Chapter 21. |give up

Start from the beginning
                                    

"iya selamat pagi"




Luna meletakkan gagang telpon di tempatnya lalu ke dapur "siapa mah?" tanya zea



"dari help center, katanya nyari zeanna lavender. Perawatnya ngasih tau jadwal konsultasi. Mama bilang salah sambung lah, anak mama ga mungkin kesana kan?" tanya nya seraya tersenyum.




"mungkin namanya cuma sama" luna menggedikkan bahunya.




Zea tertegun.






Perawat itu jelas pasti mencari dirinya.






"udah ayo makan, mama mau siapin sarapan untuk kamu terus mandi"



Seperti biasa luna berangkat lebih siang, wanita itu menawarkan diri untuk mengantar zea kesekolah, namun zea menolaknya.


Setelah semalaman berpikir pagi ini sebelum berangkat kesekolah zea akan menemui doyoung untuk mengajaknya keluar nanti sore atau malam.


Pucuk di cinta ulangpun tiba.




Entah kebetulan dari mana ketika zea keluar dari balik pagar rumahnya doyoung juga baru keluar dari balik pagar rumahnya. Langsung saja zea menghampiri doyoung yang hendak masuk kedalam mobilnya. "kak Doyoung" panggilnya.



Semalaman zea berpikir kalau doyoung lah orang yang tepat, doyoung sudah mengetahui semua masalahnya setelah jaehyun. Pasti doyoung bisa menjadi tempatnya bercerita.





"eh zea" doyoung meliriknya sekilas lalu meletakkan tas kerjanya di kursi belakang.




"kakak sibuk ga? Aku mau--"






"yah sorry banget ze, gue agak sibuk. Minggu depan om taeyong nyuruh gue ke palembang" doyoung memotong ucapan zea.





Zea tersenyum kecut "oh yaudah, semangat ya kerjanya kak!" zea mengepalkan tangannya yang lemas, memberi semangat untuk doyoung.




"iya ze, gue duluan ya. Udah telat, bye!" doyoung segera masuk kedalam mobilnya lalu pergi meninggalkan zea yang masih berdiri ditempat.




Tin..



Doyoung membunyikan klakson pertanda pamit. Zea memaksakan senyumnya sambil melambai pada mobil doyoung yang melintas didepannya.




"Hhhh aku beneran udah sendiri sekarang" gumamnya lirih.



"satu satunya cuma jeno"







Zea menapaki kakinya di pelataran sekolahnya dengan gontai. Semangatnya untuk sekolah bahkan untuk hidup rasanya sudah hilang. Beberapa kali bahunya ditabrak siswa siswi yang berlari berhamburan masuk kedalam sebelum bel berbunyi.





Tatapan zea kosong, lututnya lemas begitu juga tangannya.



Rasanya zea ingin mati sekarang juga.





Mata sipit jeno menangkap sosok yang dikenalinya, sosok yang membuatnya kecarian kemarin sampai malam. Buru buru jeno melepas helmnya lalu lari menghampiri zea.




"kak zea!" panggilnya





Zea berhenti, menoleh kekiri dengan gerakan pelan yang terbilang malas. Jeno berhenti berlari, bibir tipisnya tersenyum menyapa wajah suram zea.





"kakak kemaren kenapa ga masuk? Masih sakit?"





Mata sayu zea menatap jeno sebentar, kedipan matanya sangat pelan. Seolah enggan untuk melakukannya.





"...jeno" panggilnya lirih




"kenapa kak? Kemaren kakak kemana? Ketemu papa nya kakak?"





"kemaren gue pergi ke help center"





Senyum jeno luntur perlahan lahan.




Jeno tau itu tempat apa. Sepupunya pernah pergi kesana diam diam. Itu adalah tempat yang tepat. Tapi jeno tetap merasa sedih.



"gue gelisah sejak tau kak jaehyun main belakang, gue ga bisa tidur. Gue cemas, gue selalu ngerasa capek. kemaren gue ke help center untuk mastiin semuanya. D-dan gue---"





Bruk





Jeno menghentikan zea untuk melanjutkan penjelasannya, jeno sudah tau. Zea tidak butuh apa apa sekarang, zea hanya butuh pelukan dan dukungan moral.



Jeno memeluknya erat, sangat erat. Zea sampai harus berjinjit karna pelukannya. Jeno menenggelamkan wajahnya dibahu kanan zea.



Jeno tak mau kehilangan zea seperti jeno kehilangan sepupunya.




"jangan diterusin, aku paham, aku tau. Kakak ga boleh nyerah, ada aku. Aku akan temenin kakak lewatin semuanya, aku akan jadi pengganti om jaehyun untuk kakak"






"aku akan jadi pengganti kak Doyoung tetangga kakak itu buat kakak"


"mama dan papa kakak ga perlu tau, aku yang akan temenin kakak sampe seterusnya"




Air mata zea merembes keluar "m-mereka memang ga pernah tau"




"aku ga mau kehilangan kakak" cicitnya.





Jaehyun tersenyum miris melihat apa yang terjadi di depan sana. Hatinya sakit bukan main. Ingin rasanya jaehyun menyingkirkan laki laki yang sedang memeluk zea erat disana.





Ini kah jawaban dari apa yang dicarinya?




Ini kah alasan dari perlakuan zea kemarin padanya?



Apakah benar zea sudah melupakannya?





Entahlah. Jaehyun merasa kalau hatinya hancur, hidupnya hancur sekarang. Zea nya benar benar sudah melepaskan nya. Jaehyun tersenyum paksa.




Matanya memanas, pasokan udara didalam rongga dadanya terasa menipis. Dadanya sesak dan nafasnya tersengal senggal saking sesaknya.





"ternyata kamu benar benar udah ngelupain aku" gumamnya "semoga pilihan kamu bisa mengobati luka yang aku buat, zea"




"aku berhenti sampai disini"




Dan jaehyun pun pergi meninggalkan sekolah zea dengan segala sakit hati dan kekecewaannya. Jaehyun kecewa pada dirinya sendiri karna membuat orang lain menghapus luka dihati zea nya.


Padahal 2 tahun lalu jaehyun lah yang menghapus luka di hati zea yang digoreskan kedua orang tua gadis itu. Tapi sekarang malah jaehyun lah yang menggoreskan luka dihati nya yang sudah hancur.














































Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Coba sini bilang kalian tau apa

Positions 정재현Where stories live. Discover now