"Gue maunya nemenin elu disini gimana?" perkataan Bara membuat Renatta menyembunyikan senyumnya.
"Ya tapikan, kakak udah kelas duabelas nanti ketinggalan pelajaran gimana?"
"Udahlah itu masalah gampang. Sekarang lu makan gih, kaga usah bawel." Renatta kembali memanyunkan bibirnya sambil mengaduk buburnya dengan menyentak-nyentakkan sendok yang beradu pada piring dan menghasilkan suara yang cukup kuat, membuat Bara memutar kan bola matanya.
"Sekali lagi lu manyunin bibir lu, gue rampas juga. Mau?" cepat-cepat Renatta langsung menormalkan bibirnya ke bentuk semula. Melihat respon Renatta membuat Bara terkekeh.
---------------
"Nih, kak." ucap gadis itu seraya menyodorkan mangkuk tersebut.
"Ini belum habis loh, habisin sana." ucap Bara dan kembali menyodorkan mangkuk tersebut ke Renatta, tetapi gadis itu menolaknya.
"Ini ambil," ucap Bara yang melihat mangkuk bubur itu belum di ambil juga.
"Enggak mau, udah kenyang." respon Renatta seraya mengelus perutnya yang sedikit membuncit akibat kekenyangan.
"Tapi lo baru makan lima suapan, masa udah kenyang?" tanya Bara
"Beneran, udah kenyang kak. Enggak liat perut aku yang udah buncit?" lantas Bara melihat perut gadis itu yang sedang di elus-elus oleh sang pemilik perut itu.
"Mana? Masih rata gitu," Renatta melototkan matanya setelah mendengar tuturan Bara.
"Ishh, ini tuh udah gendut banget perut aku. Nanti kalo aku kekenyangan muntah." ucap Renatta yang membuat Bara menghela nafasnya dan meletakkan kembali mangkuk tersebut.
"Atta?" Renatta menoleh ke arah Bara, ia mengernyitkan dahinya heran.
' Atta? Itu kan panggilan kakak ke aku? Kenapa ia bisa tahu?' Renatta berbicara didalam hati.
"Hey, kok lo bengong sih?" Bara mengibaskan tangannya ke depan wajah Renatta, membuat gadis itu sadar dari lamunannya.
"Kakak tadi nyebut apa?" tanyanya memastikan kalau dirinya salah denger.
"Atta?" Bara menjawab dan melihat ekspresi Renatta yang sepertinya terkejut dan tak terasa bulir bening terjatuh dari matanya yang membuat laki-laki itu mengernyitkan dahinya.
"Eh, kok lo nangis sih? Gue salah manggil ya? Lo gak suka ya, kalo gue panggil dengan nama itu?" Bara cemas, melihat Renatta yang menangis.
"Eh, gue minta maaf. Gue gak manggil dengan nama itu lagi deh." Renatta menggeleng dan menyeka air matanya Lalu menatap Bara.
"Enggak kok, kak. Aku suka di panggil itu, cuma..." Renatta menggantungkan kalimatnya membuat Bara penasaran.
"Cuma apa?" Bara tak sabar ingin mendengar lanjutan dari kalimat gadis itu.
"Cuma aku keinget aja sama orang yang manggil dengan sebutan nama itu." Bara kembali mengernyitkan dahinya.
"Ha? Maksud lo?"
"Kakak kok manggil aku dengan sebutan nama itu?" bukannya menjawab Renatta malah balik bertanya.
"Ya.. Karna kemauan gue sendiri sih, tapi kalo lo gak nyaman sama panggilan itu nanti gue ganti aja." Renatta mendongakkan wajahnya menatap laki-laki itu.
"Aku suka kok kak dipanggil dengan sebutan itu, tapi aku keinget sama kakak aku. Nama Atta itu nama panggilan aku dari kakak, dia bilang ke aku anggap aja itu panggilan spesial dari kakak, itu yang kakak aku bilang" Renatta tersenyum getir dihadapan Bara yang membuat laki-laki itu merasa tak enak. Ia mengira bahwa panggilan yang ia buat khusus untuk gadis itu tidak ada yang pernah membuatnya, ternyata sudah ada yang membuatnya duluan.
"Maaf ya, gue udah buat lo sedih lagi."
"Gapapa kok, kak. Kalo mau panggil aku dengan nama itu gapapa, aku malah suka." Renatta tersenyum tipis.
"Udah, masalalu ya masalalu. Jangan lo inget terus, kalo lo inget terus akan menyakitkan bagi lo. Tapi Jadikan masalalu menjadi sebuah kenangan untuk masa depan." Renatta mengembangkan senyumannya ketika mendengar penuturan dari laki-laki yang dihadapannya ini.
"Kayaknya gue mulai suka sama lo,"
*****
Wahhh?? Si albara serius bilang gitu? Reaksi si Renatta gimana ya?
Penasaran kan???? Hehehe, yaudah kalian pantau aja terus cerita ini.
Maaf ya kalo setiap chapt nya banyak typo😌
Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya dengan menekan bintang dibawah🌟
Salam manis
Renatta🧡
YOU ARE READING
I'M BROKEN [ REVISI ]
Teen Fiction"Apakah aku enggak boleh bahagia? Setiap aku ingin bahagia, pasti ada aja yang menghancurkan kebahagiaanku," Renatta Verlion "Lo harus bahagia, lo enggak boleh sedih. Tenang, ada gue disini. Bahu gue siap buat jadi sandaran ketika lo rapuh, telinga...
C H A P T E R 10
Start from the beginning
![I'M BROKEN [ REVISI ]](https://img.wattpad.com/cover/240238183-64-k865627.jpg)