🥭🥭

285 46 6
                                    

"Kenapa begitu tiba-tiba, Yang Mulia Ratu?"

"Apa maksudmu dengan tiba-tiba, Dayang Han? Bukankah seharusnya aku sudah pindah ke Paviliun ini sejak beberapa hari yang lalu? Tapi aku tidak melakukannya karena aku memikirkan kondisi Selir Sehun." Jawab Bona dengan dagu terangkat.

"Maafkan saya, Yang Mulia Ratu. Saya akan memberitahukan kedatangan anda pada, Nyonya." Ucap Dayang Han dengan wajah tertunduk.

"Tidak perlu. Aku yang akan bicara langsung padanya." Ujar Bona, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam Paviliun Sehun.

Sementara Dayang Han yang tampak gugup mengikuti Ratu dari belakang bersama dua Dayang pribadi Bona.

"Apa aku mengganggu?"

Sehun menoleh ketika mendengar suara seorang wanita di dalam kamarnya, "Yang Mulia Ratu, anda datang?" Ia segera bangkit dan mengabaikan buku di tangannya.

"Maaf aku datang tanpa pemberitahuan." Ujar Bona, ia bergerak duduk di kursi yang semula ditempati oleh Sehun.

Tatapan mata Bona mengedar ke seluruh penjuru kamar Sehun yang luas. Bahkan jauh lebih luas dari kamarnya, membuatnya ingin secepatnya pindah ke Paviliun Sehun yang memang sudah seharusnya menjadi Paviliun milik seorang Ratu. Dan kini, dirinya yang akan menempati Paviliun itu.

"Yang Mulia Ratu membutuhkan sesuatu?"

Suara lembut Sehun menyadarkan Bona dari rasa kekagumannya terhadap kamar itu, "Langsung saja, Selir Sehun. Aku ingin kau segera mengemasi barang-barangmu dan pindah ke Paviliun lain, karena hari ini juga aku ingin menempati Paviliun Ratu ini."

Sehun tidak terkejut dengan penuturan Bona karena ia memang sudah menduga hal itu akan terjadi. Lagi pula memang sudah seharusnya Bona yang menempati Paviliun Ratu, bukan dirinya.

"Baik, Yang Mulia. Mohon anda memberi saya waktu untuk berkemas." Ucap Sehun dengan tutur kata yang sopan.

"Tentu." Sahut Bona, lalu bangkit dari kursi yang didudukinya.

"Tapi, Yang Mulia. Anda belum memberitahu Yang Mulia Raja tentang kepindahan mendadak ini." Bisik Dayang Han di samping Sehun.

Namun nyatanya Bona mendengar dan menghentikan langkah kakinya.

"Kita bisa memberitahu Yang Mulia Raja nanti. Untuk saat ini tolong bantu aku berkemas." Sahut Sehun dengan suara yang sama.

"Baik, Yang Mulia."

Bona menarik nafasnya sebelum kembali berbalik menghadap Sehun, "Dayang Han, aku rasa kau sudah lupa satu hal. Bahwa Selir Sehun sudah bukan seorang Ratu lagi, jadi kenapa kau masih memanggilnya seperti itu?"

Walau bicara pada Dayang Han, namun tatapan mata Bona mengarah pada Sehun.

"Dan satu lagi, aku rasa Yang Mulia Raja tidak perlu dilibatkan dalam hal ini." Ucap Bona sebelum benar-benar meninggalkan kamar Sehun, mendadak suasana hatinya memburuk setelah melihat wajah Sehun.

Helaan nafas keluar dari mulut Sehun setelah Bona tak terlihat lagi, "Aku ingin mulai sekarang kau tidak perlu memanggilku seperti itu lagi, kau paham?" Gumamnya dengan menatap Dayang Han yang tampak menunjukkan raut sedihnya.

"Bantu aku berkemas."

"Yang Mulia- maksud saya, Nyonya tidak perlu melakukan apapun. Biar saya dan Dayang lain yang akan mengemas barang-barang anda." Ucap Dayang Han, lalu memanggil dua Dayang lainnya yang bertugas membantunya melayani Sehun.

Sehun duduk di kursi. Tubuhnya seketika melemas setelah kedatangan Bona, bukan karena dirinya merasa takut berhadapan dengan wanita itu. Hanya saja, tenaganya seolah terkuras walau hanya bicara sebentar dengan orang lain.

NO TITLE | KAIHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang