Part 14

98 1 0
                                    

Helena mengupas bawang untuk memasak makanan tengah hari kerana ummi dan walid pergi ke rumah rakan lama mereka.

' Patut ke kau bagi dia peluang Helena .. ' bisik hati kecil Helena.

" Auch ! Arghh kurang ajar punya bawang. "

Helena terhiris jarinya menggunakan pisau yang tajam. Indra yang sedang menonton televisyen terus panik dan berlalu ke dapur.

" Basuh dulu. " Indra membantu Helena untuk mencuci luka lalu meletakkan ubat dan plaster.

" You ni macam kilat cepat sangat datang. "

" I tak sanggup tengok you terluka macam ni. "

" Sweet tapi sorry la I tak minat bercinta. "

" It's okay biar I menyulam cinta , nanti you jadi suri hati I sepenuh masa. "

" Macam ikan keli geli geli. " Helena menunjukkan reaksi geli seperti waktu pertama kali dia melihat ikan keli.

Izzrah yang kebetulan lalu di situ tergelak kecil sambil menunjukkan reaksi bahagia.

Di kediaman milik ibunya , Irfan menatap gambar lama Helena. Ibunya yang datang dari belakang terus merampas telefon lalu memadamkan gambar tersebut.

" Mummy , apa ni mummy. "

" Mummy dah ada calon untuk you so jangan pandai -  pandai nak cari perempuan lain. "

" What ?! Mummy kan dah janji tak nak atur hidup Irfan. "

" Dulu , tapi sekarang mummy nak kamu dengan Nayla dijodohkan. Mummy tak suka budak El tu. "

" Haih. "

Datin Laura berlalu meninggalkan Irfan yang kecewa dengan sikap ibunya.

Hayyan bermain snooker bersama rakan - rakannya di dalam club milik ibunya. Tiba - tiba , ada seorang wanita yang berniqab muncul.

" Abang , bonda cari abang. "

" Lah .. kenapa bonda cari abang ? "

" Entah la. Sarah pun tak tau. "

' Wuish minah Arab mix lah. Nak usya la. ' hati kecil Hayyan berkata.

Namun , baru sahaja dia ingin mendekati Sarah , abang Sarah sudah memberi isyarat supaya jangan mendekatinya lalu menarik tangan Sarah keluar dari club itu.

" Alamak abang dia tak bagi pulak. "

" Melepas la kau Hayyan. Abang dia overprotective tu kena langkah mayat abang dia dulu la baru boleh usya. "

" Sarah apa nama dia ? "

" Sarah Dania. "

Dia bertekad di dalam hati ingin mendapatkan juga Sarah Dania itu meskipun terhalang oleh abangnya.

" Sakit tak ? Lain kali potong bawang pandang bawang jangan pandang muka I. "

" Perasan la siapa pandang muka you ? I potong bawang terkasar je tu yang terhiris sikit. "

" It's okay I will be your hero from now. Janganla marah I lagi. I tak sanggup kehilangan you. "

" Tak hilang mana pun , you je yang emo pahal. "

Indra mencebikkan bibirnya lalu memandang Izzrah. Izzrah menunjukkan tanda bagus dengan ibu jari.

" Kurang asam punya adik. "

" Ha ? Apa dia you cakap ? Kurang jelas. "

" Eh ni tak you masak ni kena kurangkan asam. "

" I mana ada masukkan asam you dah gila ke masak nasi goreng guna asam ? "

" Gurau je. Garangnya awak ni. "

Helena membuat muka menyampah. Dia terus memasak dibantu oleh Indra. Puan Melissa dan Dr. Megat tersenyum lega dengan perubahan Helena.

" You , nak tak kalau I ajar you mengaji ? "

" Hah ? Mengaji ? Susah ke ? "

" Tak susah pun. You are talking to Al Hafiz here. "

" I see .. So you pandai ke ajar orang ? "

" Bolehla kalau nak ajar tu insyallah takda masalah sebab I pun belajar dari maahad. "

" Alright. Boleh je , asalkan tak menyusahkan. "

" Kalau you nak belajar , takda benda yang menyusahkan pun sebab I pun dapat pahala , right ? So why not. "

Mereka berlalu meninggalkan dapur setelah siap memasak dan mengambil wudhu' untuk memegang al - Quran.

" El , kita mulakan ya ? "

" Okay. "

Merdunya suara Indra membuatkan Helena terpegun dengan suara itu. Andai sahaja dia berpeluang ke sekolah biasa seperti orang lain , sudah tentu dia juga boleh mengaji.

" Aip , tengok sini. Muka I takda tulisan. "

" Werk. "

' Jika kebencian yang kau pinta , redha lah aku sebagai hamba. '

Helena The TroublemakerWhere stories live. Discover now