"Kim Doyoung, come on. Kurangi makan permen jelly, okay?" perintah Jere akan tetapi hanya dibalas tatapan malas oleh Doyoung. "Assshh, terserahlah."

Mengingatkan Doyoung agar tidak mengkonsumsi gula terlalu banyak adalah hal yang sia-sia. Laki-laki itu hanya akan mengiyakan permintaan tersebut namun tidak dilakukan sama sekali. Lagipula permen ini hanya akan dimakannya saat ada projek dari klien saja. Begitu katanya.

"Email yang aku kirimkan tiga minggu yang lalu sudah kamu buka?" tanya Doyoung setelah meneguk air putih hingga habis dan mengisinya lagi hingga penuh.

"Kamu tidak mengirimkan apapun, Do. Tapi nanti aku cek lagi," jawab Jere tidak peduli dengan email apa yang telah dikirimkan oleh Doyoung. "Tugasmu bagaimana?"

Kenapa Jere bisa bersikap bodo amat dengan email Doyoung. Karena Jere sudah terlalu sering mendapatkan email dari Doyoung untuk membantunya menemukan sebuah ide untuk pekerjaannya. Misalnya Doyoung tengah membutuhkan bahan untuk website yang ia tengah kembangkan sesuai dengan yang diinginkan klien, maka Jere sering memberi masukan dari output yang dihasilkan. Terkadang Jere juga meminta pendapat pada Doyoung untuk lagu yang tengah ia buat. Istilahnya saling membantu.

"Dalam waktu dekat aku harus ke Gyeonggi-do selama dua minggu. Setelah itu kamu bisa datang ke wisudaku," jawab Doyoung sedikit membanggakan kalau ia akan segera lulus menyusul jejak Jere yang sudah setahun lalu berlalu.

Bukankah Gyeonggi-do terlalu jauh? setelah pergi ke Vancouver sekarang Gyeonggi-do. Semakin tua maka tidak ada waktu untuk bersantai lagi ternyata. Jere pun begitu, ia sudah memasuki masa-masa sibuk dengan pekerjaannya. Masa rekaman telah datang menghampirinya. Tinggal beberapa rekaman revisi akan selesai.

"Pergilah mandi, aku akan mencuci piringnya." Doyoung mengajukan diri sembari menata piring-piring di atas meja kemudian ia bawa ke tempat cuci piring.

"Baiklah temanku yang baik hati nan tidak sombong," balas Jere seraya menepuk punggung Doyoung dua kali dengan pelan. Tak lupa dengan senyum lebar yang Jere pasang hingga menampakkan giginya yang rapi.

"Iya temanku yang sangat manis nan lucu," lanjut Doyoung dengan senyum lebar begitu pula dengan Jere.

"Hueekkk, geli banget Do," teriak Jere seraya berjalan menjauh dengan kaki yang sesekali berjingkat karena geli mendengar ucapan mereka berdua. Gelak tawa keduanya masih terdengar walau Jere sudah masuk ke dalam kamar mandi.

Dapatkah Jere bersyukur dengan hari libur ini? Orang yang bekerja di bidang hiburan, kata libur di akhir pekan adalah hal yang mustahil. Apa ada stasiun tv yang layarnya menggelap karena libur akhir pekan? Tentu tidak bukan?

Jere sangat beruntung, Donghae tidak menjadwalkan rekaman untuk calon boygroup itu di akhir pekan. Katanya, Donghae memiliki pekerjaan lain dengan temannya. Jadi, Jere tidak perlu datang ke perusahaan. Akhirnya Jere dapat bernapas lega karena kebijakan yang diberikan Donghae kali ini.

Jika pekerjaan Jere tampak tidak realistis, maka jam kerja sebagai produser ataupun Manajer lah yang sangat tidak realistis dan tidak manusiawi. Pikiran harus terus bekerja 24 jam dalam seminggu. Maka harus mereka harus pintar-pintar memanfaatkan waktu untuk istirahat jika tidak ingin jatuh sakit dan menghambat pekerjaan yang lain.

Setelah menyelesaikan makan dan beres-beres, mereka bersiap untuk pergi untuk membeli keperluan untuk sehari-hari. Untuk hari ini, Doyoung yang akan membelanjakan semuanya dan mentraktir Jere karena laki-laki baru saja mendapatkan gaji.

"Sepertinya aku seminggu ini akan jadi pengangguran," celetuk Doyoung ketika pintu lift terbuka di lantai dasar.

"Nikmati waktu luangmu sebelum kamu merindukan waktu luang," ucap Jere yang terdengar seperti kalimat yang sangat rumit di telinga Doyoung.

Doyoung pikir lebih mudah memahami bahasa coding dibandingkan kata-kata yang diucapkan Jere. Apalagi bila sedang dalam mode melebih-lebihkan. Maka, lebih baik tutup telinga saja daripada merinding dibuatnya. Dasar tukang tulis lirik lagu. Terlalu puitis dan terdengar menggelikan.

Tudung pada hoddie, Jere kenakan hingga rambut panjangnya terlihat keluar dari samping kepalanya. Tangannya ia masukkan ke dalam saku hoddie. Mata Jere menangkap seseorang yang keluar dari sebuah gedung bertingkat dengan pakaian santainya. Tak lupa topi hitam yang tersemat di atas kepala. Orang tersebut tampak santai dan tidak perlu menutupi area wajah karena area ini tidak terlalu ramai oleh orang lain.

Buru-buru Jere mengambil ponsel dari saku celana untuk menghubungi seseorang. Beberapa kali gagal karena yang ada di ujung telepon sedang sibuk dengan panggilan lain. Pada panggilan kelima, Jere berhasil terhubung dengan mata terus mengikuti laki-laki yang tengah berjalan keluar gang.

Doyoung yang berdiri di samping Jere hanya bisa memandangi dengan dahi berkerut akibat tingkah aneh dari Jere. Entah apa yang merasuki Jere hingga seperti ini setelah melihat seorang laki-laki tadi.

"Manajer Kim!!" teriak Jere yang membuat Doyoung terkejut bukan main karena suaranya. "Aku melihat Kim Namtae di Samseong-ro."

Bagaimana bisa seorang trainee yang akan segera debut dibiarkan berkeliaran di tempat ini sendirian. Di mana manajer yang mendampinginya. Ini sudah termasuk kelalaian dalam bekerja, jika Manajer Jang tahu pasti Manajer Kim akan kena marah.

Jere berusaha memberitahu dengan cepat dan suara yang lantang. Ia tidak peduli orang di ujung sana sakit telinga karenanya. Namun malah terlihat heboh karena mendapatkan sesuatu.

"Mereka sedang libur."

"Oh okay," jawab Jere singkat kemudian mematikan sambungan telepon dengan cepat dan memasukkan ponsel ke dalam saku dengan cepat.

Jerr merubah raut wajahnya seakan tidak terjadi apa-apa. Namun ternyata perubahan itu tak luput dari pandangan Doyoung. Jere yang tadinya heboh menjadi diam dan berjalan santai kembali.

Doyoung terkekeh melihat Jere yang mulai aneh kembali. Dia hanya bisa tersenyum lebar melihat Jere yang berjalan mulai menjauh dari dirinya. Ia memilih untuk mengejar Jere yang masih terus berjalan. Ketika Doyoung merangkul Jere, perempuan itu malah bersiul santai dengan tangan masuk ke dalam saku hoddie.

"Memangnya dia siapa, kenapa terlihat heboh begitu?" tanya Doyoung dengan tangan yang masih merangkul Jere santai.

Jere mendongak menatap Doyoung yang menatapnya balik. "Tapi kamu diam saja, jangan bilang siapa-siapa." Jere mengedipkan mata beberapa kali meminta persetujuan dan dibalas anggukan dan senyum tipis. "Dia calon idol baru di BoorJeo Entertainment dan aku yang akan menjadi manajernya."

~끝~

A Song Written Easily 🎶Where stories live. Discover now