~10~

3 1 0
                                    

"Berapa banyak barang yang kamu bawa, Re?" tanya Doyoung dengan posisi tengkurap di atas kasur. Sedangkan Jere tengah duduk di lantai seraya merapikan pakaian ke dalam tas.

Banyal hal yang telah terjadi beberapa jam yang lalu. Jere harus menuju perusahaan yang masih sepi oleh pegawai lain. Kemudian kembali ke apartemen yang harus ia tempuh dalam waktu satu jam.

"Tidak banyak, cukup satu tas." Jere menoleh ke belakang yang dihadiahi tatapan penuh tanya, bahkan Doyoung menaikkan alisnya untuk mendapatkan jawaban. Jere hanya bisa menghela napasnya karena lelah.

"Yakin tinggal bersama mereka, bukankah mereka semua laki-laki?" keluh Doyoung setelah mengetahui kebenaran di mana Jere akan tinggal bersama artis dan Manajer Kim dalam satu atap.

"Lalu apa bedanya aku yang tinggal denganmu?" balas Jere seraya menatap Doyoung tajam.

Sepulang dari BoorJeo Entertainment, Doyoung menjadi banyak bicara. Menanyakan bagaimana Jere akan tinggal dan ke depannya Doyoung akan menjadi apa jika tidak ada Jere di sini.

"Tentu saja beda, Re," Doyoung bangun dari tidurnya kemudian duduk di bibir kasur. Matanya terus menatap Jere yang tengah menata baju yang akan ia bawa, "Mereka semua laki-laki, Re.".

"What's that got to do with in?" Jere menoleh dan menatap Doyoung yang karena kalimatnya. Ia juga mendengar Doyoung menghela napas kasar kemudian kembali merebahkan badannya ke kasur.

"Nothing," jawab Doyoung malas dan terus menghindari tatapan Jere. "Please yourself," gumam Doyoung seakan tidak akan mempermasalahkan hal ini lagi.

Tak ada perdebatan yang sengit antara Jere dan Doyoung. Walau hanya saling menjawab singkat karena masih merasa kesal. Ralat, mereka sedikit berdebat karena Doyoung bersikeras untuk mengatar Jere untuk 'bekerja dengan menginap' itu.

Awalnya Jere menolak Doyoung untuk diantar sampai apartemen artisnya yang ada di daerah Gildong dekat dengan BoorJeo Entertainment yang mana berada di area Gangdong-gu.

"Sering-sering pulang, Re," pinta Doyoung yang memasang muka melasnya.

Jere hanya terkekeh melihat tingkah kekanakan dari Doyoung yang jarang sekali tampak. Walau begitu Jere sangat senang berteman dengannya selama ini.

"Bukankah besok kamu ke Gyeonggi-do lagi?" tanya Jere yang dijawab anggukan kepala.

Laki-laki itu akan mengerjakan tugas yang tersisa dan mengajukan tugas akhirnya ke dosen pembimbing. Tinggal menunggu hari, Doyoung akan lulus dan segera bekerja secara penuh di Beenaxsoft. Tempat ia bekerja saat ini.

"Kalau begitu, aku pulang dulu," pamit Doyoung seraya mengacak rambut Jere kasar. Jere pun sempat menggeplak punggung Doyoung sebelum berjalan menjauh.

Mereka berdua berangkat ke sini menggunakan mobil. Namun, Doyoung memilih pulang naik subway karena kemungkinan Jere yang membutuhkan mobil itu. Sedikit aneh memang.

Lorong apartemen di lantai 7 ini cukup sepi. Seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Jere hanya berdiri mengamati unit yang seharusnya ia masuki sejak tadi. Ia masih sedikit ragu untuk masuk bukan karena ada orang lain di sana. Hanya saja, ia akan memulai pekerjaan yang selama ini banyak orang inginkan.

Saat Jere membuka unit dorm yang akan ia tinggali selama bekerja, yang ia lihat ada empat orang laki-laki yang duduk berkumpul di ruang tv. Mereka tampak sangat serius hingga tidak menyadari kehadiran Jere di sini. Hingga ia berjalan mendekatpun masih belum ada yang menoleh.

Jere tahu apa yang tengah dipikirkan oleh mereka. Rumor pencurian Lee Yeongcham. Salah satu anggota mereka.

Orang gila mana yang menyebarkan rumor hanya karena potongan sebuah video. Benar-benar gila. Hingga Jere harus turun tangan untuk menyelesaikan semua.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 16, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

A Song Written Easily 🎶Where stories live. Discover now