22

798 110 8
                                    

Author

Para murid sedang berada di aula untuk menyantap makan siang nya. Bisa di lihat dari asrama Gryffindor dan Slytherin sudah memakai pakaian khusus untuk tim Quidditch masing masing. Dari meja Gryffindor sendiri, mereka sangat percaya diri bahwa mereka akan mengalahkan Slytherin untuk kesekian kali nya.

"Kau cupu Weasley!"
"Ron payah!"

Itu lah lontaran anak Slytherin untuk Ron yang baru saja di terima sebagai kiper di tim Gryffindor. Teman teman nya bisa melihat bahwa Ron benar benar tidak percaya diri saat ini. Apa lagi ketika Ron mendengar ocehan anak Slytherin yang membuat nya semakin keringat dingin.

"Good luck today, Ron! Aku tau kau pasti bisa mengalahkan nya" ucap salah satu wanita yang seasrama dengan nya. Ron hanya melirik nya sekilas lalu memberikan senyuman nya. Bukan senyuman hangat yang selalu ada di wajah Ron, melainkan senyum kaku yang ia paksakan.

"Aku akan mundur! McLaggen bisa mengisi posisi ku" kata Ron dengan nada yang sedikit bergetar.

"Minum lah" ucap Harry yang menyodorkan gelas yang berisikan jus kepada Ron. Dengan cepat Ron mengambil gelas itu lalu meneguk nya sampai habis.

"Halo semua nya" ucap seorang gadis kecil dari Ravenclaw yang tiba tiba saja duduk di sebalah Ron.

"Kau terlihat kacau Ron."
"Apa karna kau menyampurkan sesuatu di dalam minuman mu?"

Ron menoleh sekilas kearah Luna, dan dia langsung menatap Harry sangat tajam. Harry menatap balik Ron dengan cengiran di wajah nya. Setelah itu dia menatap Luna dengan tatapan melas nya.

"Apa itu tonik?" Tanya Luna. Harry langsung memasukan botol kecil kedalam kantong nya.

"Astaga Luna," lirih Harry

"Itu cairan keberuntungan" jelas Hermione.

Beberapa menit kemudian, semangat Ron naik 2x lipat. Dia langsung berdiri tegak dan menatap teman teman nya dengan bangga. "Aku Siap!" Tegas nya. Harry hanya terkekeh Melihat kelakuan sahabat nya.

Setelah itu, Ron pergi menuju lapangan Quidditch. Dan disusul oleh teman teman nya yang akan menonton pertandingan.

Tapi tidak dengan gadis yang sedari tadi diam memperhatikan teman teman nya, gadis itu yang biasa nya ceria dan selalu memberi semangat kepada teman teman nya, namun kini malah dia yang terlihat paling tidak semangat.

Harry melihat sahabat nya yang diam saja, mengurungkan diri untuk cepat cepat pergi ke lapangan Quidditch. Harry menghampiri Liana yang sedang duduk dengan tatapan yang kosong.

"Hey" sapa Harry yang kembali duduk di samping Liana.

Liana tersadar dari lamunan nya dan menoleh kearah Harry lalu tersenyum. "Hey Harry, kau tidak kelapangan?" Harry menggeleng pelan menatap mata nya.

"Tidak jika kau tidak menonton pertandingan itu." Kata Harry.

Liana hanya terkekeh mendengar nya, Harry pun tersenyum dan membelai rambut panjang Liana. "Gitu dong, tersenyum."
"Kau terlihat lebih cantik jika tersenyum" ucap Harry seraya memberikan senyuman kepada Liana. Liana kembali dibuat tertawa oleh Harry.

"Liana, lupa kan kejadian itu, itu sudah beberapa minggu yang lalu. Kau terus menghindari nya, kau harus berbicara pada nya Liana."
"Kau pasti bisa" ucap Harry yang memberi semangat untuk Liana.

Memang kejadian di perpustakaan itu sudah sangat lama. Setelah kejadian itu, Liana selalu menghindar dari Draco yang berusaha berbicara pada nya. Liana pun selalu di semangati teman teman nya untuk berbicara baik baik kepada Draco, namun mental Liana belum cukup kuat, bisa saja lutut nya akan lemas dan dia akan menangis sejadi jadi nya di depan Draco, dan dia tidak mau itu terjadi.

MALFOYWhere stories live. Discover now