#3

1.6K 171 5
                                    

#Di tengah hutan

seorang pria muda tengah berkelahi dengan segerombolan pembunuh

" jadi putra mahkota yang mengirim kalian? " tanya pemuda itu

" apa itu kata kata terakhir mu? " tanya salah satu pembunuh itu
Mendengar itu, pria muda itu hanya tersenyum, lalu mengeluarkan pedangnya

#srekkk..
#srekk...

Dalam sekejap mata pria itu berhasil melumpuhkan beberapa pembunuh itu, tapi tanpa dia sadari, ada seseorang yang mengawasinya, untuk memberikan panah beracun

#shrett..

Panah beracun telah mengenai lengan pria itu

"racun itu adalah racun yang sangat mematikan dalam sekejap kau tidak akan lagi bisa tertolong" kata pembunuh itu,


"lebih baik, jika aku membantu mu" pembunuh itu segera berlari kearah pemuda itu dan mengangkat pedang nya

Tan Er yang menyaksikan kejadian itu dari balik pohon, sangat terkejut dengan apa yang baru saja dilihatnya, pembunuhan yang selalu dilihatnya di tv, kini dia saksikan secara langsung dengan kedua matanya sendiri

"aku harus menolong pemuda itu, tapi bagaimana aku bahkan tidak punya pedang, ah jangan kan punya pedang, menggunakannya saja aku tidak tau" kata Tan Er dengan cemas sambil memegang bibir nya,

tiba tiba dia teringat dengan semprotan cabe yang dia buat kemarin, dia mengambil batu dan melempari kearah pembunuh itu

"siapa disana?" kata pembunuh itu lalu membalikkan badannya, disaat itu juga Tan Er dengan nekat keluar dari tempat persembunyiannya

"kau ini benar benar tidak memiliki hati, kau sudah memberikan racun kepadanya, lalu kenapa kau masih mau membunuhnya dengan pedang? " kata Tan Er secara acak

"nona sebaiknya kau tidak perlu ikut campur, tapi karena kau sudah melihat semuanya, maka aku juga akan mengirim mu bersama pria ini" kata pembunuh itu

"eh tunggu, kau akan membunuh ku menggunakan pedang? Bukan kah itu tidak adil, aku bahkan tidak memiliki senjata untuk melawan mu " protes Tan Er

"supaya adil, bagaimana jika kau meletakan pedang mu itu, dan majulah" kata Tan Er dengan berani

"nona kau benar benar menantang kematian mu sendiri, baiklah kalau kau ingin begitu" pembunuh itu segera membuang pedangnya dan berlari kearah Tan Er

Saat tinggal beberapa langkah lagi, Tan Er segera mengeluarkan semprotan pedasnya kearah mata pembunuh itu

"akhhh mata ku" kata pembunuh itu

Melihat caranya berhasil, Tan Er segera menghampiri pemuda itu dan membantunya berjalan, mereka berlari sampai ke ujung tebing

"hah.. Hahh.. Sepertinya pembunuh itu tidak mengejar kita lagi" kata Tan er dengan nafas yang terengah engah

" siapa kau? " tanya pemuda itu sambil memegang tangannya yang terluka

Sadar akan lukanya, Tan Er segera mendudukan pemuda itu lalu menghisap racun yang ada di tangan pemuda itu setelah selesai Tan Er segera mengeluarkan sapu tangan miliknya dan mengikatnya untuk menghentikan pendarahan

" ternyata semprotan itu tidak hanya berguna di zaman modern, tapi juga disini" kata Tan Er dengan bangga

" kenapa kau menolong ku, Apa yang kau inginkan " tanya pemuda itu

" bukan kah kau seharusnya berterima kasih karena sudah menolong mu " kata Tan Er kesal

" terima kasih " kata Pria itu

" sekarang mau lari kemana kalian " kata pembunuh itu yang muncul secara tiba tiba

" bagaimana ini aku belum mau mati " kata Tan Er dengan gugup

" Tenanglah kau tidak akan mati" kata pria itu lalu menarik tangan Tan Er dan melompat dari atas tebing.

" akhhhh " teriak Tan Er

* Di tempat penginapan

"Kenapa nona kedua belum pulang juga" kata jinxi dengan cemas, setelah terlalu lama jinxi menunggu akhirnya dia memutuskan untuk mencari Tan Er

* di tepi sungai

Tan Er dengan sekuat tenaga berusaha untuk membawa pria itu untuk keluar dari dalam sungai, pria itu tampak tidak sadarkan diri , setelah melompat dari atas tebing.

Setelah sampai di tepi sungai Tan Er mencoba untuk membuat pria itu bangun

"hei bangun, jangan mati" kata Tan Er sambil menepuk nepuk pipi pria itu, tapi pria itu tetap saja tidak sadarkan diri

"baiklah satu satunya cara adalah memberikan nafas buatan tapi itu berarti aku harus mencium pria ini? Ah tidak tidak ciuman pertama ku yang kujaga selama 20 tahun, tidak bisa ku berikan begitu saja kepada pria ini" keluh Tan er Sambil memegang bibir nya dengan panik

"tapi kalau tidak, pria ini bisa mati" Kata Tan Er

tanpa berpikir panjang langsung mendekatkan wajahnya kearah pria itu dan akhirnya bibir mereka pun bersentuhan, Tan Er bisa merasakan betapa dinginnya bibir pria itu

"aku mohon sadarlah" kata Tan Er sambil memberikan nafas buatan dan menekan dada pria itu dengan kedua tangannya

#uhukk..
#uhukk..

Pria itu kembali sadar, samar samar dia bisa mendengar suara Tan Er dan melihat sepintas bahwa gadis itu sedang menangis ketakutan

Dari arah depan datang seorang pemuda yang segera menghampiri mereka

" tuan muda anda baik baik saja? Tolong maafkan aku, ini semua karena kelalaian ku" kata pria itu sambil berlutut di depan pria itu

"tidak apa apa, hong li tolong bantu aku" kata pria itu

Tanpa menunggu lagi hong li segera mengangkat pria itu dan membawanya ke atas kereta

Dari jauh Jinxi segera menhampiri Tan Er, melihat keadaan Tan er yang basah, jinxi segera mengambil pakaian hangat untuk menutupi tubuh Tan Er

" nona sebenarnya apa yang sedang terjadi" tanya jinxi dengan cemas

" tolong nona jangan pernah melakukan hal seperti ini lagi, " lanjut jinxi

"baiklah" jawab Tan Er lalu melihat pria itu sudah masuk kedalam. Kereta kuda dan pergi

Perjalanan Waktu (END)Where stories live. Discover now