61. kantor jadi hancur

Start from the beginning
                                    

"Minggir! Gue lagi emosi dan gue udah bosan liat muka kalian" sontak keempat anggota br yang berjaga memberikan jalan kepada nona muda mereka untuk menghidari emosi nona muda mereka, lelaki yang belum di ketahui namanya itu ikut masuk kedalam ruangan rapat

"Zia apa resepsionis tidak bilang daddy--" Reldi berhenti bicara karena melihat mata anak nya yang berkaca-kaca, sudah lama dia tidak melihat anak perempuan nya yang petakilan dan bar-bar itu menangis, bahkan dia jatuh dari motor pun bukannya menangis tetapi tertawa

"Dad" panggil Zia lalu berlari memeluk erat Reldi dan menangis keras tanpa memerdulikan para petinggi di perusahaan dan cowok yang sampai sekarang belum dia tau siapa

"Zia kenapa?" Tanyanya dengan nada lembut, orang-orang yang didalam ruangan kompak tersedak ludah mereka sendiri karena terlalu kaget mendengar nada suara Reldi yang tak pernah mereka dengar

"Abang hiks abang hikss"

"Abang kenapa? Jahilin Zia lagi? Ab--"

"Daddy" Zio masuk bersama Shisil, Noni, Lani dan teman-teman Zia sedangkan teman-teman Zik menunggu di luar ruangan

"Abang, adek nya kenapa?" Walau dengan suara rendah tapi tatapannya sangat tajam, dia memang mendidik Zio sedikit lebih tegas karena menurut Reldi Zio harus kuat secara mental dan fisik untuk melindungi Zia

"Zio--zio anu--"

"Huaaaa mommy, Zia mau mommy. Mommy hiks, mommy" Zia semakin menangis dengan kencang, rapat yang baru saja di mulai 30 menit terpaksa harus di undur karena anaknya sedang merindukan mommy mereka

"Maaf Riki bisa duduk dulu di sofa" cowok yang ternyata bernama Riki itu mengangguk sopan

"Iya gapapa om"

"Zio temannya di suruh masuk dulu, terus pintu ditutup" Zio mengangguk lalu menyuruh teman-temannya masuk dan menutup ruangan kembali, ketahuilah ruangan rapat umum ini adalah kedap suara jadi sekencang apa pun Zia menangis tidak akan ada yang mendengar dari luar

"Shisil, ini ada apa?" Shisil yang ditanya sempat kaget karena dia tidak tau apa-apa tiba-tiba ditanya

"Lah? Mana shisil tau bang, itu Shisil sama alumni badgirl datang kesekolah eh tau-tau nya Zia udah lari sambil nangis gitu, terus tuh ATM pada dilempari Zia ke Zio. Tanya Zio nya lah bang. Shisil, tante Noni dan tante Lani gak tau apa-apa jadi jangan tanya kita bertiga"

"Audri, suny, Zizi. Zia nya diapa in Zio" kompak ketiganya memasang wajah senyum iblis, kapan lagi mengadu ke daddy teman mereka yang sangat kaya, siapa tau selesai mereka mengatakan mereka diberi uang jajan

"Audri yang jawab, jadi gini om. Zia tadi sempat cekcok dan sedikit ngejambak rambut anak pindahan, anak pindahan itu mau nyuruh si Rany dan dia juga teriak di depan Zia, terus Zia sempat bawa-bawa keluarga bilangnya gini 'alreskan hendrick, Hera Ludwig dan Reldi Ludwig, 3 pengusaha itu aja gak berani teriak di depan gue, lo gak tau gue? Zia Queen Ar Ludwig, anak dari Rara Vany Queen Alreskan Hendrick dan Reldi Ludwig, pemilik 30% saham di perushaan twinZ' nah terus si Zio datang tuh om Setttt terus Zio sama Zia sempat debat dikit habis itu Zio bilang 'zia berhenti bersifat kekanak-kanak an mommy gak pernah ngajarin lo kayak gini' gitu om ceritanya terus yaudah Zia datang kesini" Reldi semakin menatap anaknya dengan tajam, dia sudah berulang kali mengatakan pada Zio agar tidak mengatakan hal-hal sensitif pada Zia

"Udahaan yah nangisnya nanti gak cantik lagi, anak daddy yang cantik ini mau apa? Daddy beliin" suatu hal yang fatal jika bertanya pada Zia dia ingin apa, dari kecil saja matre nya tentang saham

Zia menghapus airmatanya yang ada di pipinya lalu menatap kebelakang tempat tante dan teman-temannya yang juga menatapnya dengan senyuman yang tak kalah iblisnya dari dia

I'M FAKE NERDWhere stories live. Discover now