☘️

937 88 9
                                    

- KaiHun -















"Luar biasa."

Suara tenang itu seketika menghentikan Jongin yang sedang mencium bibir seorang wanita cantik dalam dekapannya. Dan dengan spontan ia mendorong kasar wanita itu dan berkata, "S-sayang? K-kau ... di sini?" Karena panik, Jongin pun sampai dibuat tergagap olehnya. Sedangkan wanita yang baru saja mendapat dorongan kasar darinya hanya bisa meringis karena tanpa sengaja pinggulnya menghantam pinggiran meja.

"Jadi ini yang kau lakukan, Jongin? Kupikir kau sedang bekerja, tapi nyatanya kau justru sedang menikmati perselingkuhanmu di sini." Suara itu masih tenang. Tak sedikitpun ada kemarahan dari suaranya walau raut wajahnya terlihat sangat kecewa setelah mendapati sang suami tengah asyik berciuman dengan wanita lain.

"S-sehuna... dengarkan dulu penjelasanku, ini tidak-"

"Cukup, Jongin! Aku sudah melihatnya dengan jelas bagaimana kau melumat bibir merah wanita muda ini dengan rakusnya seolah tak akan ada hari esok." Selanya begitu menohok hati seorang Kim Jongin. Oh Sehun, atau yang kini telah menjadi Kim Sehun sejak 5 tahun terakhir.

"Maafkan aku, Sayang." Ucap Jongin dengan meraih tangan kiri Sehun. "Ya Tuhan... entah apa yang kulakukan. Aku sangat bodoh, tolong maafkan aku."

Sehun menghembuskan nafasnya dan menarik tangannya dari genggaman tangan Jongin. "Tidak apa-apa, Jongin. Aku tidak menyalahkanmu jika memang kau ingin memilih wanita lain, aku akan mundur demi kebahagiaanmu." Ucapnya dengan tersenyum simpul. "Tapi maaf, Jongin. Taeoh dan bayi yang belum lahir ini harus ikut bersamaku, sekalipun aku sudah tidak bisa memilikimu lagi tapi setidaknya ada bagian dari dirimu yang tetap berada di sisiku."

"Tidak, Sehuna. Jangan bicara seperti itu, aku akui kesalahanku, tolong maafkan aku. Aku telah keliru, tidak seharusnya aku melakukan semua ini padamu. Tidak seharusnya aku menyakitimu dan anak-anak kita." Ucap Jongin penuh sesal dengan kembali menarik tangan kiri Sehun.

"Aku tidak marah padamu, tapi maaf aku tidak bisa lagi untuk bertahan. Aku tidak bisa berbagi dirimu dengan wanita lain, Jongin." Sehun kali ini menghempaskan tangan Jongin cukup kasar, "Aku akan pergi bersama Taeoh, tolong segera kau urus perceraian kita."

Sebelum pergi Sehun menyempatkan diri untuk menatap wanita yang telah tega merebut Jongin darinya, terlebih dari anak-anaknya. Wanita yang entah siapa namanya itu tertunduk di belakang Jongin yang terlihat hancur setelah mendengar kata Perceraian.

"Ayo kita pergi, Nak. Ayah rupanya sedang sibuk." Ucap Sehun pada putra kecilnya yang sejak kedatangan keduanya di Kantor Jongin hanya terdiam dengan menggenggam erat tangan kanan Sehun, putranya bersama Jongin yang masih berusia 3 tahun.

"Jangan pergi, Sehun. Kumohon, kita bicarakan dulu secara baik-baik. Aku tahu aku bersalah, tapi kumohon beri aku satu kesempatan." Jongin semakin dibuat panik melihat Sehun hendak pergi bersama Taeoh, "Kumohon, Sayang. Dengarkan penjelasanku dulu."

Sehun tidak ingin mendengar dan tak ingin menghentikan langkahnya. Dengan cepat ia dan Taeoh masuk ke dalam Lift yang kebetulan pintunya terbuka, ia bahkan tak membiarkan Jongin untuk berada di Lift yang sama hingga Jongin pun harus tertinggal. Jongin yang tak bisa berpikir dengan jernih berusaha mengejar dengan cara menuruni anak tangga dari lantai 20 dan setelah tiba di lantai bawah, pria itu sudah tak mendapati Sehun dan Taeoh di Lift. Keduanya sudah meninggalkan Kantornya dan seperti kesetanan ia pun berlari keluar dari gedung Kantornya demi mencari keberadaan istri dan anaknya tersebut.

"Oh tidak!" Gumam Jongin setelah berhasil menemukan Sehun dan Taeoh, namun sayang keduanya telah masuk ke dalam sebuah Taksi dan pergi.

Jongin kembali berlari menuju parkiran di mana mobilnya terparkir, ia harus bisa mengejar Taksi yang ditumpangi Sehun dan Taeoh.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang