Part 24

47 3 0
                                    

Helena kembali pulih daripada kesan kemalangan yang dialaminya. Nasibnya baik , kerana Tuhan memberi peluang kedua untuknya berubah.

" Hai , ingat saya lagi ? "

" Er , siapa ek ? Kita pernah jumpa ke ? "

" Ni abang Megat. Ingat ke dekat abang yang awak pernah panggil abang hensem ni ? "

" Lah .. Megat ! Ingat siapa , ha Megat mana awek ? "

" Err ingatkan nak panggil abang. Hehe takda awek lagi. Awakla bakal awek saya. "

" Apa dia ? Aku jadi awek kau ?! Urgh lambat lagi ! Werk. "

Helena tertawa keriangan sambil mencapai kunci keretanya lalu pergi ke kolej. Sungguhpun sedihnya masih lagi terasa , tetapi dia tidak mahu mengabaikan pelajarannya.

" Aish , suka benor ya mengusik abang Megat awak tu. "

" Biarlah , siapa suruh masa kecik dulu dia buli El ha kan dah kena. Lagipun dia sebaya je dengan you , abang Iq. "

" Sebab dia sebaya lah awak kena hormat. Faham ? Awak bukan budak kecik lagi. "

" Yelah yelah , pergi dulu bang ! Eh salah , abang - abang. Assalamualaikum. "

" Waalaikumussalam. Haih , tengok adik kau tu ceria je kan. Dulu kecik - kecik lagi ceria , dengan gelak dia. "

" Yalah , asyik panggil abang hensem je , aku yang jadi abang dia ni jeles tau. Kau ni ada apa datang rumah aku ? "

" Taklah , aku ingat nak melamar adik kau. "

" Weh , kau serious lah ? "

" Ya , sebelum aku nak pergi Dubai next month. "

" Weh aku tak berani weh , soal hati tak boleh main - main bro. Adik aku bukan patung tau. "

" Ya , faham. Aku tanya je. "

Malam itu , sambil berkumpul di ruang tamu menonton televisyen , Faiq bersuara.

" El , abang Iq nak tanya sikit ni. "

" Kalau ada orang nak lamar El , El terima ? "

" Hahaha , siapa lah yang nak kat El ni bang ? "

" Just answer the truth , accept or not ? "

" Accept la kalau betul dia ikhlas sayangkan El. Siapa ni sebenarnya abang ? Serious la ? "

" Ya , abang Megat hensem awak tulah. "

Helena menekup mulutnya kemudian berdekah ketawa besar. Abang - abang yang lain juga seperti tidak percaya.

" Ya Allah , sumpah ni abang tak tipu. "

" Hm boleh la El accept je , Indra tu bukan siapa - siapa pun dalam hidup El. "

" Serious lah El ? After what he did to you ? "

" Apa abang Ayan ? You tau kan dia buat apa kat El before El accident ? El depressed pun semua sebab dia tinggalkan El. El ni bukan sesiapa pun dalam hidup dia , even sampai sekarang mana ada dia melawat El. "

" Tapi dia sanggup melawat El dekat hospital. Terbang jauh dari Canada you just let him go ? "

" Jap El tak boleh brain la , kenapa abang Ayan side dia ? "

" Sebab abang Ayan yang suruh dia pergi tinggalkan El , jangan teman El sampai El bangun. And now you just want to let him go ? Jujur , abang kecewa lah. "

Hayyan berlalu naik ke biliknya , sepertinya terlalu kecewa dan menganggap keputusan Helena itu adalah salah dirinya.

Terdengar ketukan pintu daripada luar bilik Hayyan namun Hayyan tidak membenarkan masuk.

" El nak masuk jugak , tak kira. Abang Ayan , cakap la dengan El. "

" Nak cakap apa lagi ? You nak kahwin dengan Irfan pergi lah. "

" Megat ? Megat tu takda pape pun lah. Kalau ada jodoh ada lah , okay kita bagi masa untuk dia kenal El , boleh ? "

" Serious ke ni El .. Soal hati tak boleh main - main tau El , abang kenal sangat Irfan tu. Kalau dia nak , dia akan dapatkan tau. "

" No point kalau dia suka , El tak suka kan ? "

Hayyan ikutkan juga kata adiknya itu , meski bukan dari darah keturunan yang sama , tetapi tetap ada rasa kasih sayang di dalam hatinya.

' Tuhan , andai dia bukan milikku , maka jauhkanlah dia dari ingatanku '

Helena The TroublemakerWhere stories live. Discover now