~4~

29 3 0
                                    

You're acting like you're busy every time
**

Kesulitan mencari sesuatu adalah hal yang wajar. Apalagi dengan seluruh barang-barang yang tersebar hampir di seluruh ruang tv. Hampir semua kardus telah Jere buka, tapi ia masih belum juga menemukan barang yang ia cari.

Unit apartemen tipe 170 ini memiliki empat kamar yang terbagi dengan baik dan rata. Jere dan Doyoung masing-masing memiliki kamar pribadi dan memiliki ruang kerja. Jadi, mereka bisa fokus satu sama lain dengan segala hal yang mereka kerjakan. Berbicara mengenai apartemen, ini adalah unit yang memang dibeli oleh kedua orang tua Jere sejak mereka mulai masuk high school.

"Ashh, bodo amat lah. Nanti juga bakal ketemu," pasrah Jere dengan punggung ia rebahkan ke sofa.

Kardus kecil yang berisi segala perintilan Jere, sebagian telah tertata rapi di dalam kamar dan ruang kerjanya. Saat Doyoung belum pergi, ia sempat memintanya untuk membenahi kedap suara di ruang kerja Jere. Beberapa bagian sudah rusak dan tidak menempel dengan sempurna.

Mata Jere menangkap buku yang terselip di antara buku milik Jere. Buku tersebut milik Doyoung yang ia belu di Canada. Doyoung pernah berpesan pada Jere untuk membelikan buku apapun yang berkaitan dengan riset Doyoung dari sana. Namun, kemungkinan laki-laki itu sudah lupa dengan barang yang ia minta.

Jere berjalan menuju ruang kerja Doyoung dan meletakkannya pada salah satu rak yang memang berisi kumpulan buku yang masih baru. Kemungkinan buku-buku tersebut akan dibuka jika memang Doyoung membutuhkan. Jere pikir semua kebutuhan Doyoung sudah tercukupi tidak hanya di computer super canggihnya tapi dengan aksesnya di Beenaxsoft tempat ia bernaung sekarang.

Suara dering telepon menyadarkan Jere yang tengah menata buku di rak. Ia segera berlari menuju ruang tv untuk mengangkat telpon. Di layar, tampak Manajer Kim menelepon dan telah mengirim banyak pesan namun Jere abaikan sejak tadi.

"Ada apa, Manajer Kim?" tanya Jere seraya duduk pada sofa kembali.

Di hari yang menjelang siang ini, tiba-tiba saja Manajer Kim mencarinya dan bertanya kenapa belum juga berada di kantor sedangkan yang lain telah sibuk dengan urusannya masing-masing.

"Kak Hyungmin, aku sudah ijin dengan Manajer Jang untuk terlambat. Lagipula aku masih bekerja untuk bagian A&R. Jadi aku memiliki jadwal yang fleksibel," jelas Jere yang memang begitu adanya. Bekerja dengan Donghae dan James membuat jam kerja Jere sangat tidak teratur, bisa berangkat siang dan bisa pulang malah sekali. Bahkan bisa menginap di studio saking banyaknya pekerjaan dan ide yang mengalir.

"Akan ada rapat dengan CEO untuk membahas debut boygroup baru."

Jere menegakkan badannya mendengar penuturan Manajer Kim. Ia terkejut bukan main, karena seingatnya Donghae belum meminta Jere untuk mengumpulkan seluruh lagu yang telah mereka kerjakan. "Baiklah aku akan segera ke sana."

Hisshh, Jere menyesalkan kenapa ia tidak bisa memiliki waktu bersantai yang banyak. Ia selalu dikejar oleh sesuatu yang terkadang terkesan mendadak. Rapat dengan CEO? Yang benar saja.

Tidak ada waktu lagi untuk naik subway dengan segala keramaiannya. Akhirnya, Jere memilih menggunakan mobil yang sebenarnya masih enggan ia pakai karena belum terbiasa. Namun, mau bagaimana mana lagi. Darurat. Jere juga tidak bisa menjamin jalanan akan bisa diajak berkompromi dengan situasi seperti ini.

Butuh satu jam untuk sampai ke perusahaan. Bukan karena jalanan yang ramai, tapi jarak yang jauh yang sedikit menghambat. Apartemen Jere berada di daerah Gangnam-gu sedangkan BoorJeo Entertaiment berada di Gangdong-gu.

A Song Written Easily 🎶Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang