💋

3.9K 138 18
                                    

• KaiHun •









Namaku Kim Jongin. Pekerjaanku sebagai salah satu Direktur di perusahaan agensi terbesar di Korea, selain menjadi seorang Direktur aku pun menjadi seorang Koreografer. Sejak kecil aku suka menari, namun cita-citaku bukan menjadi seorang idol. Walau sebenarnya orang-orang menyebutku pantas menjadi seorang idol alih-alih menjadi seorang Koreografer, terlebih wajah dan bentuk tubuhku sangat mendukung untuk pekerjaan itus. Namun aku lebih bahagia menjalani hidupku hanya seperti ini, walau tidak menjadi seorang idol aku tetap terkenal di kalangan para artis dan trainee perusahaan.

Bukannya aku sombong, namun begitulah kenyataannya. Aku memang bisa di sandingkan dengan seorang idol maupun para aktor-aktor jika soal popularitas berkat wajah tampanku ini, kalian bisa tanyakan pada orang lain jika tak percaya.

"Ayah..."

Aku menoleh saat mendengar suara putraku memanggil.

Ya, putraku. Aku memiliki seorang putra berusia 5 tahun, namun aku tidak memiliki seorang istri. Seorang Kim Jongin yang tampan dan mapan ini seorang duda, aku dan istriku sudah bercerai 3 tahun yang lalu.

Kalian jangan berpikir aku yang di gandrungi banyak wanita ini memiliki kehidupan yang sempurna, kalian salah besar. Aku pun hanyalah manusia biasa yang memiliki kekurangan, contohnya aku kehilangan istriku karena dia berselingkuh dengan pria lain dan kini mantan istriku itu sudah hidup bahagia dengan menikahi selingkuhannya tersebut.

Aku tidak sedih dengan meratapi nasibku, tidak seperti itu. Aku justru bahagia karena mantan istriku bisa mendapatkan kebahagiaannya dari pria yang jauh lebih baik dari diriku, aku tidak pernah menyalahkan mantan istriku karena berselingkuh. Aku justru menyalahkan diriku sendiri karena selama menjalani pernikahannya bersamaku dia tidak pernah mendapatkan kebahagiaan.

Namun sebelum aku berpisah dengannya, aku meminta satu hal darinya yaitu aku ingin memiliki hak asuh atas putra kami Kim Taeoh dan syukurlah dia mengabulkan keinginanku. Walau seperti itu aku tidak pernah membatasi hubungan antara Taeoh dan ibunya, aku mengijinkan mantan istriku kapanpun bisa menemui putra kami.

"Ayah, Taeoh mohon jangan biarkan ibu Sehun menikah. Dia ibuku, ayah..." Taeoh menghampiriku dengan wajah sedihnya, aku sungguh tak tega melihatnya. "Bawa ibu Sehun ke rumah kita, Taeoh ingin ibu Sehun tinggal bersama kita."

Aku berjongkok di depan putraku yang hampir menangis. "Nak, dengarkan ayah..." kuhela nafasku sebelum bicara pada sosok kecil duplikatku. "Ayah tidak mungkin membawa ibu Sehun ke rumah kita, ibu Sehun akan menikah dan akan tinggal di rumah suaminya. Kau harus mengerti, anakku." Aku mencoba membuatnya mengerti bahwa wanita yang di anggap putraku sebagai ibunya tak mungkin aku bawa ke rumah kami.

Taeoh menghentakkan kakinya. "Tapi ibu Sehun adalah ibuku, ayah!"

Oh tidak, Taeoh ku mulai menangis.

"Ibu Sehun tetap akan menjadi ibumu sekalipun dia sudah menikah." Astaga! Bisa-bisanya aku mengatakan hal demikian, Sehun jelas tidak mungkin akan terus menjadi ibunya Taeoh setelah menikah nanti.

"Tidak, ayah! Aku ingin ibuku. Aku ingin ibu Sehun sekarang juga!"

Taeoh menangis kencang membuatku kesulitan untuk menenangkannya.

Ya Tuhan, kenapa semua ini harus terjadi. Taeoh menginginkan Sehun, akan tetapi aku tidak mungkin mengabulkan keinginannya. Tapi jika aku tidak mengabulkan keinginan Taeoh, maka dapat di pastikan anak itu akan menangis seharian.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang