🍓

525 53 11
                                    

"Aakh!"

BRUK!

"Apa kau tidak punya mata?! Gadis payah!"

"Minta maaflah!" Tegas Kai sambil menghentikan langkah seorang pria yang tega membentak seorang gadis setelah membuatnya terjatuh.

"Kenapa aku harus melakukannya? Gadis payah itu yang salah!" Pria di depan Kai tidak menyadari saat ini Kai sedang berusaha menahan diri untuk tidak memukul wajahnya.

"Kau memainkan ponselmu sambil berjalan dan kau menabraknya, tapi beginikah sikapmu?" Ujar Kai, masih berusaha bersabar, kemudian membantu gadis itu berdiri.

Pria di depan Kai tertawa. "Suruh dia menjadi cantik. Baru aku akan meminta maaf, bahkan bila perlu bersujud di kaki-"

BUGGHH!

Belum sempat pria itu menyelesaikan perkataannya, Kai sudah lebih dulu melayangkan satu pukulan ke wajahnya hingga terpelanting dan jatuh ke Trotoar.

"Kau memang pria tidak berguna." Gumam Kai sambil menggulung lengan jaketnya.

"Tolong hentikan."

Suara di belakang tubuhnya membuat Kai seketika menghentikan niatnya untuk menghajar pria yang tak diketahui namanya itu.

Kai menoleh dan menatap gadis yang di tolongnya. Untuk sejenak keduanya terdiam dengan saling memandang satu sama lain.

"Jangan memukulnya. Aku tidak apa-apa, ini memang salahku karena aku terburu-buru." Ucap gadis itu tidak ingin memperpanjang masalah.

Kai terdiam dengan masih memandang wajah gadis itu untuk kemudian menyimpulkan bahwa gadis di depannya memiliki hati yang baik, namun sayang orang memandangnya rendah karena penampilan fisiknya.

"Kau selamat hari ini karena gadis yang kau ejek menyelamatkanmu dariku." Ujar Kai, mengalihkan tatapannya kembali ke wajah pria yang sedang meringis kesakitan.

"Sekarang pergilah sebelum aku berubah pikiran." Kai menarik nafasnya dan pada saat itu si pria segera melarikan diri tanpa sepatah katapun.

"Terima kasih sudah menolongku, Tuan...."

"Kai. Kau bisa memanggilku Kai." Sambung Kai ketika si gadis menggantung perkataannya.

"Sekali lagi terima kasih, Tuan Kai."

Kai hanya mengangguk sebagai respon.

"Kalau begitu aku permisi. Aku harus cepat-cepat pulang." Ucap gadis itu setelah melirik jam tangannya, kemudian mengangkat kantong belanjaannya yang sempat berceceran di jalanan.

"Pulanglah dan hati-hati." Ucap Kai, kemudian gadis itu melangkah pergi dari hadapannya.

"Siapa namamu?" Teriak Kai sebelum gadis itu semakin menjauh.

Si gadis berhenti melangkah dan menoleh pada Kai yang sedang menunggu jawabannya.

"Namaku Oh Sehun." Jawab gadis itu dengan keras, kemudian melanjutkan langkahnya.

"Oh Sehun..." Gumam Kai. "Nama yang indah." Lalu seulas senyum terukir di bibir tebalnya sambil terus memandangi gadis yang baru saja dikenalnya sebelum gadis itu benar-benar menghilang dari pandangannya.

"Kenapa kau lama sekali? Apa saja yang kau lakukan di Supermarket? Aku hanya memintamu membeli daging dan sayuran, tapi kenapa harus membutuhkan waktu selama dua jam?" Ujar seorang wanita paruh baya ketika menyambut putrinya yang baru saja pulang.

"Maaf, ibu. Jalanan macet dan aku mendapat sedikit masalah saat aku akan pulang."

"Jangan membuat alasan, Sehun. Aku tahu kau hanya mencoba mengulur-ulur waktu agar acara malam ini berantakan." Tuduhan wanita paruh baya itu membuat Sehun menatapnya sedih.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang