"Aku merindukanmu, kak" —
Renatta
💔💔💔
Prankkkk
Suara piring terjatuh membuat suaranya menggema ke seluruh ruangan. Seorang gadis berambut panjang kecoklatan itu tak sengaja memecahkan piring yang ia pegang tadi.
"Ya ampun?! Kamu pecahin piring saya lagi?! Sudah berapa banyak piring yang kamu pecahin hah?!! Asal kamu tau, saya rugi besar Renatta akibat ulah kamu!! Kamu tau itu piring mahal, MAHAL RENATTA?!!!" bentak Velly, membuat gadis berambut panjang tersebut menundukkan kepalanya.
"Maaf, ma."
"Apa kamu bilang? Maaf?! Saya sudah bosan mendengarkan kata maaf dari kamu! Kata maaf kamu enggak bisa bikin piring kembali utuh! Dasar anak enggak berguna kamu, bisanya nyusahin!!!" maki Velly terhadap anaknya lalu mendorong kepalanya ke samping, membuat sosok gadis yang di marahi oleh Velly terhuyung ke samping.
Aku memejamkan mata sebentar ketika mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Velly —mama kandungku.
Gadis itu sudah terbiasa mendapatkan makian dari kedua orang-tuanya. Yha, dia sudah terbiasa.
"Maaf, ma. Kemarin Rena liat, Nita mecahin vas bunga mama yang beli dari jepang, enggak mama marahin." suara yang begitu pelan tapi masih bisa di dengar.
"Bohong. Rena bohong, ma." suara sahutan dari balik tangga membuat keduanya menoleh.
"Kemarin kan kamu yang pecahin vas bunga nya mama. Kok jadi nyalahin aku sih, huuu dasar penjahat kan mana ada yang ngaku," lanjutnya.
Mendengar tuturan dari Ranita, lantas Velly menatap tajam gadis yang ia maki tadi.
"Kamu, saya hukum! Kamu bersihin seluruh ruangan yang ada di rumah ini, semuanya! Tanpa bantuan dari si bibi." bentak Velly, lalu pergi dari hadapan gadis tersebut.
Saudara kembarnya tersenyum puas atas kejadian yang ia lihat tadi. Lalu, Ranita menghampiri dan berhenti di hadapannya.
"Makanya jangan macem macem lo sama gue! Emang enak. Hahaha" tawanya menggema ke seluruh ruangan hingga tawanya tak terdengar lagi. Ia menghembuskan nafas pelan dan mulai mengambil sapu, pel, dan peralatan lainnya.
----------------------------------------------------------------
Bi Sari terkejut melihat anak majikannya melakukan yang seharusnya pembantu lakukan.
"Non, biar bibi saja. Bukannya non mau sekolah? Nanti terlambat loh." perkataan bi Sari membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya.
"Gapapa kok bi. Mungkin Rena bakalan telat lagi." gadis itu memberikan senyum hangat ke-Art nya itu dan melanjutkan kembali aktivitasnya yang sebentar lagi akan selesai.
"Udah non. Ini udah jam berapa biar bibi aja yang nyelesainnya."
"Tanggung bi. Kata bibi kan kalo nyapu enggak boleh setengah setengah nanti suami nya berewokan." kekeh gadis itu disela kegiatannya.
Bi Sari yang melihat itu hanya mampu tersenyum sendu. Sampai akhirnya gadis itu telah menyelesaikan tugasnya dan kini ia harus berangkat ke sekolah. Gadis itu meletakkan semua peralatan tadi yang ia bawa untuk membersihkan seluruh ruangan yang ada dirumahnya.
"Bi, Rena berangkat dulu. Assalamualaikum." pamit gadis itu setelah mencium punggung tangan bi Sari.
"Waalaikumsalam."
-------------------------------------------------------------
Sudah ia duga bahwa ia akan dihukum oleh pak rahmat karena terlambat datang kesekolah, ia membersihkan daun-daun yang masih berserakan dan membuang ke tong sampah. Ia telah melapor ke guru tersebut, bahwa ia telah menyelesaikan hukumannya. Kini dirinya sedang duduk di bawah pohon, ia tak masuk kelas karena sebentar lagi akan memasuki jam istirahat.
YOU ARE READING
I'M BROKEN [ REVISI ]
Teen Fiction"Apakah aku enggak boleh bahagia? Setiap aku ingin bahagia, pasti ada aja yang menghancurkan kebahagiaanku," Renatta Verlion "Lo harus bahagia, lo enggak boleh sedih. Tenang, ada gue disini. Bahu gue siap buat jadi sandaran ketika lo rapuh, telinga...
![I'M BROKEN [ REVISI ]](https://img.wattpad.com/cover/240238183-64-k865627.jpg)