bab 10 percikan rindu

833 63 0
                                    





Hari berganti hari. Daniel disibukkan dengan berbagai aktivitasnya di jakarta. Rhiyani pun sibuk dengan aktivitas kerja dan mengurus rhidan buah hatinya.

Malam ini riri menatap langit kamarnya, ada rindu terselip dalam relung hatinya. Daniel hampir memenuhi seluruh ruang di hatinya. Pria pertama yang mengajarkan cinta & kasih sayang. Pria pertama yang mengajarkan menahan rindu. Dan pria pertama juga yang memberikan luka di hati riri.

Jika waktu mungkin bisa menyembuhkan luka. Tapi waktu juga belum tentu bisa melupakan luka. Memaafkan itu mudah, melupakannya yang susah. Apalagi mengenai orang terdekat kita.

Dulu aku hanya di hina oleh mama mertua ku hanya karna aku tak kunjung memberinya cucu. Hingga ia tega memfitnah dengan segala cara agar aku menjauh dari putranya.

Saat itu terjadi Daniel seolah tak berdaya membelaku di hadapan orangtuanya. Membiarkan fitnah tersebut berkembang hingga meluluhlantakkan hati & diriku. Menjadikan aku wanita mandul dihadapan mereka.

6 tahun sudah penderitaan ku, tapi sekarang Daniel datang mengorek kembali luka hatiku. Menyiram luka tersebut dengan cuka asam. Membuat hati ku bergejolak antara marah & benci. Apakah nasib wanita seperti ini dipersalahkan tanpa tahu kejelasan.

Tok.. Tok.. Tok...

Lamunanku buyar saat pintu kamarku diketuk oleh krucil kesayanganku

" Kenapa sayang,, kok belum bobo? "

" Aku gak bisa bobo bun, aku teringat sama om boss, aku pengen ketemu om bisa besok boleh gak bun? "

" Om boss masih di jakarta sayang, nanti kalau om dah di kantor bunda, kamu bunda ajak temuin om yaa"

" Makasih bunda, " Rhidan mencium lembut pipi riri

Manisnya anak ini, ternyata ikatan darah antara mereka sangat erat, dalam waktu beberapa jam saja mereka sudah sangat akrab. Padahal rhidan anak yang sukar dekat dengan orang yang baru di kenalnya.

Malam ini dia gelisah ingin berjumpa dengan ayahnya. Dalam tidur pun malam ini dy sering mengigau menyebut nama Daniel.

Entah mengapa sampai malam menjelang pagi mataku sulit terpejam. Begitu juga rhidan berapa kali dia terjaga sambil mengigau memanggil nama Daniel.

Drttt,, drttt,, drttt,,,

Suara denting HP ku berbunyi, ku lirik jam weker di nakas pukul 03.55

Hallo.....

Apaaaa, ???

Baiklah, aku akan segera ke Jakarta, secepatnya...

Baik, aku tutup telepon nya

Lemas terasa sekujur badanku, airmataku menetes perlahan menyusuri pipi. Tuhan takdir apalagi ini. Mengapa harus seperti ini. Apakah ini arti kegelisahannya, apa ikatan cinta diantara mereka begitu kuat. Hingga takdirMu begitu kejam untukku.

Bergegas ku benahi bajuku & rhidan juga perlengkapannya ku masukan kedalam koper. Memesan tiket ke jakarta.

Tuhan semoga keputusan ku ini benar

Pukul 06.40 pesawat yang ku tumpangi mendarat di bandara soekarno-hatta. 6 tahun ku tinggalkan kota ini. Hari ini ku injakkan kaki lagi kesini bersama buah hatiku.

Davian sudah berdiri menunggu kami berdua. Sorot matanya sendiri menampakkan kesedihan. Dengan sigap dia mengambil koper ku dan memasukkannya ke bagasi mobil. Setelah kami masuk ke mobil ia menjalankan mobil dengan kecepatan sedang.

Hanya ada suara mesin mobil mengiringi perjalanan kami. Davian terdiam seribu bahasa. Aku jenuh dengan suasana sunyi seperti ini.

Mobil yang ku naiki memasuki parkiran rumah sakit. Setelahnya kami berjalan menuju IGD rumah sakit. Ada getaran dihatiku yang membuat air mata ku menetes tanpa tahu tujuan.

Rhidan tertidur di gendongan davian. Ruang IGD pagi ini sangat ramai. Ku ikuti langkah kaki davian.

Seketika pintu IGD terbuka. Aku menyusuri bangsal pasien. Hingga di ujung ruangan ku melihat sosok itu penuh dengan alat di dada & kepalanya.

Jlebb,, terasa sesak nafas ku. Pasukan oksigen terasa habis. Seketika aku terjatuh ke lantai rumah sakit. Daniel terbaring lemah dengan berbagai alat di dada & kepalanya.

ku dekati, ku tatap wajah itu, dy tertidur dengan damai walau banyak alat mengelilinginya.

" Kak Daniel kecelakaan beruntun di tol jagorawi kak,, saat balik dari bogor menghadiri meeting bulanan"

Aku terdiam, sesaat menatap wajah tampan itu yang selalu menghiasi relung hatiku.

"Saat aku bawa ke ambulance , kak Daniel memanggil nama kak riri juga rhidan"

Aku menoleh kearah davian, serius Daniel memanggil namanya, apakah ini takdirMu Tuhan



Cinta RhiyaniWhere stories live. Discover now