14

893 115 12
                                    

Liana POV

Aku sedari tadi asik berjalan jalan sendiri menikmati suasana sore hari. Dan seperti biasa, jika aku ingin menyendiri, aku selalu pergi ke taman yang biasa ku datangi ataupun danau. Dan sekarang aku sedang ada di danau.

Sudah terasa dingin disini. Musim dingin sebentar lagi tiba. Aku tiba tiba teringat bagaimana momen tahun lalu aku dan Malfoy saat musim dingin. Ntah bagaimana, apapun suana dan keadaannya, dia selalu terlintas dalam pikiranku.

Sikapnya yang kadang berubah, membuatku bingung. Pasalnya aku tidak pernah tertarik untuk membuka hati seperti kata ayahku. Karna di umur segini, aku hanya ingin bersantai dan tidak ingin merasakan yang namanya jatuh cinta. Aku mempunyai alasan sendiri kenapa aku tidak ingin jatuh cinta.

Sebenarnya aku terlalu takut untuk membuka hati. Karna yang ku tahu, Laki laki jika ia semakin tau bahwa ia sangat dicintai dan diinginkan, semakin dia lupa bagaimana caranya menghargai, dan mulai menggampangkan semuanya.

Sempat ada laki laki yang berusaha meyakinkan ku soal cinta, dan ujungnya? Dia pergi tanpa membuktikan omongannya itu. Aku tersenyum miris mengingat bagaimana bodohnya aku waktu itu, dan dari situ aku belajar bahwa cinta yang serius benar benar akan dimulai ketika kita dewasa.

Aku menarik napas panjang dan membuang nya secara perlahan. Menikmati suasana yang indah di danau tidak lah buruk.

Angin yang kencang meniup pepohonan hingga daun daun kering itu jatuh mengenai kepalaku. Rambutku tertiup angin hingga membuatnya sedikit acak acakan. Aku memejamkan mataku dan menarik napas dalam dalam lalu membuangnya secara perlahan. Benar benar waktu yang pas untuk menikmati hidup.

"Apa kau akan tetap membiarkan rambutmu berantakan seperti itu?"

Aku tersenyum mendengar nya, langsung saja ku membuka mata dan membalikan tubuh ku kearah nya.

Dia menghampiriku dan memegang kedua pundakku dan di balikkan kearah danau. Kedua tangannya kini sibuk merapihkan rambutku yang berantakan karna tertiup angin.

Setelah lumayan rapih, kemudian dia duduk di samping ku. Aku melihatnya yang sedang melihat kearah danau. Untungnya dia sedang mode tidak menyebalkan, jadi aku bisa berlama lama disini.

"Apa yang kau lihat?" Tanya nya

"Kau" jawabku sambil terus memperhatikan setiap inci wajahnya.

Dia terkekeh saat mendengar jawabanku. Dia melihat ku dan menatapku. Satu alis nya di naikan dan dia menyeringai kearahku.

"Bagaimana sikap mu bisa selalu berubah?" Tanyaku

Dia menaikan kedua bahu dan dengan cuek nya ia kembali melihat kearah danau. Tangan nya menopang tubuh nya dan dia mulai memejamkan matanya. Aku pun kembali melihat kearah danau.

"Sikap ku tak ada yang berubah. Aku ya aku." "Mungkin jika berdua dengan kau memang berubah" ucapnya

Aku menghiraukan ucapannya. Jangan harap jika aku akan terbang tinggi seolah olah aku adalah wanita yang spesial.

"Ntah lah, otak ku mengatakan bahwa aku harus mengeluarkan kata kata untuk menghina mu habis habisan"

Aku mengerutkan dahi ku setelah mendengar ucapan nya.

"Kalau begitu, lontar kan lah semuanya. Aku sudah terbiasa dengan cemoohan dari mulutmu" jawabku.

"Tidak, cemoohan itu selalu nyangkut di tenggorokan ku. Ibarat air yang di bendung dan tidak bisa mengalir."

"Kenapa?"

Dia membuka matanya dan menatapku, tiba tiba saja dia terkekeh saat melihat kearah ku. Aku mengerutkan dahuku saat dia merubah posisinya jadi menghadap kearah ku.

MALFOYWhere stories live. Discover now