Puas memandangi pahatan wajah indah milik Pangeran Xiuhuan membuatnya ikutmengantuk. Namun saat ia mencoba untuk tidur cincin ruangnya bercahaya. Darahnya berdesir hebat, kepalanya pusing. Sepertinya ada yang tidak beres. Niura menyentuh mata cincin itu hingga keluarlah seekor anak naga yang mengamuk. Ia lupa jika ia memiliki hewan kontrak sekarang.

'Oh tidak!'

"Raw!" Naga berlian itu menjambak rambut Pangeran Xiuhuan yang tertidur lelap di pangkuan tuannya hingga terbangun.

Pangeran Xiuhuan terkejut melihat kehadiran naga berbahaya itu. Matanya yang masih memerah karena mengantuk memandang Niura dengan penuh pertanyaan.

Dengan santainya naga itu menggantikan posisi Pangeran Xiuhuan. Tidur meringkuk di pangkuan Niura dengan sangat tenang, sayap kecilnya ia jadikan sebagai selimut khusus untuknya pribadi. Sontak hal itu membuat Pangeran Xiuhuan geram. Tangannya mengepal membuat kuku-kukunya memutih.

"Mengapa kau membawanya kemari?" ketus Xiuhuan geram memandang Niura yang diam saja.

"Dia ... hewan kontrakku," jawab Niura pelan. Ia jelas menatap Pangeran Xiuhuan yang cemburu [?] Pada seekor Naga.

"Mengapa kau murung? Apa kau cemburu?" goda Niura membuat Pangeran Xiuhuan memandangnya kesal.

"Mana mungkin seorang Xiuhuan cemburu kepada seekor naga?" jawabnya tak terima. Ia menyentuh mata cincin ruang milik Niura hingga terbuka lalu mengangkat anak naga itu dan dimasukkan ke dalam cincin dengan cepat, takut jika naga itu bangun.

"Apa yang kau ... mph!"

Pangeran Xiuhuan membekap mulut Niura yang terus saja berbicara lalu kembali memposisikan kepalanya di pangkuan Niura.

"PERSETAN KAU!"

"MATI SAJA KAU!"

"PEMBAWA BENCANA!"

"HENTIKAN MEREKA!"

Pangeran Xiuhuan kembali menggeram, tangannya terkepal. Ia langsung bangun berdiri kesal saat tidurnya terganggu lagi oleh suara bising di tenda yang lain.

Tepat saat itu, mereka semua menghampiri Niura dan Xiuhuan karena terganggu dengan suara bising itu.

Yihua menghampiri Niura dengan rasa penasaran. "Dari mana asal suara itu?"  tanyanya geram.

Niura menunjuk tenda lain dengan dagunya membuat mereka semua mengalihkan pandangan menatap tenda itu. Tenda berwarna maroon yang sangat ramai dengan keributan.

Mereka melihat Pangeran Xiuhuan yang berjalan dengan kesal menghampiri kerumunan. Niura yang tidak ingin Xiuhuan menambah keributan langsung menyusulnya dengan diikuti oleh yang lainnya.

"Kakak!" Pangeran Minghao terus meneriaki Pangeran Xouhuan yang berada di hadapannya sedari tadi.

Niura berhasil menyalip jalan Pangeran Xiuhuan. Ia mencegat jalannya hingga sang pangeran berhenti dan menaikkan satu alisnya dengan ekspresi wajah datar.

Melihat Xiuhuan yang akan berjalan kembali membuat Niuhura kehabisan akal. Ia merentangkan kedua tangannya agar Xiuhuan tidak kemana-mana.

Salah tangkap. Mungkin karena trlalu kelelahan membuat jalan pikir otak Xiuhuan lemah. Ia melihat Niura merentangkan tangannya langsung memeluknya dari depan, membuat orang-orang yang berada di sekitar menatap mereka berdua.

"Apa yang kau lakukan!"

"Apa? Kau sendiri yang memancingku."

"ENYAHLAH KAU!"

Plakkk! Dug! Sett! Ctarr!

Mereka semua kembali mengalihkan pandangan ke arah keributan. Niura dan Xiuhuan berlari ke arah keributan dan melihat dua orang gadis remaja sedang beradu jotos tanpa ampun. Jika dilihat, banyak yang mencoba melerai keduanya, namun tidak ada yang bisa.

Niura memicingkan matanya, mencoba melihat siapa dua gadis itu. Matanya membulat saat ia kembali mengingat wajah itu, dua saudara sombong yang dirumorkan tidak pernah akur. Xin Qian dan Xinxin.

Di tengah keributan, pandangan Xinxin tiba-tiba menuju ke arah dua pangeran yang ia damba-dambakan. Xiuhuan dan Kangjian.

Bibir Xinxin tersenyum licik, membuat lawannya, Xin Qian banyak mendapat kesempatan untuk melumpuhkan lawannya. Xinxin sengaja membiarkan kakinya dicambuki oleh adiknya sendiri lalu ia sengaja terjatuh dan menangis.

"Sa-sakit ...." gumamnya seraya mengelus kakinya yang memerah. Saat orang-orang ingin membantunya, tiba-tiba Xin Qian kembali mencambuknya dengan kencang.

Ctarr!

Mengambil kesempatan, Xinxin langsung berlari sekuat tenaga ke arah Niura dan langsung menangis di pelukannya. Niura yang masih tidak mengerti terkejut melihat ini semua. Bukankah kedua kakak beradik itu membencinya?

Lengan Niura menangkup wajah Xinxin yang berantakkan. "Ada apa?" tanyanya bingung.

Xinxin membalikkan badannya, menatap Xin Qian yang menatap jengah ke arahnya lalu kembali menatap Niura dengan sendu.

"Dasar jalang! Dimana harga dirimu sebagai wanita? Kau mencintai dua pangeran sekaligus dan menjalin hubungan dengan seorang Dewa kematian?!" sindir Xin Qian menatap jijik melihat kakaknya yang mencari muka di hadapan Niura.

Jleb!

Jantung Niura berdegup kencang. Apa katanya? Menjalin kekasih dengan seorang Dewa kematian? Roiden! Bulir air matanya terjatuh seketika. Pantas saja pria aneh yang menganggapnya sebagai istrinya itu tak pernah mengunjunginya lagi.

Xinxin mengepalkan tangannya, menatap adiknya dengan tatapan marah. "Lebih memalukan mana dengan seorang bangsawan yang menjalin kekasih dengan seorang pengembala hingga membuat malu keluarga?!" Jawaban Xinxin kembali memancing emosi Xin Qian.

Ini benar-benar provokasi besar.

Melihat mereka berdua yang akan kembali berkelahi membuat Niura marah apalagi ia kembali teringat dengan Roiden. Roiden telah memiliki kekasih yang mencintai pangeran Xouhuan dan Kangjian secara bersamaan.

"CUKUP!" teriak Niura marah. Namun tepat disaat ia berteriak, Xin Qian langsung mencambuk Xinxin lebih keras.

Ia bingung ingin membela siapa, kakak atau adik?

"Argh!"

Mereka semua kasihan melihat Xinxin yang tak berdaya. Yihua dan Yi Jian membantu Xinxin untuk berdiri, menggiringnya ke arah tenda milik kelompok hitam dan merah yang lebih tenang diikuti yang lainnya. Sementara Niura masih mematung tak percaya, ia melihat Xin Qian yang terduduk lemah sambil menangis dan orang-orang yang menonton sudah bepergian entah kemana. Niura akhirnya pergi mengikuti yang lainnya meninggalkan Xin Qian yang sendirian walaupun ia tau bahwa Xinxin adalah penghambat kebahagiaannya sekarang.

Xinxin telah merebut orang yang mulai ia cintai, dan berani mencintai orang yang membuatnya nyaman.

Sekepergian Niura, Xin Qian masih setia terduduk lesu. Matanya berkaca-kaca. Tangannya yang terus memegang cambuk berdarah-darah. Hatinya sakit!

Bibirnya terangkat, tersenyum parau menatap kepergian kelompok hitam dan merah. "Kalian memilih orang yang salah."

-TBC-

Author mo adain QnA kecil2an siapa tau ada yg kalian pengen tanyain, kalian komen aja nanti pasti dijawab langsung, kalau banyak yg tanya nnti dijawab di part selanjutnya. Klo gada yg nanya gppa juga.

Buat Niura:

Buat Xiuhuan:

Buat Roiden:

Buat Xin Qian:

Buat Xinxin:

Buat kedua guru (Jia&Huyin):

Teman2 Niura:

Teman2 Xiuhuan:

Author:

Komen ya see u next chappter😘

Oh, ya btw kemarin ada yg dm ktnya pengen bikin grup chat Pomelovers, yakali segitu doang wkwkw ada yg setuju gak?

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now