61. kantor jadi hancur

Start from the beginning
                                    

"Satu"

"Dua"

"Tiga"

"Empat"

"SUDAH BELUM??

"BELUM ANJIRRR BENTAR WOY! JANGAN NGINTIP BINTITAN NTAR MATA LU"

"YAUDAH CEPETAN, TUJUH"

"WOY NGITUNG YANG BENER, ENAM DAN LIMA NYA LO BELUM HITUNG YAH"

"Ishh iya iya, lima"

"Enam"

"Tujuh"

"Delapan"

"Sembilan

"Sepu--"

"Sepuluh!, aku akan menangkap kalian wahai para dakjal"

"DANIEL KETAHUAN! KELUAR LO WAHAHAHA"

"EH BANGKE PANGGIL GUE KAK" Audri tak memperdulikannya, dia berlari ketempat dia berhitung tadi lalu memegang di dinding pas dia berhitung tadi

"Daniel" ucapnya saat memegang dinding itu, tak tau apa tujuan nya saat bermain permainan tersebut

Audri kembali mencari dan selanjutnya dia mendapatkan Lani dan Noni yang bersembunyi di bawah meja sekretaris Jane "Tante Lani Tante Noni ketahuan!"

Dia kembali berlari ke arah dia berhitung dan megulangi apa yang dia lakukan tadi yaitu memegang dinding dan menyebutkan nama Noni dan Lani, merasa sudah ketahuan Lani dan Noni keluar dari perembunyiaannya

"Loh, non Zizi sama Suny kenapa diam disitu? Bangun atuh non kayak curut diam di bawah meja" kompak Zizi dan Suny mengarahkan jari telunjuknya ke arah bibir mereka menyuruh ob itu untuk diam, mereka memang sudah di kenal oleh para karyawan dikarenakan mereka memang sering bermain di kantor

"NAH LOH KETAHUAN LO BEDUA!" Dengan kecepatan penuh Audri berlari lalu di ikuti Zizi dan Suny yang mencoba untuk sampai terlebih dahulu agar tidak kalah

"Ziz Suny, oke sekarang tinggal zio, zia, tante shisil, farel dan Dika" Audri kembali menyusuri lantai satu dan satu persatu dia temukan mulai dari Shisil yang berpura-pura menjadi karyawan, Farel, Dika dan Zio yang bersembunyi di tempat yang sama yaitu dalam kamar mandi laki-laki, oke baiklah katanya Audri memang nekat masuk ke kamar mandi laki-laki

"Zia mana sih? Susah banget ketemunya" dumel Audri yang masih terus mencoba mencari Zia, lalu tatapan matanya tertuju pada ruangan rapat umum tadi, hanya ruangan itu yang belum dia cek

Oke mari fikirkan alasan yang logis kalau di tanya om Reldi, hemm kayaknya bilang nyari hp yang ketinggalan bagus sih alasannya-fikir Audri lalu melangkah penuh percaya diri, perlahan namun pasti Audri membuka ruangan itu dan benar saja dia menadapati Zia yang sedang memainkan ponselnya

"ZIA KETAHUAN!" Teriakan spontan dari Audri membuat Riki, Reldi dan Zia kaget, merasa dirinya ketahuan Zia membuang asal ponselnya dan mencoba berlari menyusul Audri

Sepanjang lorong mereka saling tarik menarik dan dorong mendorong, membuat beberapa karyawati yang membawa tumpukan kertas tersenggol dan menyebabkan kertas jatuh berantakan

"ZIA, YEAY YEAY YEAY MENANG" Audri berjoget-joget dan berteriak karena merasa dirinya sudah menang

"MENGAPA BERANTAKAN?!!" Bukan teriakan amarah tapi suara yang penuh dengan ketegasan membuat Audri diam meneguk slivanya kasar, kompak seluruh karyawan menunjuk Zia dan yang lainnya

"Loh ada apa ini kenapa lantai ini sangat berantakan? Tumben sekali" ujap Jane yang baru datang, dengan cepat Zia berlari ke arah Jane dan meminta Jane mengeluarkan seluruh kartu ATM daddy nya dengan berbisik-bisik

"Udah semua ini tan?" Tanya Zia dengan suara pelan

"Udah" balas Jane yang tak kalah pelannya, Zia mengkode mereka semua untuk lari memasuki Lift

"LARI!" Mereka langsung lari memasuki lift, sebelum Lift tertutup Zia sempat berteriak yang membuat kekesalan Reldi sedikit berkurang

"LOVE YOU SO MUCH DADDY"

"love you too my princess" balasnya dengan suara lirih "kamu lihat itu Riki? Saya sangat menyangangi dia dan Zio, walau saya lebih memanjakan Zia bukan berarti saya membedakan mereka berdua, walau dia SMA tapi umurnya masih 15 tahun, dia mengikuti kelas akselerasi bersama 3 teman perempuannya, sebenarnya mereka akan lulus tahun ini tapi mereka lebih memilih menunda untuk lulus bersamaan dengan teman Zio yang bernama Dika, Farel dan Daniel, katanya mereka sudah cukup nyaman bersahabatan dengan ketiga laki-laki itu hingga membuat mereka lebih memilih menunda kelulusan, Zia hampir 90% duplikat Ara mendiang istri saya, sifatnya yang petakilan, bar-bar, tak pernah takut, dan sama-sama mengambil kelas akselerasi membuat saya terus mengingatkan saya dengan mendiang istri saya, jika saya dulu belum bisa menjaga istri saya. Maka sekarang saya akan menjaga Zio dan Zia"

"Om, jika Riki mendaftar sebagai calon menantu om apa om setuju?"

"Tanya papa dan mama kamu, dia siap mempunyai menantu seperti Zia atau tidak"

****

Hayolohhh Zia aja udah punya calon dari umur 15 thn, masa kalian kalah😌🤣 tenang kalian gak sendiri:) matcha juga jomblo🙂🔪

Part ke 4 yang matcha publish di malam-malam begini

Jangan lupa vote and comment yah:) matcha ngetik nya sampe pusing karena nahan ngantuk:)

Jangan lupa untuk vote dan comment yah💙

Selesai pengetikan jum'at 30 oktober 2020

Di publish :

|sabtu, 31 oktober 2020. 1:43 AM|

Di publish pertama kali : 31 oktober 2020
Di publish ulang : 23 April 2021

Instagram: dktmxl._

Salam cantik matcha latte 🍵💙

아스티.

I'M FAKE NERDWhere stories live. Discover now