Chapter 11. | 'sakit'

Start from the beginning
                                    

Dengan polosnya perempuan itu mengangguk beberapa kali sambil mengedipkan kedua matanya "iya gitu aja, kakak kan kesulitan bagi waktu. Jadi biar kakak fokus kerja dan supaya aku ga nungguin kabar dari kakak terus"

"supaya aku ga jadi beban tambahan untuk kakak, makanya kita putus dulu aja. Nanti kalau kakak ga sibuk dan mulai bisa bagi waktu lagi kita bisa pacaran lagi" kalimatnya ditutup dengan senyum lebar.


Jaehyun menghela nafas lalu menggeleng "enggak zea, ga ada putus putus. Aku bahkan ga pernah mikir ke situ, break aja enggak"


"tapi kasian, kan kak jaehyun sibuk. Aku ga mau nambah beban pikiran kakak. Aku ga mau kakak harus mikirin jemput aku juga, mikir ngabarin aku juga. Aku ga mau, nanti kak jaehyun malah sakit" katanya sembari manyun.


Kenapa masih ada perempuan yang berpikiran seperti ini setelah mahkota nya di rengut? Kenapa? Bukannya seharusnya mereka mempertahankan lelaki yang sudah berhasil merenggutnya?


Tapi kenapa malah samg laki laki lah yang takut jika di tinggal?

Kenapa?

Kenapa malah terbalik?


Jaehyun juga tidak mengerti, yang pasti jaehyun merasa sangat takut sekarang. Takut kalau zea pergi meninggalkan nya dan tak pernah kembali.


Tangan kanan jaehyun mengusap wajahnya "aku ga mau, zea. Aku ga mau putus, aku janji mulai hari ini aku akan bagi waktu aku yang adil untuk kamu supaya aku ga mengabaikan kamu lagi"

"tapi kaaaaak...."


"ga tapi tapi, zea. Aku ga mau, pokoknya aku ga mau. Kamu ga boleh bilang putus kayak gitu lagi" suara jaehyun terdengar parau.

Zea membuka sabuk pengamannya lalu memeluk jaehyun "iya, maaf ya kak..." kepalanya di istirahatkan dibahu kanan lelaki iti


Di dekapnya tubuh itu erat erat "jangan bilang gitu lagi, zea. Aku ga suka"



"iya maaf" zea pun mengangguk dalam pelukan nya. Barulang kali jaehyun mengecupi bahu zea.



Jaehyun benar benar takut kehilangan.


Sampai didepan sekolah nya zea segera membenarkan posisi jok yang tadi jaehyun turunkan karna perempuan itu mengeluh sakit dibawah sana.

Sepasang mata indahnya mengamati pergerakan zea yang sangat kesulitan. Jaehyun ikut meringis tanpa sadar ketika zea meringis.

"masih sakit banget ya sayang?" tanyanya.

"euh? Iya masih, apa lagi kalau pipis"

"boleh aku liat?"


"apa?" tanya zea ulang. Tidak! Dia mendengarnya dengan jelas, tapi hanya ingin memastikan takut kalau telinganya salah dengar.


Jaehyun mengangguk membenarkan "iya aku mau liat, mungkin ada luka lecet atau apa"

Diliriknya kaca depan mobil yang memperlihatkan keadaan diluar mobil, banyak siswa siswi yang berlalu lalang dan sesekali melirik kedalam mobil.


"t-tapi kan diluar banyak orang, n-nanti kalo mereka liat gimana?"



Ah ya betul juga!




"ah iya" jaehyun menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "kalo gitu nanti aku jemput kamu pulang sekolah, kita ke rumah sakit ya?"


"kenapa harus ke rumah sakit? Kan kakak bisa bantu aku liatin, ada luka atau enggak"


"biar di periksa keseluruhan juga, sayang" ucap jaehyun dengan lembut "biar kalau ada luka langsung dikasih obat dan tau bagaimana caranya biar ga luka lagi"


"tapi aku malu kak" cicitnya malu malu.



Jaehyun tersenyum lalu mengusap pipinya "dokter nya cewek kok, ngapain malu? Aku juga ga mungkin ijinin kamu di periksa kalo dokter nya cowok. Mending aku aja yang periksa kalo gitu"


"yah mau ya ke dokter, biar cepet sembuh. Aku ga tega ngeliat kamu kesakitan gini terus" di rematnya tangan kanan zea lembut.


"yaudah aku mau"



Persetujuan zea membuat jaehyun tersenyum lega. "nah gitu dong, itu baru anak pinter" pujinya sambil menepuk nepuk pucuk kepala zea.


"oiya aku lupa" seru zea.

"lupa apa? Kamu lupa ngerjain tugas?"


"enggak, aku lupa bilang kali ini aku juga sakit. Subuh tadi aku kebangun karna tiba tiba sakit banget, pas aku liat ternyata ada luka. Kak jaehyun gigi kakak tajem banget" jelasnya sambil memegangi dada bagian kirinya.


Mati matian jaehyun menahan tawanya. Zea terlihat seperti anak kecil yang sedang mengadu pada orang tuanya tentang luka karna terjatuh dari sepeda.


"oh ya? Masa sih? Kayaknya aku gigitnya ga kenceng kenceng banget deh" jaehyun berpura pura lupa seberapa kencang giginya menggigit itu.


"beneran, aku ga boong. Aku sampe lepas bajunya aku, karna kegesek gesek sama bra nya aku itu sakit"



"masa sampe luka sih?" jaehyun berusaha membodohi perempuan lee ini.


"iya betul, kayak gini nih" di tariknya tangan kanan jaehyun, zea menggulung sedikit lengan kemeja panjang yang jaehyun kenakan lalu mendekatkan lengan jaehyun ke mulutnya.


"awh zea sakit!" jaehyun memekik kesakitan saat zea menggigit lengannya kencang.


"kayak gini lukanya" di tunjuknya bekas gigitan di lengan jaehyun "luka nya kayak gini persis, kakak aja kesakitan apa lagi kemarin itu kakak gigit aku kenceng banget"


"y-ya udah nanti kita ke dokter sekalian periksa luka disitu"


"kakak ga boleh gigit aku kayak gitu lagi ya tapi, aku ga aku ga mau ke dokter!" ancamnya.


"iya aku janji ga akan gigit kamu lagi, tapi masih boleh kan?"

"boleh apa?"


"boleh kayak kemaren lagi" ucapnya kedengan kedua alis yang naik turun dan senyum menggoda.


Zea nampak berpikir, menimang nimang permintaan jaehyun barusan. Sakit memang tapi enak, ya walaupun sakit ya memang enak. Zea merasa pipinya memanas mengingat kemarin jaehyun mengajukan pertanyaan tentang 'enak atau enggak'

Melihat wajah merona zea membuat jaehyun mencolek hidungnya manja, jaehyun tau bahwa perempuan itu pasti teringat hari panas mereka kemarin.


"ayee kamu mikirin aku ya" godanya.

"ish kak jaehyun" Ditepisnya tangan jaehyun.

"nanti kalau kamu udah sembuh aku ajarin yang baru ya, okey?"

"nanti sakit pasti" katanya sambil mengerucut.


"enggak, aku janji ini ga akan sakit. Kamu pasti lebih leluasa bereksperimen nanti" desis jaehyun sambil tersenyum aneh.






























Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Positions 정재현Where stories live. Discover now