Chapter 29

836 92 17
                                    


=***=

Aria's P.O.V.

Senang sekali aku memandang anak-anak yang sedang berlari-larian di kelas yang kosong jam pelajarannya. Seperti halnya sekarang.

Entah kenapa Tsudou-sensei yang seharusnya mengajar disini tidak masuk. Setelah 15 menit menunggu, baru anak-anak mulai menyadari kalau Tsudou-sensei tidak masuk dan mulai membuat keributan yang sempat mengganggu ketenanganku.

Mau tak mau aku harus menonton kelakuan manusia alay ini di kelas.

Sampai-sampai seseorang terlihat menghampiriku.

Ternyata itu....

Si kepala merah marun.















































































































































Siapa namanya ya?

"Oi, gadis pemusnah kacang!"

'Gadis pemusnah..... Kacang?'

Seketika aku nge-crash, setelah mendengar panggilanku dari pemuda berambut merah marun itu.

Lalu aku tertawa pelan.

"OI! JANGAN TERTAWA!" sahutnya tak terima aku tertawa. Aku langsung balik menatapnya dengan pandangan triplek. "Apa manggil-manggil?"

'Itu panggilan...buat aku ya emangnya?' tanyaku dalam hati.

"Ikuti aku!" tanpa ba-bi-bu ia langsung menarik tanganku dan membawaku keluar sekolah. Aku panik, dong. Sontak aku melepaskan tanganku darinya, takut jika pemuda ini akan melecehkanku di halaman belakang sekolah.

Pikiranmu kemana sih, Aria?

"Tidak mau," tolakku tegas. Laki-laki merah marun mendecih kesal, "Pokoknya ikut aku! Ini penting!"

Karena orang ini terus memaksaku, akhirnya aku ikut aja. Biar anak ini tidak nangis. Anaknya siapa lagi?

=~~~=

Disinilah aku dan laki-laki berambut merah marun ini.

Masih jalan di lorong.

Aku tidak tahu harus berkata apa, harus ngomong apa, harus bicara apa biar gak sunyi cem kuburan ini.

Aku pengen tidur.

Aku pengen pulang sekolah terus tidur.

Cepetan, kapan nyampenya ini?

"Woe, kamu bawa aku kemana?" tanyaku rada kesal. Gimana gak kesel, kalo ini sudah 20 menit kita berjalan tidak sampai ke tempat tujuan? Gimana kalo ni orang kesesat di sekolah?

"Diamlah dan ikuti aku," ujarnya dengan nada meninggi. Aku langsung kicep, 'Siap, om, jago banget kamu.'

Tak lama, kita akhirnya berhenti di depan sebuah ruangan yang seperti.... Gudang? Tapi kenapa gudangnya kosong? Hanya menyisakan lemari bekas yang sudah dihabisi oleh rayap. Pintunya sedang terbuka lebar, makanya aku bisa melihatnya dari luar.

The ɯҽιɾԃ Eve. - DIABOLIK LOVERS [Slow-Up]Where stories live. Discover now