Chapter 4

1.6K 251 40
                                    

Besoknya, hari Rabu.

Kaiyo kembali datang sedikit telat ke sekolah, tapi tidak setelat kemarin. Ia terlihat kurang tidur tapi kantung matanya tidak separah kemarin. Dan dia berhasil meyakinkan Kisa bahwa ia sudah sarapan pagi ini serta menyebutkan bahwa ia terlihat mengantuk karena harus bangun lebih pagi untuk menyiapkan bekal.

Dan apakah Kisa percaya?

Oh, jujur sebenarnya tidak.

Tapi melihat Kaiyo yang lebih sehat dari kemarin, setidaknya ia merasa lega dan tidak ingin merusak mood gadis itu mengingat nanti ada pertemuan Klub Musik. Jadi Kisa memutuskan untuk iya-iya saja.

"Ah, padahal aku lebih suka ekspresimu kemarin."

Kisa yang sedang tersenyum kepada Kaiyo lantas menoleh dan menatap tajam ke manusia jangkung itu. Sedangkan yang disindir—Kaiyo—hanya menatapnya malas, seolah berkata 'pls-aku-lagi-nggak-minat-berantem-sama-kamu.'

Tapi bukan Kei yang senang berhenti begitu saja saat sudah menggaram. "Serius, kau yang kemarin lebih kalem." ujarnya, kembali mengetes Kaiyo. Lawan bicaranya berdecak sekaligus memutar bola matanya. "Aku selalu kalem. Kau saja yang selalu ngajak ribut." balasnya. Sedangkan kali ini, Kei tidak merasa kalah. Dia hanya tertawa santai dan memakai headphone kesayangannya.

"Awas jadi budeg." sinis Kaiyo, tidak terima perlakuan Kei padanya. Kei yang belum menyalakan lagu kemudian menoleh, memberikan tatapan tajam.

"Suka-suka aku, telinga-telingaku."

"He... Memangnya aku bicara padamu? Aku berbicara pada Kisa."

Kisa yang sedari tadi menyimak percakapan mereka memijat dahinya, lelah. Padahal dari tadi dia hanya diam, seperti ikan. Tapi kenapa dia ikut terbawa.

Wajah Kei terlihat sedikit bersemu karena malu, tapi cepat-cepat ia berbalik untuk menutupi. "Aku juga tidak berbicara padamu." balasnya sengit. Kaiyo tertawa meledek. "Aku tidak bodoh, Tsukishima. Kau berbicara menghadap ke arahku, jelas sekali kau berbicara padaku." sahut Kaiyo, meminum air putih dari tumblr-nya.

"Cih, percaya diri sekali. Bahkan tembok di belakangmu lebih menarik diajak bicara daripada dirimu."

Mendengar balasan dari cowok garam itu, Kaiyo hampir tersedak. "Ngomong aja sama tembok sana." balasnya kesal. Kei hendak membalas lagi, tapi Yamaguchi—yang udah ikutan pusing—dan Kisa, dengan sigap menarik bahu sahabat mereka masing-masing.

"Duh, udah dong. Masih pagi, Kaiyo."

"Tsukki, dia perempuan. Dia perempuan!"

Teriak kedua orang itu.

Kei dan Kaiyo sama-sama melirik sinis satu sama lain.

"Dia tidak terlihat seperti perempuan bagiku."

"Salah sendiri pagi-pagi jahanam."

Ucap keduanya berbarengan. Yamaguchi dan Kisa sama-sama sweatdrop. Belum lama, baik Kaiyo maupun Kei, memiliki image cool di mata mereka. Tapi ternyata keduanya benar-benar tidak waras. Apa perlu tempat duduk mereka di pisahkan? Tapi siapa yang betah duduk di belakang Tsukishima?

Yang ada kena semprot terus kalau meminta ia menunduk sedikit karena tidak bisa melihat papan tulis.

KRINGGGG!!!

Yamaguchi dan Kisa secara kompak mendesah lega karena bel telah berbunyi. Bel itu secara tidak langsung menyelamatkan mereka semua dari kelakuan jahanam dua orang tsundere di hadapan mereka.

Tapi tidak berhenti di sana, ternyata Kei dan Kaiyo saling melemparkan tatapan sinis. Yamaguchi menghela napas lelah, sedangkan Kisa kembali memijat keningnya.

Salty Caramel ; (Tsukishima Kei x OC/Reader)Where stories live. Discover now