🌙 FAKTA🌙

124 32 0
                                    

••●○●••

Chanyeol melepas sepatu olah raganya di belakang pintu rumah dan meletakkannya di rak sepatu. Dia masuk lebih dalam ke rumah, suasana sangat sunyi, tidak ada sambutan semangat dari si Happy Virus, Taehyung. Chanyeol melongokkan kepalanya disela - sela pintu kamar saudara tirinya yang sedikit terbuka. Kosong.

Panik langsung menghantui Chanyeol dari ujung kepala sampai ujung kaki. Detak jantungnya bekerja dua kali lipat dari sebelumnya. Dia berjalan ke dapur. Tidak ada. Lalu ke kamarnya, sama saja. Dia semakin panik.

Kemana saudara tirinya pergi? Chanyeol mulai berpikir keras. Oh ya, Taehyung 'kan tidak pintar, kalaupun ia pergi dari rumah pasti tidak akan jauh dari sekitar sini. Chanyeol segera melepas tas selempangnya dan berlari keluar mencari Taehyung.

Chanyeol berhenti saat melihat seorang tidur di kursi seberang jalan. Kakinya panjang, rambutnya lurus berwarna coklat. Napas Chanyeol menggebu, dia menopang tubuhnya dengan bantuan tangan yang memegang kuat pintu box telepon umum.

Tangan yang satunya lagi memegangi dadanya yang terasa sesak. Berusaha mengatur napasnya agar tidak mengeluarkan suara yang bisa membuat Taehyung menyebrang jalan tanpa menunggu lampu hijau nyala.

Perlahan, napas Chanyeol kembali normal. Dia menekan tombol di tiang lampu lalu lintas. Beberapa detik kemudian, lampu hijau menyala dan ia pun menyebrang.

Dia menjaga betul langkahnya agar tak menimbulkan suara yang memancing saudara tirinya. Sampai akhirnya dia berhasil berdiri di dekat Taehyung dan membangunkan orang yang tengah tertidur dengan sebuah ponsel melingkar dilehernya.

"Hei, Tae bangun." Chanyeol menyenggol kaki saudara tirinya. Taehyung langsung berdiri, kepalanya menoleh ke kanan kiri layaknya orang linglung. Dan baru menyadari keberadaan Chanyeol di dekatnya.

"Chanyeol~" Serunya senang dengan mata berbinar - binar.

Tapi, Chanyeol langsung menamparnya. Rasa kasihan yang tadi meliputinya saat melihat bocah ini di depannya kini pun hilang.

Taehyung bahkan tidak menyadari kesalahannya dan selalu tersenyum lebar tanpa dosa. Membuat hati Chanyeol berkecamuk.

"Chan..yeoll..." Suara Taehyung bergetar, kedua mata besarnya berkaca - kaca.

"Kau ini bodoh atau apa? Kenapa kau tidak meneleponku kalau kau butuh sesuatu. Sudah kubilang jangan keluar sendiri tanpaku. Kau tahu kan ini sudah hampir malam? Bagaimana kalau kau hilang (dan ibu akan memarahiku)?" Bentak Chanyeol tanpa ampun. Dia benar - benar marah pada saudara tirinya.

"Ma-maafkan aku.." Kepala Taehyung menunduk lesu. Salah satu tangannya terangkat untuk menghapus air matanya yang mengalir.

"Bodoh! Ayo pulang!" Kata Chanyeol berlalu menekan tombol ditiang lampu lalu lintas. Dan menyebrang bersama Taehyung yang berjalan di belakangnya.

Dia masih menangis. Sedikit membuat Chanyeol merasa bersalah tapi juga malu karena pandangan aneh orang - orang pada Chanyeol.

Taehyung masuk ke dalam kamarnya. Dia tidak menangis lagi tapi menyisakan sembab dikedua matanya. Chanyeol yang melihat terduduk di lantai dan bersandar pada tembok batu bata. Dia mengacak rambutnya frustasi.

Apa lagi yang harus ia lakukan agar Taehyung menyadari kalau dirinya itu sangat khawatir. Membentak, memarahi, ataupun menampar saudara tirinya bukanlah jalan terbaik.

𝗕 𝗟 𝗔 𝗖 𝗞   𝗣 𝗘 𝗔 𝗥 𝗟 ✔ Ⓒ︎Ⓞ︎Ⓜ︎Ⓟ︎Ⓛ︎Ⓔ︎Ⓣ︎Ⓔ︎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang