Chapter 12

1.2K 230 15
                                    

"Kau-Kau berhutang budi padanya." ucap Yamaguchi tegas, memandang lurus ke arah Kei. Namun, cowok berambut pirang itu malah memiringkan kepalanya. "Maksudmu karena dia mengantarkan jaketku?" tanyanya polos. Eh, entah polos atau memang menyindir.

Yamaguchi menghela napas lelah. Dia baru sadar Kei bisa semenyebalkan ini. "Bukan." jawab Tadashi sambil mengusap wajahnya pelan. Kei ikutan menghela napas, kemudian menyenderkan badannya ke kursi. "Lalu apa?" tanyanya, kini dalam nada yang lebih serius. Yamaguchi langsung menjauhkan tangannya dari wajah, ada sedikit rasa senang dalam dirinya saat Kei menanggapinya lebih serius.

"Kau berhutang budi padanya."

"Kau sudah mengatakannya, astaga."

"I-Iya, maksudku—ah, kau ingat kejadian saat kau sakit?" tanya Yamaguchi. Dahi Kei berkerut, "Kejadian itu kan sudah lama sekali. Lebih dari sebulan yang lalu." jawabnya. Yamaguchi kembali memasang wajah lelah. "Bukan itu poinnya, Tsukki." ucap Yamaguchi. Yah, setidaknya—artinya Tsukishima ingat kejadian saat ia sakit.

"Tunggu, sakit yang dimana?"

Atau mungkin tidak.

Yamaguchi menyabarkan diri. "Saat kau hampir pingsan saat pelajaran olahraga, kau sempat aku papah ke UKS." jawabnya. Kei mengedipkan matanya beberapa kali. "Oh! Kejadian itu!" ucapnya, terdengar sekali pura-pura baru ingat.

"Memangnya kenapa?"

"Kau ingat kenapa demammu saat sampai rumah turun drastis? Yah, meskipun kau terserang flu ringan, tapi demammu turun, bukan?"

"Uh-iya."

Yamaguchi tersenyum tipis. "Itu karena ada campur tangan Shimazaki saat merawatmu." ucapnya. Dan hal itu sukses membuat mata Kei membulat. "Apa maksudmu?" tanyanya dengan nada yang sedikit meninggi. Yamaguchi kembali menatapnya lurus. Menarik napas, dia harus mengatakannya dengan jelas.

"Tsukki, saat kau sakit, Shimazaki lah yang merawatmu di UKS. Suhu tubuhmu saat itu mencapai angka 38,9°C, kau demam tinggi dan aku tidak paham bagaimana cara merawat orang demam karena aku sudah panik duluan. Untung saat itu ada dirinya, dia mengurusimu dengan telaten." jelas Yamaguchi tegas. Kei kembali mengedipkan matanya tidak percaya. "A-Apa? T-tunggu, kenapa dia bisa berada di UKS?" tanyanya, agak diluar konteks.

"Astaga! Bukan itu poinnya-tapi baiklah, uh pasti aku akan habis olehnya jika aku memberitahu hal ini padamu."

"Huh?"

"A-abaikan! Jadi, um... Aku tahu kau bukan tipikal yang memerhatikan sekitar apabila kau tidak peduli. Tapi aku yakin kau cukup sadar pada hari itu Shimazaki tidak ada saat kelas olahraga."

"I-iya...?"

"Itu karena..." ucapannya menggantung. Entah mengapa, Yamaguchi teringat wajah seram Kaiyo saat mengancamnya. Tapi, tidak! Yamaguchi menggeleng, dia tidak akan menggantungkan kata-katanya. Karena dia seorang laki-laki. Dia harus menuntaskan apa yang sudah ia mulai.

"Karena?"

"Uh, karena Shimazaki sakit. Perutnya terserang maag, jadi dia tidak dapat mengikuti pelajaran olahraga. Lalu, saat itu aku datang memapahmu, meminta bantuan kepadanya karena memang tidak ada siapapun di UKS selain dirinya." jawab Yamaguchi lancar. Meskipun dalam kepalanya, ia memikirkan cara bagaimana agar ia dapat lolos dari kematian di usia mudanya. Sedangkan Kei, manusia tiang listrik itu terdiam. Terlihat berpikir untuk mempercayai sahabatnya ini atau tidak. Ia kemudian menatap Yamaguchi menyelidik.

"Kau bohong ya?" tanyanya curiga. Yamaguchi tersentak kemudian menghela napas lelah. "Astaga. Untuk apa aku bohong? Kutanya?" ucap Yamaguchi bertanya balik.

Salty Caramel ; (Tsukishima Kei x OC/Reader)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora