini, tetapi aku juga bingung aku harus bagaimana."

Yoongi hanya diam.

"Aku harus bagaimana?" sekali lagi Yume mengatakannya dengan sungguh.

"Jangan menuntut apa-apa pada Jimin. Sisanya, kita pikirkan nanti, aku akan membantumu." Ucap Yoongi mengakhiri perbincangan mereka malam itu.

Cepat atau lambat Yoongi akan menyesali keputusannya untuk membantu Yume, karena Yoongi juga tidak tau harus berbuat apa. Jika Jieun tau apa yang sudah dia katakan barusan, Yoongi yakin dia akan habis dimarahi Jieun.

Namun malam itu Yoongi tidak pernah tau bahwa Jieun ada disana. Pada awalnya Jieun hanya berniat untuk membawa makanan untuk Gyuri, namun dia memilih mengikuti Yoongi ketika mengetahui suaminya pergi menjauhi ruangan Jimin dengan seorang perempuan. Tak lama Jieun sadar bahwa perempuan itu adalah Yume.

TOY (BTS NC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang