Night Walks

300 27 7
                                    

“Berbaris apa?” Balas Hermione pura-pura bingung bertanya dengan tidak percaya atas apa yang barusan didengar.

“Jalan-jalan malam.” Gagal tersenyum jahat, lelaki ini justru memasang muka lebih jahat dengan mata menyipit di balik kilatan kaca matanya.

“Oh maaf, tapi aku panitia.” Bantah Hermione heran. Apa Harry bercanda?
“Kurasa sudah cukup panitia untuk mengawasi setiap jalur dan karena kau anggota baru kurasa kau harus ikut bagian ini.”

“Tidak bisa aku akan ikut mengawasi.”

“Tidak bisa, kau diwajibkan harus ikut pelatihan dasar ini.”

“Pelatihan dasar? Yang benar saja kau ini. Aku panitia yang juga mempersiapkan semua ini jadi untuk apa aku ikut sebagai peserta jalan-jalan malam?” Hermione jadi kesal dan meluapkan kemarahannya sembari menoleh di berbagai penjuru untuk mencari dukungan.

Namun, panitia terdekatnya pura-pura tidak melihat dan kebanyakan segera meninggalkan tempat untuk mengawasi jalur jalan-jalan malam. Bahkan, Ginny dan Lavender yang tidak meninggalkan tempat cari alasan mengatur anak kelas satu yang sulit diatur dalam barisan.

Hermione lupa, kenapa dia tidak kebagian mengawasi jalan-jalan malam atau setidaknya menjaga setiap pos pemberhentian.

“Pilih jalan-jalan malam atau tidur sendirian di teras kelas nanti malam?”
Hermione tidak percaya benarkah dia bersungguh-sungguh mengancamnya. Hermione tidak terima ini.

Dia harus membagi diri dalam dua peran, panitia dan peserta. “Ini tidak adil, aku sudah capek-capek jadi panitia dan harus jadi peserta sampai sejauh ini.”

“Kau setuju tadi pagi untuk membelah diri jadi dua peran.” Kaca mata bulatnya berkilat-kilat dari pantulan berbagai sinar terdekat semakin membuatnya tampak menakutkan. Karena ada nada-nada tegas dalam bicaranya. Hermione merasa tidak aman. Harry tidak pernah bercanda. Jadi, ini benar-benar harus dituruti. Dia punya hak untuk benar-benar membuatnya tidur sendirian di teras kelas.

“Aku tidak merasa mengatakan itu.” Masih berusaha mengelak.

“Tapi kau melaksanakan bagian yang dilakukan sebagai peserta tadi pagi, jadi sama dengan kau setuju ambil dua bagian.”

Menyebalkan. “Tapi kan itu,,,..”

“Ini perintah dari pemimpin atas Miss Granger, kau harus menurutinya!”
Pemimpin atas? Mendadak Harry Potter berubah wujud dari zat pendiam nan jutek menjadi zat sok penting selayaknya Draco Malfoy.

***

Terpaksa dan dengan kesal, Hermione membawa diri di jalan setapak sendirian melewati beberapa bangunan. Handphone disita dan dilarang bawa alat pencahaya. Jalan begitu gelap gulita, tak ada satupun lampu yang menyala bahkan dari dalam ruangan sekalipun. Hanya berbekalkan cahaya bulan kala ini redup-redup sedang. Lavender berbohong soal lampu-lampu yang siap menyoroti jalan.

“Duh dinginnya!” Keluh Hermione memeluk dirinya sendiri yang mengigil. Campuran dari kedinginan dan kegelisahan.

Suasana benar-benar sunyi sekali seperti melangkah di sepanjang tempat pemakaman. Hanya langkah kakinya sendiri yang terdengar. Angin malam yang bersiul bahkan tidak terdengar jelas. Bunyi kresek-kresek mengejutkannya dan dia terlonjak.

“Halah, panitia konyol.” Bisik Hermione meneruskan langkahnya sembari mengingat kembali clue yang diberikan di pos pertama mengenai jalan yang harus dilewati. Jika tersesat bisa repot ini.

“Untuk melatih mental? Perintah dari pemimpin atas? Hufffttt” Batin Hermione bergejolak ingin rasanya berkata kotor penuh umpatan tentang Harry.

Hogwarts School Love Story (Harry Potter Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang