Chapter 32

858 89 29
                                    


=***=

Author's P.O.V.

*CRASS!

Suara tersebut menarik perhatian Aria. Kepalanya menoleh, mendapati laki-laki bersurai pirang yang menerima serangan dari benda tajam. Cutter menusuk tubuhnya miring. Cipratan darah keluar sangat deras.

"....Tsk," laki-laki itu mendecih. Gadis yang menyerangnya itu mematung. Ia salah sasaran. Bukan, lebih tepatnya dia memang mengincar Aria dari awal. Tapi tanpa tanda-tanda, laki-laki berambut pirang itu datang entah dari mana dan menyerahkan dirinya diserang. Perempuan itu syok berat, "TIDAAAK!!"

Gadis Indonesia didepannya menatap perempuan yang mencoba untuk membuatnya 'terluka'. Matanya melebar, "Toriko.... Kau cita-citanya ingin menjadi pembunuh?"

Toriko berjalan mundur, masih syok dengan orang yang ia serang. Raut wajahnya menunjukkan ketakutannya, melihat laki-laki didepannya terluka parah. Padahal ia mengaguminya, bahkan menjadi fansnya. Hanya karena Aria yang menjadi hama membuatnya kesal dan bersikap licik.

Laki-laki berambut pirang yang memakai earphonenya itu jatuh dengan lututnya yang dijadikan tumpunya. Ia masih dapat merasakan rasa perih dan sakitnya. Darah menetes dari bekas lukanya. Tak main-main darahnya yang keluar.

"S-Shuu-san.... M-Maaf, a-aku—K-Kenapa kau menolong si jalang ini?! Bukankah dia selalu memanfaatkan kalian?!" tuduh Toriko tak masuk akal. Aria mengangkat sebelah alisnya heran, "Hah?"

"Hahah, kau mengatakan seolah-olah Aria ini monster yang harus aku jauhi...." Shuu mencoba untuk berdiri. Tapi nihil. Darahnya yang kian mengurang membuatnya tak sanggup bangun. "Eh? Memang situ siapa?" tanya Aria tak ada akhlak.

"B-Benar, Shuu-san! Dia bahkan memutuskan rantai pertemanan kami—"

"Kan kamu yang memintanya? Kenapa kamu malah menuduhku?" tuduhan Toriko melemah didepan Aria. Shuu lumayan terkejut mendengarnya, tapi ia sudah tahu sejak awal Toriko berteman bersama gadis pemilik darah menyengat ini. Dari awal aura pertemanan Toriko sangat minim dari Aria.

"Heh, dasar. Kau kira, aku tak tahu apa yang kau lakukan beberapa hari sebelumnya?" ujar Shuu. "Mengutuk Aria, merencanakan untuk melukai Aria, berteman dengan preman nomor satu paling berbahaya di sekolah dan lain-lain."

Gadis bermarga Ishizaki tersentak. "B-Bagaimana—"

"Ah, bisa jadi. Hari-hari sebelumnya juga kami sudah bekerjasama dengan para Mukami. Merekalah yang memerhatikan gerak gerik kalian, Ishizaki Toriko dan Kitawara Enno."

Toriko terkejut mendengarnya.

=...Flashback: 3 Hari Sebelum Festival Budaya Malam Sekolah Akademi Ryoutei diadakan...=

"Apa yang membuatmu untuk mengumpulkan kami berenam, Mukami Ruki? Mendeklarasikan perang lagi?" tanya Reiji sarkas. Ruki tertawa kecil mendengarnya, "Tentu bukan. Ada suatu hal yang ingin aku bicarakan dengan kalian. Karena ini terkait dengan Aria."

Pendengaran Sakamaki langsung menajam setelah mendengar nama Aria disebut dari mulut Mukami tertua itu. Manik mata Ayato melirik tajam ke Ruki, "Kau membawa-bawa nama dia hanya untuk mencari sensasi, 'kan? Dia bahkan sudah melupakan kita semua dalam kecepatan cahaya."

Kepala Sakamaki dan adik-adik Ruki tertunduk mendengarnya. Memang benar kenyataannya, Aria sudah melupakan mereka semua dalam secepat cahaya. Rasa keputusasaan mulai muncul di antara mereka.

"Tenang saja, ini bukanlah hal yang menyangkut langsung pada orangnya," ujar Ruki. Semuanya mulai mengangkat kepala mereka. Terlihat Mukami sulung itu tersenyum penuh arti. "Kami, para Mukami mengumpulkan kalian, Sakamaki, bukan hanya sekedar basa-basi. Ini penting," nada bicaranya mulai serius.

The ɯҽιɾԃ Eve. - DIABOLIK LOVERS [Slow-Up]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt