60. boneka santet

3.6K 301 11
                                    

Happy reading!

Saat memasuki area gedung sekolah menengah atas, Zia kembali memasang wajah datar nya menatap tajam siapa pun yang menghalangi jalannya.

Walau umurnya yang lebih kecil dari hampir seluruh warga sekolah menengah atas itu tapi dia tetap di takuti karena anak pemilik sekolah dan anak dari leader terkenal, selain itu dia juga terkenal tidak pernah main-main dengan ucapannya, jika dia bilang akan memukul siapa pun yang menghalangi nya maka ia akan benar-benar memukul orang itu.

Selalu di lindungi BR, di turutin kemauannya oleh keluarga nya membuatnya selalu semena-mena untuk membuat masalah dan tak pernah takut karena ada BR dan keluarga nya yang selalu membereskan masalah yang dia buat

"Zia, tau gak tadi ada anak baru, kayaknya sih cabe gitu. Gue gak pernah liat dia, sok gitu orangnya dia nyuruh anak-anak yang masih kelas 10 beliin dia makanan dengan bentak-bentak gitu waktu kita-kita di kantin" audri mengangguk membenarkan perkataan Zizi, sebelum mereka ketempat Zia mereka sempat melihat siswi yang membentak-bentak orang

Tanpa menyahuti gosip dari temannya Zia langsung berjalan menuju arah kantin yang ternyata masih ramai dan banyak orang yang berkerumun, mengapa orang-orang sangat menyukai membully di kantin? Kenapa tidak di lapangan saja? Fikir Zia

Tujuan zia bukanlah mencari masalah, dia hanya ingin makan dulu tapi sialnya masalah lah yang mencari-carinya, baru ingin melewati siswi yang memang seperti cabe-cabean memanggil Rany dan itu artinya juga memanggil dia

"Eh lo yang pake baju smp, sini lo!" Kelima orang itu berhenti lalu menatap orang yang memanggil Rany, karena hanya Rany lah yang memakai baju smp dan hanya Rany lah yang berani memasuki gedung SMA, semua mengenal Rany kecuali orang yang memanggil Rany barusan

"Siapa yang lo panggil?" Tanya Zizi dengan nada menantang dan judes nya

"Emang yang anak smp disini siapa kalau bukan anak yang di samping lo? Gausah ikut campur urusan orang! Woy bocah, Lo dengerin gue gak?! Budek lo yah" Zia melangkah ke arahnya yang masih berlagak sombong dan sok berkuasa

"Lo tau siapa yang lo teriaki bocah? Lo tau di depan siapa yang lo teriak dengan nada tinggi?" Tanya Zia dengan tenang, Zia benar-benar tidak menyukai ada orang yang berteriak di depannya dan terlebih lagi jika menyangkut adiknya

"Emang siapa? Artis? Pengusaha kaya? Pemilik sekolah? Gue gak peduli, asal lo tau gue di juluki Queen bully di sekolah lama gue" Zia mengangguk lalu tersenyum meremehkan orang yang di depannya, astaga dalam sehari ada dua orang yang tidak mengenalnya

"Jadi lo di D.O dari sekolah karena bully?"

"Yaps, jadi kalau lo mau aman mending minggir!" Siswi itu mendorong bahu Zia

"Kalau gitu selamat! Lo yang akan jadi korban bully disini, dan orang yang akan selalu bully lo ada di depan lo sekarang" wajah sombong yang sedari tadi dia pasang luntur digantikan wajah merah penuh emosi

"SIAPA LO BERANI-BERANI BULLY GUE HA!" Zia menutup matanya sebentar lalu menatap orang yang barusan teriak di depannya, jika memang tatapan bisa membunuh orang, maka orang yang berada didepannya sudah tidak bernyawa

Zia menarik rambut siswi itu dengan keras hingga membuat kepala siswi itu tertarik kebelakang mengikuti arah tarikan Zia "dengerin ini baik-baik, gue gak suka ada orang yang teriak di depan gue, gak ada yang berani teriak di depan gue bahkan pengusaha kaya yang bernama Alreska Hendrick, Hera ludwig dan Reldi Ludwig,lo pasti taukan 3 pengusaha kaya itu?"

Zia melepaskan tangannya dari rambut siswi itu lalu mendorongnya hingga terduduk di lantai, dia mengibaskan rambutnya yang tadi menutupi name tagnya kebelakang. Dia menujuk name tag nya yang sudah terlihat dengan jelas "Zia Queen Ar Ludwig, anak dari Rara Vany Queen Alreska Hendrick dan Reldi Ludwig, keluarga lo pasti mengatakan bukan jika bersekolah disini jangan pernah membuat masalah dengan Zia, dan selamat selama gue nge bully lo gue gak akan pernah di keluarkan dari sekolah, dan gue kenal kan orang yang lo sebut bocah itu adalah Rany Albany anak dari Riski Albany dan Adeltas Andreska lo tau bukan? Gue ad----"

"Zia berhenti membawa-bawa keluarga dan marga" Zio berdiri bersama teman-teman nya yang berusia 2 tahun lebih tua darinya di depan pintu

"Apasih gak asik lo sialan! Yaudah kenalin gue Zia pemilik 30% dari perusahaan twinZ dan akan menjadi 50% kalau sudah berumur 17 thn"

"Jangan membawa kekayaan Zia" tegur Zio lagi, Zio tidak menyukai sifat Zia yang selalu membawa-bawa kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya juga keluarga nya

"Oh? Gak boleh bawa-bawa kekayaan yah?" Ujarnya dengan polos lalu mengambil dompet miliki Zio yang berada di saku celana Zio tanpa meminta izin "yaudah kalau gitu kekayaan lo hari ini buat gue semua"

"Gue belum makan"

"Ka, lo ada uang kan?" Tanya Zia pada teman Zio, lelaki yang di tanya mengangguk ragu "yaudah pake uang dika"

Zia mulai meminta kartu atm Zio dan Zia yang di pegang anggota BR yang memang bertugas untuk melindungi Zio dan Zia tapi Zio meminta untuk melindungi Zia saja karena Zia yang selalu membuat masalah

"Zia berhenti bersifat kenak-kanak an, mommy gak pernah ajarin lo seperti ini" Zia berhenti menghitung kartu-kartu yang berada di tangannya

"Zio"

"Kak zio"

Panggil teman-teman Zio dan Zia juga Rany bersamaan memperingatin Zio bahwa dia salah jika membawa bawa mommy mereka dalam perdebatan mereka

Merasa dia salah bicara dia menatap mata adiknya yang sudah berkaca-kaca karena ucapan "Zia maksud abang gak---"

"Kalau lo lupa gue akan ingat in lo, mommy sudah 10 tahun gak ngajarin gue" zia membuang kartu-kartu atm itu ke lantai hingga berserakan dan berlari keluar dari kantin, sempat berpapasan dengan sahabat-sahabat mommy dan tante shisil nya tapi tak dia hiraukan dan terus berlari

"Eh?!! Zia mau kemana?!!" Teriak Shisil melihat keponakan tersayangnya berlari begitu saja

"WOY SIALAN SIAPA YANG BUAT PONAKAN GUE NANGIS HAH?!!" Kompak Zizi, Audri, suny dan Rany menunjuk Zio yang masih menatap kartu-kartu yang tadi di pegang Zia

"Lo apain adek lo Zio?"

"Eh anak gue kenapa basah ini, rany kenapa sayang? Kasih tau mama siapa yang buat Rany basah, kita basah in orang nya sekarang" Adel memutar-mutar badan Rany melihat badan anaknya yang memang masih sedikit basah

"Boneka santet mah, dia siram Rany tadi. Labrak ma labrak!" Adu Rany pada mama nya, 3 orang yang dulunya alumni badgirl yang sekarang sudah menjadi ibu-ibu itu melotot tak terima

"Ayok kita labrak sekarang boneka santet itu! Lani Noni sama Shisil urus in Zia dulu ye, gue mau labrak boneka santet" mereka mengangguk setelah Adel membagi-bagi tugas mereka, siswa siswi yang masih berada di kantin bergidik ngeri melihat alumni badgirl pada masanya itu berkumpul dan ingin menemui orang yang telah membully Rany

"Woy ngapain lo masih duduk di lantai? Mau cosplay jadi suster ngesot?" Tanya shisil judes dan sinis

"Kak Di sama Jane mana lagi nih"

"Kak Diana sama Jane cuman punya 2 kemungkinan, jaga anak atau gak di kantor lagi selingkuh sama berkas" Shisil berfikir sebentar "kayaknya opsi kedua deh, Zia juga kayaknya di kantor"

"Yaudah kita ke kantor aja nyusulin Zia yang pasti lagi acak-acak in kantor"

*****

Gak tau menurut matcha ini part gak jelas banget sumpah:) yuk angkat tangan yang setuju😭🤣👍

Part ke 3 yang matcha up di jam setengah 2 malam ini

Jangan lupa vote and comment yah

Salam cantik matcha🍵💙

Selesai pengetikan 29 oktober 2020

Di publish:

|sabtu, 31 oktober 2020|

Di publish pertama kali : 31 oktober 2020
Di publish ulang : 23 April 2021

Instagram: dktmxl._

Salam cantik matcha latte 🍵💙

아스티.

I'M FAKE NERDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang