~7~

12 2 0
                                    

It's a freezing cold taste. Did someone freeze me?
**

Jere meraih waist bag miliknya dengan cepat dan berjalan keluar ruangan. Ruang manajer ini hanya tersisa beberapa orang saja. Dapat dipastikan mereka pergi ke kantin atau mungkin makan ke luar perusahaan.

Setengah jam yang lalu Doyoung menghubungi Jere kalau ia tengah berada di jalan menuju BoorJeo Entertainment. Alhasil Jere menunggu beberapa saat di dalam ruangan.

Pagi tadi Jere berangkat ke perusahaan diantar oleh Doyoung menggunakan mobil karena ia memiliki keperluan lain. Pertama Doyoung memberi tahu, kalau ia memiliki janji dengan temannya di dekat Apgujeong rodeo. Kedua, saat perjalanan berangkat ke perusahaan tadi Doyoung juga mengatakan kalau ia akan pergi Gangdong-gu. Entahlah seberapa jauh lagi Doyoung pergi. Padahal jarak dua tempat itu hanya 45 menit dengan mengendarai mobil. Itupun kalau lancar.

Jere menunggu di depan lift dengan kaki sesekali mengetuk lantai. Sebenarnya ada berapa banyak pengguna lift hingga Jere harus menunggu lama untuk bisa menggunakannya. Padahal jam istirahat karyawan sudah dimulai sejak tadi. Seharusnya sekarang sudah lebih sepi bila dibandingkan dengan tadi.

"Baek Jiah! Follow me," panggil seseorang yang membuat Jere terkejut bukan main karena kemunculannya yang tiba-tiba.

Orang tersebut merangkul Jere dan berjalan maju bertepatan dengan pintu lift yang terbuka. Jere melihat ke arah laki-laki yang merangkulnya dan ternyata orang tersebut adalah James. Tangan kanan James tampak sibuk membawa beberapa lembar kertas.

"Kita ada revisi, mendadak." James menarik Jere keluar lift menuju sebuah ruangan. Jere tidak sempat menolak karena kekuatan James sangatlah kuat dibandingkan dirinya.

"But, aku sudah punya janji James," potong Jere tepat James memegang gagng pintu.

"Masuklah, aku harus ke kamar mandi," paksa James yang langsung berlari ke arah toilet berada.

Jere menggeram kesal dengan sikap James yang sedikit menyebalkan ini. Selalu seenaknya sendiri dan pemaksa. Terlebih apalagi ini? Revisi? Oh come on, Jere benci revisi.

Lantai tujuh sangat sepi dan tak ada orang yang berlalu lalang di sini. Tentu saja, di sini adalah tempat recording booth dan mixing room berada. Tentu saja setiap ruangan terdapat kedap suara dan tidak mungkin sekali menganggu ruangan lain.

Jere kesal bukan main terlebih dengan beberapa lembar kertas yang ia bawa. James sialan malah pergi ke kamar mandi. Jadi, ia terpaksa masuk ke dalam ruangan ini seorang diri.

Tugas apapun terasa menyebalkan terutama tugas yang mendadak. Tidak terencana bahkan merusak segala rencana.

Dengan malas, Jere membuka pintu recording room berada. Tanpa disangka, sudah ada orang di dalam sini. Biasanya singgah sana telah di isi Lee Donghae ketua timnya. Namun, tidak dengan sekarang. Ada seorang laki-laki tengah duduk di sofa yang sibuk dengan ponsel di tangannya.

"Kak Donghae ke mana?" tanya Jere seraya meletakkan kertas milik James ke atas meja.

Laki-laki itu mendongak dan memasukkan ponselnya ke dalam saku. Dia menyandarkan punggungnya pada sofa tanpa menoleh ke arah Jere lagi. Jere terus mengamati setiap pergerakan Namtae yang tampak enggan menjawab pertanyaannya dengan ujung mata.

A Song Written Easily 🎶Where stories live. Discover now