bab 9 penjelasan

918 64 0
                                    

Pembicaraan semalam dengan Daniel membuat kepala riri terasa pusing. Makin membuat dia penat. Apa benar ibu mertuanya yang merencanakan perpisahan dirinya dan Daniel.


Riri berjalan menuju kamar mandi. Dan bergegas untuk ke kantor.

Sesampainya diruang tamu ada Rafa & rhidan sedang menyantap sarapan pagi.

"Raffa hari ini mba bisa titip rhidan di kamu? "

" Bisa mba,, akh kan libur hari ini"

" Ya udah, mba titip yakk"

" Sipp"

Rhidan menatap tajam wajah bundanya.

"Bunda,, aku mo ikut ke kantor, aku mo ketemu om Daniel"

"No.. "

"Bunda jahat,, aku cuma mo ketemu om Daniel, "

" Kamu sama om raffa di rumah aja"

"Bunda,,, "

"Gak ada drama, gak ada ngambek, gak ada nangis" Tegas riri

Wajah rhidan murung, hari ini bundanya terlihat sangat tegas.

Riri menghela nafasnya, hari ini dia harus terlihat sangat kejam agar rhidan mengerti.

Riri gak mau rhidan tergantung dengan Daniel, walau Daniel adalah ayah kandungnya. Tapi riri harus waspada. Riri gak mau rhidan terluka dengan keadaan mereka saat ini.

"Kau adalah matahari bunda nak,, bunda gak mau kamu terluka jadi maaf bunda harus menjatuhkanmu" Bathin riri

####

Lift telah sampai dilantai 15. Riri langsung menuju ruangannya. Hari ini hatinya terasa gamang. Setelah semalam mendengar penjelasan Daniel.

Daniel pun merasa gelisah di ruangannya. Sungguh mamanya telah merusak kebahagiaan rumah tangganya. Hari ini rencananya Daniel akan menemui mamanya dijakarta.

Dia akan menyelesaikan semuanya malam ini. Mamanya sudah sangat keterlaluan. Menyingkirkan orang yang sangat Daniel cintai.

Daniel melangkahkan kaki ke arah ruangan riri.

"Rhii.. Keruangan ku sekarang, aku mau bicara"

"Baik Pak,, "

Daniel segera menuju ruangannya, riri mengikuti di belakangnya.

"Silahkan duduk rhii"

"Aku akan balik kejakarta siang ini, aku akan selesaikan masalah kita malam ini juga, aku akan vc kamu saat pembicaraan nanti. Agar Kamu tau siapa disini yang bersalah" Terang Daniel

" Terserah bapak saja" Sahut riri

" Rii,, aku mohon percaya sama aku, aku gak pernah mau berpisah denganmu, aku terpaksa melakukannya karna dulu aku belum bisa berbuat apa-apa, aku belum punya kekuasaan seperti sekarang."

" Terserah bapak saja"

" Kenapa kamu formal sekali rii, aku kan bilang kalau tak ada orang panggil aku seperti biasa dulu kamu panggil aku"

" Disini kantor pak,, saya harus profesional "

"Riri,, kamu makin lama makin ngeselin yakk,, makin pengen aku cium "

Riri terbelalak mendengar ucapan Daniel,

" Cium,, cium,, situ sehat pakk,, situ Siapa main cium aja, emang saya wanita apaan main sosor sosor aja"
Jawab riri sambil memo nyong kan bibirnya.

"Masyallah rii, kenapa kamu makin menggemaskan seperti ini, kayak anak SMA lagi ngambek ma pacarnya" Sahut Daniel sambil mengulum senyum

"Bodo amat, EGP,, wleee" Riri menjulurkan lidahnya terus mengeluyur ke luar ruangan.

Daniel menggeleng-gelengkan kepalanya, sungguh sikap riri telah banyak berubah, dia menjadi wanita yang dewasa, agak jutek, lebih meluap-luap, garang kayak macan, lembut satu bersama anaknya.

"Huffftt,,, bisa gila aku melihat tingkahnya saat ini, makin garang semua omonganku langsung di jawab dengan lugas, beda saat dulu ia adalah wanita yang sangat lembut" Lirih Daniel dalam hati


Cinta RhiyaniWhere stories live. Discover now