bab 17 suasana hati

704 54 0
                                    

   

Berlari menjauh dari pandanganmu
Berjalan tertatih melupakanmu
Berharap cinta pergi dengan berjalannya waktu

Dan aku kalah lagi...
( Cinta rhiyani )



Daniel pov

Aku tak menyangka akan bertemu lagi dengannya dan berakhir menikah. Bahagia yang kurasa. Aku tak sabar untuk hidup serumah lagi dengannya. Menghabiskan waktu bersama anak-anak kami.

Setelah ijab kabul. Aku tak membiarkan riri jauh dariku. Jari mungilnya selalu ku genggam dengan lembut. Tujuh tahun kami berpisah dalam kesalahpahaman.

Dia gadis mungil yang amat lembut. Selalu tersenyum dalam keadaan apapun. Membuatku jatuh cinta untuk pertama kali.

Dulu dia bersikukuh tak mau berhijab. Walau aku selalu menyuruhnya. Dia gadis tomboy yang paling cuek dengan dandanannya.

Cewek yang setiap hari selalu pakai jeans & kaos serta kemeja kotak-kotak. Rambut yang selalu di ikat kebelakang dalam keadaan berantakan. Sepatu sneakers yang selalu mengiringi langkahnya ke kampus.

Dia dengan kesederhanaan nya. Dia yang tampil apa adanya yang selalu membuatku jatuh cinta.

Saat aku meng khitbahnya banyak yang protes dengan keputusanku. Aku yang aktif sebagai ketua rohis. Mengisi kajian di beberapa acara. Mengajak semua untuk giat beribadah. Malah memilih riri si gadis tomboy untuk menemani ibadah terpanjang ku.

Tapi sekarang riri sudah berubah menjadi seorang wanita muslimah yang cantik. Keibuan. Berbudi luhur. walau kadang galaknya kayak macan. Aku tetap suka padanya.

Sudah satu jam kita menikah. Tapi riri masih saja menundukkan kepalanya dihadapanku.

"Ehemmm,,, riii apa lantai itu begitu menarik, hingga kau selalu menatapnya" Tanyaku pelan

"Ehh,, bukan gitu pak,, eh,, kak,,, eh mas,, maaf saya masih agak belibet"

"Gapapa rii santai aja, "

" Enggh,,, ehhh,, itu aku mau telpon Rafa dan bude mas "

" Oh,, ya sudah kamu telpon mereka dulu ya,, "

"Eng,,, itu mas bisa minta tolong lepaskan tangan ku, aku mau telpon"

"Oh.. Iya sayang, mas lupa hehehe.. "

Sejenak kulihat wajahnya merona, perlahan dia berjalan keluar ruangan. Tempatku dirawat.

Sepi terasa. Saat riri meninggalkan aku diruang rawat ku. Tak lama ridan masuk. Langsung berlari ke arah brankar ku.

" Papa kapan pulang, aku mau bobo, disini tempat tidurnya sempit" Tajuknya

"Nanti papa tanya om dokter ya boy, semoga hari ini bisa pulang"

" Siap kapten "

"Ya udah sekarang anak papa yang ganteng, main dulu sama om dav yaa, "

"Gak mau paaah, om dav ngajakin ketemu tante vania mulu" Jawab Rhidan sambil mengerucutkan bibirnya

Sekilas ku tatap tajam davian, adik ku satu-satunya, adik yang sangat jahil, adik yang selalu ada disaat aku terpuruk, dia juga asisten pribadiku.

"Hehhehe, maaf kak, sekalian tadi aku ketemu vania di lorong rumah sakit"  Sahut davian sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Kamu jangan mengajari hal aneh-aneh pada anakku"

Riri masuk dengan raut wajah tak terbaca. "Mmm.. Pak besok aku balik ke Bandung yaa,, kerjaan aku dah menumpuk" Tanya riri pada Daniel

"Siapa yang suruh kamu balik ke Bandung, ingat yaa kami sekarang istri aku. Istri  pemilik perusahaan wardhana corporation" Sahut Daniel sarkas

"Ayolah pak,, jangan gunakan kekuasaan bapak. Ijinkan aku besok ke Bandung"

"No.. "

"Ihhh.. Nyebelinnnn... Suami siapa siih?" Sahut riri sambil  menghentakkan kakinya ke lantai

" Sayang... Kamu kalau gitu kayak anak abg. Lagi cemburu sama pacarnya " Jawab Daniel sambit terbahak

Puuuk

Tiba-tiba bantal sofa melayang kearah Daniel.

"Omegot.. Sepertinya akan datang badai.. " Seloroh davian sambil meluncur menggendong ridan ke punggungnya

Riri menatap tajam davian, yang membawa ridan keluar dari kamar rawat Daniel.

" Sayang,, kemarilah"

"Maaf aku tak ijinkan, nanti kita ke Bandung sama-sama yaa,, tunggu berapa hari lagi"

"Janjii"

" Iya sayang, janji " Daniel lalu mengecup jemari riri dengan lembut

" Kita nikmati malam pertama kita ya di rumah sakit. Nanti aku minta dokter siapin ruang VIP yang kedap suara"

"Danielllll.... "


Cinta RhiyaniWhere stories live. Discover now