•Part 15• Sakit?

380 110 85
                                    

Now playing | Kangen Band - Bintang 14 Hari

Nggak usah sok peduli kalau lo cuma mau ninggalin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nggak usah sok peduli kalau lo cuma mau ninggalin. Lebih baik gue rawat diri sendiri daripada dirawat sama lo.

***

"Li, maafin gue, ya, soal kemaren?"

Pipin, Razeta, serta Jubaedah sekarang berada di depan Lilly sembari memohon maaf dari gadis itu. Ketiganya sama-sama membuat permohonan maaf dengan tulus.

Sementara Arvenila, cewek itu mengomentari tingkah ketiga cewek di depannya sembari memakai kutek.

"Haduh, udah kejadian, baru minta maaf lo semua," ujar Arvenila.

Razeta berbalik. "Eh, kamu gak usah ikut campur!"

"Urusan lo apa? Hah? Sono minta maaf aja!" bentak Arvenila.

Razeta mendekati Arvenila dan mendorong tangan Arvenila yang sedang memakai kutek. Alhasil, kutek Arvenila jadi terpeleset dan hasilnya sangat jelek.

"HURUF ZET!!! APA SIH MAU LO?!" bentak Arvenila berdiri dari kursinya.

Lilly yang berada di dekat Arvenila meraih tangan cewek itu. Lilly pun ikut kesal. "Razeta, ini kutek Arvenila jadi jelek. Kamu kok nggak minta maaf sih?"

Razeta gelagapan. "Eh? A-aku, harus minta maaf, ya, Li?"

"Iya dong. Kan kuteknya Arvenila jadi jelek begini--"

Arvenila menoleh ke samping dan menarik tangannya dari Lilly. "Kutek gue jelek, Li?"

Lilly melihat kutek Arvenila. "Iya, jelek karena ulah Razeta. Seandainya--"

Arvenila maju dan menarik rambut Razeta dengan kuat. Cewek ini selalu saja mengganggunya jika dia sedang melakukan sesuatu. Entah itu sesuatu yang serius maupun tidak.

Razeta tidak tinggal diam. Cewek itu menarik almamater Arvenila, sampai lencana emas milik gadis itu jatuh akibat tarikan Razeta yang terlalu kuat.

Arvenila pun berdecak dan dia hendak mengambil lencananya di lantai. Ketika dia sudah hampir meraih lencananya, tangan cowok duluan mengambilnya. Arvenila mengangkat wajahnya, dan mendapat wajah Valdez di depannya.

"Nih, lencana lo jatuh." Valdez memberikan Arvenila lencana gadis itu. Arvenila pun mengambilnya dari tangan Valdez dengan senyum rikuh.

Arvenila menyelipkan rambutnya. "Makasih, ya, Val."

Razeta yang sudah mencium bau-bau cinta, berteriak. "UWAAA, KALIAN PACARAN, YA?!"

Arvenila menoleh dan memasang wajah juteknya. "Heh, huruf zet! Diem aja lo kalau nggak tau apa-apa!" Arvenila kembali menatap Valdez di depannya. "Val, lo gak usah dengerin omongan--"

ArionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang