Bagian 2

1.8K 230 14
                                    

Ayah draco datang menepuk bahu draco dengan tongkatnya. Draco menoleh kebelakang melihat wajah ayahnya. Lucius menyuruhnya untuk lebih sopan. Draco menyingkir dari hadapan harry berpindah disebelahku.

"Harry potter. Akhirnya kita bertemu. Aku Lucius Malfoy." Lucius menarik harry untuk melihat bekas lukanya yang melegenda. "Kamu tau siapa yang memberi luka ini?" tanya lucius sembari mengusap luka harry

"Voldemort. Dia membunuh orang tuaku. Dia tidak lebih dari seorang pembunuh" Harry melepaskan tubuhnya dari genggaman lucius.

"Wahh. Kamu sangat berani menyebut namanya."

"Takut dengan namanya membuat kita semakin takut dengan orang nya" Tiba tiba hermione berbicara dengan tegas. Lucius memalingkan wajah nya kearah hermione. Dia melihat hermione dari atas sampai kebawah sebelum ia menghina hermione.

"Kamu pasti Mrs. Granger? Dan orang tua mu?" Lucius melihat kearah ayah hermione yang sedang berbincang dengan Arthur Weasley. "Seorang muggle" Lanjutnya.

Dia melihat kearah ku yang berdiri disebelah malfoy. Dia juga melakukan hal sama seperti yang ia lakukan kepada hermione. Melihatku dari atas sampai bawah sebelum dia menghinaku juga.

"Kamu pasti Mrs. [Last Name] Draco banyak bercerita tentang mu. Ayahmu Aldrich [Last Name] anggota kementrian sihir. Dan ibumu?" Dia melihat kearah ibuku yang sedang mengobrol dengan Molly weasley "Seorang muggle. Sungguh disayangkan ayahmu menikah dengan Elena. Jika saja dia menikah dengan seorang penyihir-". Emosi ku sudah melewati batas nya. Aku berteriak kearah lucius.

"JANGAN PERNAH MENGHINA IBUKU!"

Semua temanku terkejut melihat aku berteriak seperti itu. Aku belum pernah berteriak sekeras ini sebelumnya. Lucius juga terkejut saat melihatku berbicara dengan nada tinggi. Arthur mendekati kami. Mungkin dia mendengar teriakan ku tadi(?)

"Ada apa ini?"

"Wah. Wah. Weasley senior"

"Lucius"

"Waktu yang sibuk dikementrian arthur? bersama dengan aldrich. Membereskan masalah besar atas semua serangan itu? Berharap mereka akan memberimu uang tambahan?"

"Kami mempunyai gagasan sendiri tentang penyihir yang memalukan nama mereka, Malfoy"

"Tentu saja. Bergaul dengan muggle. Kupikir keluarga mu tidak bisa jatuh lebih rendah lagi. Sampai jumpa di tempat kerja." Lucius pergi begitu saja meninggalkan kami.

"Sampai jumpa di sekolah. Potter" Draco melirik kearah ku. Sebelum pergi dia sempat menarik rambutku lagi. Benar benar menyebalkan!

•••

Kami sedang berada di rumah kaca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kami sedang berada di rumah kaca. Sedang mempelajari pelajaran hebologi. Prof. Sprout memberitau kami cara memindahkan akar mandrakes. Sebelumnya Prof. Sprout bertanya kepada kami. Apa itu tanaman Mandrakes. Secepat kilat hermione mengangkat tangan nya. Dia benar benar murid teladan yang baru aku temui.

"Mandrake atau Mandragora. Digunakan untuk mengembalikan mereka yang membatu ke keadaan semula. Itu juga cukup berbahaya. The Mandrake's menangis berakibat fatal bagi siapa saja yang mendengarnya." Prof. Sprout tersenyum. Dia memuji kepintaran hermione. Dia juga memberikan 10 poin untuk asrama gryffindor.

Hermione. Dia seorang mudblood. Dia bukan seorang penyihir. Tapi dia lebih pandai dari yang kami kira. Dia belajar dengan sungguh sungguh untuk mendapatkan nilai yang sempurna. Tahun kemarin ia menduduki peringkat pertama. Disusul oleh aku dan Draco. Bahkan pureblood pun kalah dengan kepintaran hermione.
Aku rasa hampir setiap poin yang ada di gryffindor dihasilkan oleh hermione atas kepintarannya.

Prof. Sprout menyiapkan kami sebuah penutup telinga untuk kami gunakan. Setelah memastikan kami menggunakan penutup telinga. Prof. Sprout mencabut akar Mandrake yang masih bayi. Suara tangisannya benar benar nyaring.

Selasa, 10 November 2020

Mr. Malfoy 2 : Draco x YouWhere stories live. Discover now