5. We Met in His Dream

1.3K 207 86
                                    

"Aku melihat mimpi yang panjang."

.

.

Today,

My Life Will Date With Your Dream.

.

.

"Kala aku mengerjapkan mata, suara Kenny menghampiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kala aku mengerjapkan mata, suara Kenny menghampiri. Menyuruhku bangun tidur.

Itu adalah awal dari mimpi ini.

Aku memutuskan turun dari lantai bawah, mendapati Kuchel dengan tubuh sehat bugarnya memasak di dapur. Sesekali menggerutu pada sifat kakaknya yang begitu keras kepala. Dan si kakak hanya membesarkan suara TV agar tak mendengar celotehan adiknya. Hari itu, aku pikir aku telah bermimpi tentang membunuh titan atau menjadi seorang kapten.

Aku duduk di meja makan, menunggu hidangan-hidangan dari Kuchel tersajikan. Sedikit memastikan, aku mencoba memanggilnya. "Kuchel," hingga jeweran ala orang tua terarah ke telingaku.

"Kamu ini! Sudah berumur bukannya makin sopan!" tambahnya melepaskan dua jari yang terhimpit di telinga kananku.

"Biarkan saja bocah itu. Paling tidak ingin dianggap anak oleh ibunya. Ya, kan, Levi? Bilang saja kau suka ibumu dari sisi romantis. Tidak boleh lho, Levi!"

"Mustahil. Kenny bodoh." umpatku membalas cemoohan Kenny. Yang bagaimanapun sama bodohnya seperti dia di mimpi itu.

"Siapa yang kau panggil Kenny, hah?" Nadanya berubah meninggi, tapi dia masih dalam posisi santai di atas sofa. Aku mengacuhkannya, toh tidak ada gunanya berdebat dengan lansia. Bisa gawat juga alih-alih dia jantungan usai beradu argumen denganku.

Kuchel meletakkan piring nasi goreng padaku. Lantas berujar, "Oh iya, tadi Mikasa mencarimu, Nak."

"Mikasa?" Aku terheran. Kenapa bocah itu ingin menemuiku sekarang? Kupikir dia hanya terobsesi dengan Eren sampai-sampai membuntutinya kemanapun.

Kenny tersedak selepas tertawa keras-keras, "Keponakanmu, bodoh. Dasar cebol pikun."

"Kau diam saja, tua bangka."

Berdering sebuah benda kotak yang memancarkan cahaya. Agak tersentak, lantas aku mengambilnya. Tertera di layar dua pesan. Yang pertama dari Mikasa, yang kedua dari Erwin.

Oke, aku pikir aku telah lama bermimpi tentang titan? Hingga hampir hilang ingatan di duniaku sendiri.

Aku membuka pesan pertama dari Erwin. Begitu singkat. Dia hanya memintaku datang rapat. Rapat, benar itu rapat. Padahal aku tidak kepikiran rapat apa yang harus dibahas jika titan saja tidak ada. Tapi aku asal mengiyakan. Sekedar memastikan dia benar-benar manusia atau mayat hidup.

Today, My Life Will Date With Your Dream [LeviHan] ✔Where stories live. Discover now