Ceva 12

2.8K 554 103
                                    

Saya menatap penuh spekulasi pada sosok wanita di hadapan saya saat ini. Dengan menuangkan vodka pada gelas yang ia minta dari Bram, kendati awalnya mendapat penolakan dari Bram, wanita itu menatap saya dengan mata penuh kerinduan.

"Lama banget kita nggak ketemu, Va. Aku kangen." Tuturnya dengan suara yang sengaja ia desahkan. "Kamu udah jadi aktor terkenal, pantes aja kalo kamu sampe lupa sama aku."

Saya menghela napas panjang. Menghadapi ketakutan saya saja rasanya sudah lelah bukan main, apalagi saat ini sosok hantu di masa lalu saya justru kembali hadir di hidup saya yang mulai tertata.

"Nggak usah basa basi, apa yang kamu butuhkan dari saya, Dira?"

Bukannya menjawab, atau sakit hati, Dira justru terkekeh sambil membelai lengan saya. "Sejak kapan kamu suka waktu berakhir cepat kalo sama aku hm? Bukannya dulu kamu betah banget nelanjangin aku?"

Tanpa sadar tangan saya terkepal penuh murka. Kalau saja saya memiliki kekuatan untuk menghapus masa lalu, saya pasti tidak akan ragu untuk menghilangkan masa lalu saya yang menjijikkan itu.

"Kamu sudah ada Rendi, Dira. Dan lagipula, itu hanya masa lalu kita. Jadi saya mohon, lupakan masa kelam itu."

Namun kepala Dira dengan tegas menggeleng. "Sampai kapanpun, jasa servis ranjang kamu itu yang paling memuaskan di antara yang lain. Otakku susah buat hapus kenangan kita." Tukasnya manja sambil menggelayuti lengan saya.

Wajah saya pias ketika diingatkan lagi bagaimana performa jasa saya di masa lalu. Sebagai seorang lelaki panggilan, atau istilah kasarnya adalah gigolo, saya jelas punya rekam jejak hitam yang sampai matipun akan diingat oleh seluruh sahabat sekaligus pelanggan saya. Termasuk Rey dan juga Dira.

"Dira, perhatikan tingkah kamu! Saya nggak mau ada skandal gara-gara gelayutan kamu." Tekan saya sambil mencoba melepas belitannya dari lengan saya. Namun, mengusir Dira ternyata lebih susah ketimbang saya mengusir ayam.

Wajah Dira mendekati kuping saya, dengan gestur seperti hendak mencium. "I miss you. Aku ada booking room sekarang. Mungkin sebagai uang tutup mulut, kamu bisa kasih aku kenangan paling panas buat terakhir kalinya."

Kali ini saya benar-benar marah. Baru saja saya hendak bergegas, tapi ternyata Dira justru maju, dan dengan cepat melumat bibir saya. Saya kaget bukan main. Terlebih Dira makin menekan tengkuk saya untuk mengintimkan ciuman sepihak darinya.

Ini salah. Benar-benar salah. Seketika saya teringat akan wajah kecewa milik Mayang. Mata saya memerah, menahan kesedihan kala membayangkan bagaimana benci dan kecewa nya Mayang ketika tahu bagaimana kelakuan saya di masa lalu.

Dengan cepat saya mendorong tubuh Dira, memutuskan ciuman gila nya dan menatap nyalang sosoknya yang terkejut.

"Kamu boleh merasakan seluruh fisik saya di masa lalu. Tapi untuk sekarang, sosok Ceva si gigolo kesayangan kamu sudah mati, Dira. Lupakan saya. Lupakan masa lalu saya. Hidup saya sudah jauh membaik dan tertata saat ini. Jadi saya mohon, jangan mengusik ketenangan saya."

Dengan itu saya pun segera bergegas pergi dari hadapannya. Menatap kabur jalanan yang tertutup genangan air mata di pelupuksaya.

Mayang. Saya butuh Mayang untuk mewaraskan saya.

Langkah saya makin cepat menuju pintu keluar, namun saya kaget ketika sosok Manda, sahabat Mayang, sudah menunggu saya dengan wajah nya yang terlihat luar biasa murka.

Tanpa tedeng aling-aling, Manda segera menampar saya bolak balik, seolah mewakili kekecewaan Mayang pada saya.

"Berani nya lo sakitin sahabat gue!!" Jeritnya mengundang atensi pengunjung yang kebetulan duduk dekat di pintu keluar.

"Manda, bukan seperti itu, saya bisa jelaskan."

Manda berkacak pinggang. "Jadi, si superstar ini udah bosen sama pacar oversize nya hm? Dan milih cari pelarian ke pelacur hanya karena bosen?" Manda bertepuk tangan keras dan tertawa. "Gue nggak nyangka kalo lo ninggalin berlian demi milih si batu kali."

Saya dengan cepat menggeleng dan segera menangkup tangannya memelas. "Kamu salah paham, Manda. Saya nggak pernah berniat sama sekali buat meninggalkan Mayang. Mayang segalanya buat saya."

"Hah, makan tuh bullshitan lo! Gue emang tau kalo ada yang nggak beres sama lo. Dan ternyata, semua kecurigaan gue selama ini terbukti. Lo emang sampah, Va."

Saya menggeleng memelas menatap Manda. Air mata saya bahkan sudah meleleh deras. Saya berlutut di depan Manda dengan segenap sisa harga diri saya.

"Saya mohon, Manda. Semua kejadian ini hanya salah paham. Tolong rahasiakan ini dari Mayang. Saya janji akan ceritakan semuanya sama kamu, tentang kebenaran kejadian ini."

Manda menghempas tangan saya dan menggeleng sedih. "Lo terlambat, Va. Karena Mayang udah ngelihat ini semua dan menangisi gimana bejatnya laki-laki yang dia cintai sepenuh hati."

Hati saya teremas perih. Pikiran saya kosong detik itu juga ketika tahu kalau Mayang sudah mengetahui kejadian menjijikkan yang saya dapatkan dari Dira.

"Mayang." Bisik saya lirih. Ya Tuhan, apa yang harus saya katakan pada Mayang?

🌼🌼🌼🌼🌼

Ada 1 orang yang ternyata tebakannya benar!!! Ceva itu ternyata gigolo dearrr😭😭😭 duh bangggg, ternyata kamu udah enakin banyak cewekkk☹

Maaf ya kemarin aku nggak bisa up. Lagi ke dokter soalnya. Semoga part ini bisa memuaskan rasa penasaran kalian ttg masa lalu Ceva.

16 Oktober 2020

Dear MayangWhere stories live. Discover now