Sorry, ini awal yang buruk

3 1 0
                                    

Sabtu, 10 Oktober 2020

Awal menulis curhatan ini berawal dari kekosongan diri yang membara di hari Sabtu pagi yang membosankan ini. Orang-orang pada senang menyambut hari ini, berbanding terbalik dengan ku yang hanya mengetik sedari tadi memikirkan apa yang ingin ku tulis disini. Tidak dengan harapan ada yang membaca.

Mungkin perkenalan diri dulu. Nama ku Imesa #nama samaran🤫, Umur 20 tahun, tinggal di suatu kota yang ramai, anak pertama dari 2 bersaudara, status masih Pelajar lebih tepatnya masih kuliah, Darah Sulawesi mengalir di tubuh ini, berkulit cokelat, berambut pendek keriting tapi sudah di smoothing (pelurusan rambut)😁, berwajah pas-pasan, hobby manjat lemari, pasukan marching band dan tari di kampus, mandiri, cengeng, takut laut dan kolam yang dalam, Bacrit, Bacot, Agak Oon, kadang lalod, agak gaptek, Insecure tingkat Tinggi, suara bagaikan toa kampus, dan penikmat kaum  adam.

Sampe disitu aja awal perkenalan ku ke kalian. Kita akan mulai dari kegiatan pertama Dikampus.

Aku berkuliah di salah satu sekolah kedinasan perhubungan di salah satu kota besar. Kegiatan disini sangatlah tertata dan monoton. Dimulai bangun tidur di subuh hari sampai tidur malam kami diatur sedemikian rupa dan WAJIB di patuhi dan tepat waktu. Lelah? Jelas. Dan seperti yang kalian tau sekolah kedinasan bersifat semi-militer dan pastinya boarding school. Bukan hanya otak, tapi fisik kami juga dikuras.

Kegiatan pagi kami dimulai dari olahraga pagi dan pembersihan kampus. Bayangin aja kampus dengan ukuran 5 kali lipat dari lapangan sepak bola ini kami kelilingi dengan berlari pagi ataupun di sore hari. Setelah itu aku latihan untuk persiapa dies natalis kampus ku menuju 100 tahun. Uhffttt sangat melelahkan.

Kali ini aku ingin curhat, tentang omongan senior-seniorku tadi setelah jam makan siang. :(

Setelah makan siang Kami semua kembali ke barak untuk melakukan istirahat siang. Setalah aku ganti baju, aku dipanggil senior untuk kedepan pintu utama barak perempuan dan di depan ada tempat untuk menjaga pos. Aku melihat ada 3 senior dan teman-teman laki" yang tidak ada kegiatan baris di depan barak perempuan. Sampailah aku di depan. Aku kirain ada urusan penting, ternyata aku cuma disuruh datang menjadi bahan tertawaan. Sumpah ini tidak bohong. :(

"Imesa, bilang ke senior kamu kalau kamu punya visi misi setelah pesiar kamu akan menjadi cantik dan putih. Cepat katakan."kata senior pertama sambil tertawa-tawa

"Tidak mau nor"kataku sembari tertawa.

"Cepat katakan!."

"Permisi nor, visi misi saya setelah pesiar saya akan menjadi cantik dan putih."kataku terpaksa sambil tertawa-tawa :(

"Ayo semuanya bilang Amin."kata senior kedua mengarah ke teman-teman yang berbaris tadi sambil tertawa-tawa.

Tertawa? Hanya itu yang bisa aku lakukan sembari menjawab semua lelucon senior . Mau marah? Pukul? Impossible. Cukup marah dalam hati saja. Rasanya sakit hati dikatain seperti itu. Artinya dia mengejek secara halus.

Aku sudah sering mendapat ejekan. Baik dari senior, dari teman angkatan sendiri, dari keluarga, pembina di kampus dll. Kalian Taukan rasanya di ejek didepan teman-teman sendiri dan dipermalukan? Uhhhffttt so sad. Ini termasuk kejadian tak akan dilupakan. Aku tau niat senior-senior ku hanya bercanda, tapi belum tentu aku akan menerima itu dengan bercanda juga. Tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama, ya kan?

Aku menulis ini masih dengan keadaan sakit hati. Maaf jika tulisan ini masih rancuh.

Ini hanya tempat curhat ku saja. Tempat menulis yang aku rasakan dan alami di keseharian ku.

Makasih buat kalian yang bersedia membacanya. 😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daily Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang