13

3.5K 424 191
                                    

'Apa semua masalah harus diselesaikan dengan cara membunuh nyawa seseorang?'

'Jika tidak seperti itu, masalah akan terus berlanjut tanpa ada pemberhentian.'

—————————

Aku dengan beberapa bodyguard berjalan beriringan melewati koridor menuju ruangan Tuan Lee. Ya, aku sudah memikirkan semua yang harus ku tanggung nanti, menjadi pembunuh bayaran. Selain karna faktor ekonomi, mungkin aku penasaran bagaimana rasanya menjadi seperti ayah.

Ataupun karna dosa yang membuatku terjerumus masuk ke neraka, akupun harus berani mengambil resiko bila tertangkap. Jelas aku akan dihukum mati atau penjara seumur hidup.

Aku sangat—sangat berusaha untuk tidak ingin melakukan itu. Tapi setelah melihat Tuan Lee hendak menggiling mayat kedua orang tuaku, saat itu juga aku tidak ingin kehilangan raga kedua orang tua tersayang ku. Tidaklah berani mengambil resiko.

"Selamat pagi Kim Taehyung." Sambut Tuan Lee ketika aku masuk kedalam ruangan pribadinya.

"Tidak perlu banyak basa-basi." Aku menatap kesal mata pria itu.

Tuan Lee terkekeh keras sebelum akhirnya kembali berucap. "Baiklah, jadi apa keputusanmu?" Tuan Lee mulai serius.

"Aku akan menjadi pembunuh bayaran." Kataku dengan lantangnya.

Seketika itu juga aku melihat Tuan Lee menyunggingkan senyumannya yang terlihat menyeramkan itu. "Tapi ada syaratnya.." Aku menantangnya.

"Apa syaratnya?" Tuan Lee mengangkat sebelah alisnya.

"Aku ingin kau memberikanku rumah yang aman. Serta penuhi semua kebutuhan finansial ku. Dan jika aku tertangkap polisi, aku mau kau mengurusnya segera." Jelasku panjang lebar.

Tuan Lee tersenyum gembira.

"Baiklah. Sekarang tanda tangani perjanjian ini. Dan tulis syarat yang tadi kau ucapkan."

Tak lama setelah menulis syarat yang diajukan, pria di hadapanku ini memberikan secarik foto target pertamaku. "Ini orangnya, dia adalah Jung Hoseok. Pengusaha kaya nomor satu dinegara ini." Baru mendengar nama itu, aku langsung tegang seketika.

Membunuh orang terkaya di negaraku? Bagaimana caranya?

Tangan Tuan Lee bergerak, mengarah pada sisi meja ruangannya. Tak lama mengeluarkan kotak hitam dari laci mejanya.

"Perlengkapan-mu."

Aku melihat dia membuka kotak hitam itu. Isinya terdapat pistol dengan peluru, terdapat tiga pisau mengkilap didalamnya. Dari mulai pisau lipat hingga pisau yang ukurannya besar dan sedang. Setelahnya Tuan Lee mengambil kotak hitam lainnya dilaci yang lain. Isinya terlihat seperti perlengkapan intel.

Aku terkejut melihat banyak sekali perlengkapan.

"Banyak sekali."

"Ini, adalah rompi anti peluru untukmu. Agar tidak terlihat mencolok kau bisa pakai hoodie." Tuan Lee mengeluarkan semua barang-barang yang telah disiapkan. "Dan ini hoodie, untuk menyimpan pisau, serbuk beracun atau apapun itu." Sambungnya.

Dulu aku melihat ayah ketakutan ketika melihat berita penemuan mayat di televisi. Dan sekarang aku akan merasakan hal yang pernah dilalui ayah. Pepatah mengatakan buah tak jauh dari pohonnya. Apakah itu benar?

Stalker Alert | VsooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang