[Bagian 32] Pertengkaran hebat

Start bij het begin
                                    

"Dulu, gue emang pernah ngalah demi lo. Gue kasih akses lo buat milikin Tara, tapi apa? Lo bodoh! Lo malah nyia-nyiain kesempatan itu, dan gue nggak akan pernah ngelepasin Tara lagi demi oranglain!" desis Arga dengan tatapan tajamnya lalu berdiri tegap.

Sedangkan Daniel hanya diam sambil sesekali meringis merasakan sakit dan perih di area sekitar wajahnya. Jujur pria itu memang sangat menyesal telah menyia-nyiakan kesempatan itu. Sial, benar-benar bodoh!

Tara yang melihat Daniel terkapar lemas di tanah itu pun hendak menghampirinya namun lengannya langsung dicekal Arga.

"Kita pulang!" perintah Arga dengan dingin.

Tara mencoba melepaskan tangannya. "Nggak mau! Kamu nggak liat Kak Daniel sampe babak belur kayak gitu, hah?!" ucap Tara sedikit meninggikan suaranya.

Arga dibuat geram oleh tingkah konyol istrinya itu membuat api kemarahan membakar dirinya. "Gue gak peduli, bangsat! Pulang sekarang!"

Arga langsung menarik kasar tangan istrinya. Tara menoleh ke belakang menatap Tania yang masih terbengong-bengong, Tara memberikan kode kepada Tania untuk membantu Daniel. Tania yang mengerti akan tatapan Tara pun langsung mengangguk sambil tersenyum tipis.

Arga semakin mengeratkan genggaman tangannya, lalu mempercepat jalannya membuat langkah Tara terseok-seok.

"Aws... Sakit Arga, pelan-pelan jalannya!" Tara meringis kesusahan menyamai langkahnya dengan Arga namun dihiraukan oleh pria itu.

Arga menarik Tara untuk memasuki mobilnya dan menutup pintu mobilnya dengan sangat kasar.

Setelah kepergian Arga dan Tara dari taman. Tania langsung segera menghampiri Daniel dan membantunya duduk.

"K-kak? Kakak nggak apa-apa?" tanya Tania dengan wajah khawatir.

Pria itu menggeleng samar. "Shhss..." ringis Daniel sambil mengusap darah di sudut bibirnya yang sedikit robek.

Tania yang melihat wajah kesakitan Daniel pun, tanpa sadar ikut meringis. "Itu-- kakak berdarah, sakit ya, kak?"

Daniel masih diam tidak menjawab. "Aku anterin pulang ya, kak? Rumah kakak di mana?" tanya Tania.

"Gue bawa mobil," imbuh Daniel.

"Yaudah, biar aku yang nyetir mobilnya. Nggak mungkin kan dengan keadaan kakak kayak gini bisa nyetir mobil?" tawar Tania.

Mau tak mau pria itupun mengangguk lemah. Tania langsung merangkul Daniel dengan meletakkan lengan pria itu dipundaknya. Gadis itu memapahnya menuju mobil, tak lupa membawa keranjang kucing yang tadi ia beli.

༻୨♡୧༺

"Sakit, Argaa!" Ringisan Tara tidak dihiraukan oleh pria itu.

Arga menarik Tara untuk memasuki mobilnya dan menutup pintu mobilnya dengan sangat kasar.

Pria itu melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata membuat gadis yang duduk di sampingnya memejamkan matanya kuat-kuat. Jujur, Tara sangat ketakutan sekarang.

"Arga pelan-pelan bawa mobilnya! Aku takut!" cicit Tara, lagi-lagi dihiraukan oleh pria itu.

Rahang pria itu masih mengeras pertanda bahwa dirinya masih di selimuti api kemarahan. Pria itu mencengkram kuat stir mobil menyalurkan emosinya.

Pria itu mengendarai mobil seperti orang kesurupan, tanpa memperdulikan teriakan istrinya dan klakson mobil di sekitarnya.

"Argaa!!!" pekik Tara dengan mata terpejam erat.

ARGATARA [NEW VERSION]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu