bab 1 rhidan shaquella wardhana

2.2K 122 1
                                    


Berjuang sendiri terasa melelahkan, berharap tinggi lebih menyesakkan, saat ini ku relakan lebih baik untukmu...

Selamat tinggal cinta

@bunda_khay81

Di kamar seorang wanita yang masih bergelung di balik selimut,

Dia adalah riyani, wanita berusia 28 tahun, di usia yang masih muda dia sudah menjadi janda beranak satu, usia anaknya saat ini adalah 5 tahun

Tok,, tok,,, tokk
"Bun,,, bundaaaa, bundaaaa"

"Kenapa siih dekkk,, berisik banget bunda ngantuk" Sahut riyani agak sewot.

Ridan shaquell Wardana anak laki-laki berusia 5 tahun menerobos masuk kamar riyani

" Bunda ini udah siang,, ayolah bangun aku mau berangkat kesekolah" Rengek ridan

"MasyaAllah boy,, bunda baru tidur tadi jam 3 pagi, kamu berangkat dianter om Rafa aja yakk"

"Gak mau.. Om Rafa lama kaya cewe kalau dandan, kalau jalan kaya keong" Sahutnya ridan

"Husssttt... Itu om kamu sayang"

"Ayolah bunda aku pengen di anter bunda!! " Rengeknya lagi

"Ok,, bunda mandi bentar yaa"

"Hore eeee,, lov yu mom" Sambil mencium pipi riyani lembut

Riyani tersenyum menanggapi teriakan putra semata wayangnya, ridan putra tersayangnya yang selalu memberi kebahagiaan untuknya, walau ridan tak pernah di akui keberadaannya oleh ayah kandungnya, tapi riyani selalu berusaha menjadi orangtua tunggal yang mampu memberi semua kepada ridan.

Pukul 08.00 mobil yang dikendarai riyani sampai didepan TK ALAM BHAKTI, riyani memarkirkan mobilnya di halaman sekolah,

Tak lama bel sekolah berbunyi menandakan waktu masuk sekolah, ridan masih tetap berdiri di samping riyani, dia enggan masuk.

"Hei boy,, kenapa masih disini,, masuklah bersama teman-teman mu" Tanya riyani

"Bunda,, aku takut aku disini saja yaa,, "

" Kenapa boy, ada yang mengganggumu?? "

"Bukan bunda,, hari ini pelajarannya melukis wajah ayah, bagaimana aku mau melukis wajahnya,, melihatnya saja aku tak pernah " Jawab ridan ragu

Bagai disambar petir riyani mendengar jawaban ridan, maafkan bunda sayang, batin riyani

"Baiklah,, hari ini kamu ikut bunda ke kantor aja,, temenin bunda disana gimana? "

"Oke bunda" Sahutnya sambil mengedipkan mata

Selanjutnya riyani membawa ridan ke kantornya,, biarlah nanti Rafa akan menjemputnya selepas makan siang agar ridan tak terlalu jenuh.

Sesampainya di kantor riyani, ridan disambut dengan ceria oleh teman kantor riyani,

Riyani disini menjabat sebagai manajer keuangan, sudah hampir 8 tahun ia bekerja disana, selepas wisuda ia sudah bekerja sebagai staff adm, hingga ia menikah & mempunyai ridan, karirnya melesat tinggi hingga detik ini ia bisa mempunyai rumah & mobil hasil kerja kerasnya.

Dulu saat ia pergi dari rumah mantan suaminya, ia hanya membawa baju & ridan dalam kandungannya.

Kekecewaan terhadap suaminya membuat ia pergi menjauh dari kota kelahirannya, saat pihak kantor memindahkan tugasnya ke kantor cabang di Yogyakarta ia langsung menerimanya.

Meninggalkan orang tua, sanak keluarga, ia berjuang di kota pelajar berdua bersama ridan, sedih tapi itu harus ia lewati demi masa depan ridan.

Sesampai di kota Yogyakarta ia di tolong oleh bu endah orang tua Rafa, untuk mendapatkan rumah kontrakan yg tak terlalu jauh dari kantor tempat bekerjanya.

Riuh suara cekikikan para teman kantorku, ridan masih jadi sumber utamanya, ridan pribadi yang manis, humble, ramah dan cepat akrab dengan siapa saja yg dekat dengannya.

Jam kerja terasa cepat, jam istirahat pun telah tiba, saatnya berlari menuju kantin, ku raih tangan ridan menuju lift untuk turun ke kantin kantor yang terletak di basement.

Ting.. Suara pintu lift terbuka

2 orang pria ber jas hitam memasuki lift yang aku naiki, aku hanya menatap sekilas lalu mengalihkan pandanganku ke arah ridan, tapi tunggu kenapa wajahnya familiar sekali. Aku langsung menoleh ke arahnya kembali, pria itu masih berdiri kaku disana.

"Oh Tuhan.. Dia Davian okta wardhana adik iparku, upsss mantan adik iparku"

"Kakak ipar" Tanya nya masih dalam keadaan terkejut melihatku ada disini

"Hai apa kabar dav,, " Jawabku cuek

"Kak kak sedang apa disini? "

"Aku sedang mengunjungi temanku yang bekerja disini" Jawabku sekenanya

Dia manggut-manggut mendengar jawaban ku

"Bunda aku mau di gendong" Rengek ridan

"Ayolah boy kau sudah besar "

Davian menatap ridan penuh selidik, jangan sampai dia curiga ridan anak kakaknya. Dia berjongkok menyamakan tingginya dengan ridan

"Hai,, kenapa sayang minta gendong capeknya,, mau digendong sama om dav? " Tanya davian

"No, kata bunda aku gak boleh sembarangan di gendong orang asing om"

"Kak,, apa dy anakmu? "

"Seperti kau lihat" Jawabku sarkas

"Tapi bukannya waktu itu hasil test menyatakan kau tak bisa punya anak"

" Siapa yang bisa melawan takdir dav"

"Kak apa dy anak kakak ku Daniel? "

" Maaf aku sudah menikah lagi setelah bercerai dengan kakakmu"

"Tapi kenapa wajahnya sangat mirip dengan Daniel"

" Mana kutahu "

Pintu lift terbuka, dan aku berjalan keluar lift sambil menggandeng jari mungil ridan.

Davian mengikuti arah langkah ku, duduk di bangku kantin bersebelahan dengan bangku ridan.

Davian seperti sedang menunggu orang, tatapannya resah menatap jam tangan & pintu kantin.

Aku jauh lebih resah takut Daniel ada disini aku sudah jauh menghindar dari Daniel agar dia tak menemukan ku.

Huffttt,,, rasanya ridan harus pulang ku tekan tombol HP nk Rafa & menghubunginya.

"Tolong jemput ridan sekarang yakk"

Tak berselang lama,, Rafa sampai di meja kantin ku dengan style kemeja & jeans belel favoritnya

"Aku titip ridan, jangan lupa bobo siangnya nanti aku balik agak malam" Ucapku saat Rafa penuh kasih menggendong ridan ke dadanya

"Ok" Jawab Rafa singkat padat jelas



Cinta RhiyaniWhere stories live. Discover now