25 ☆ Confess

74 12 1
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Tidak seperti hari biasanya. Hari ini tampak siswa-siswi ramai berjalan ke sana ke mari karena jam pelajaran ditiadakan. Mengingat hari ini SMA Angkasa mengadakan lomba renang dengan SMA lainnya.

Sudah banyak siswa yang berebut tempat duduk untuk menyaksikan lomba renang dengan Rizky sebagai perwakilan untuk SMA Angkasa.

"Mentang-mentang udah punya pacar, sekarang lupa sama gue," cibir Clara yang melihat Farsya memasuki kelas diantar Sultan sampai depan kelas. Farsya sibuk ngebucin dulu bersama Sultan. Toh sekarang free jadi tidak ada yang menghukumnya.

"Makanya ajak Raskan mengbucin." Farsya meletakkan tasnya di atas meja.

"Nggak minat." Clara memasang potongan puzzle pada tempatnya. Ia sering bermain puzzle dengan Raskan.

"Kemarim habis dari taman belakang gimana? Aman?" sindir Raskan terang-terangan. Farsya sontak saja menjambak rambut Raskan sekilas membuat sang empu meringis pelan.

"Pasti lo, kan yang kasih tau Sultan gue di taman belakang?"

Farsya menatap tajam Raskan dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Tatapannya tajam mampu memutilasi Raskan jika cowok itu terus menatapnya.

"Nyebelin banget lo!"

"Kalau gue tegur lo nggak akan nurut. Tapi, kalau Sultan turun tangan baru lo nurut."

"Sokab!"

"Gue emang akrab sama lo. Saking akrabnya lo sama Clara pernah minta gue buat beliin pembalut!"

"Anjrot nih anak masih aja dibahas!"

Itu kejadian kelas 10 saat mereka bertiga ikut MPLS. Clara saat itu tengah bocor dan tidak membawa ganti. Farsya tidak bisa meninggalkan Clara di kamar mandi sendiri jadj Farsya memutuskan meminta bantuan kepada Raskan. Kebetulan cowok itu melewati kamar mandi cewek. Dengan rasa malu tingkat tinggi, Farsya mencegat cowok itu. Sejak saat itu mereka menjadi aering bertemu, bahkan sekelas. Sampai saat ini mereka bersahabat.

"Momen epic," kata Raskan santuy.

Farsya hendak memutar badannya menghadap ke depan, lagi-lagi suara Raskan mengusik gendang telinganya.

"Sya, kemarin lo beli gorengan di mana?"

"Semut lewat!"

"Seriusan atuh."

"Pak Alif."

Menunggu satu jam lagi renang dimulai, Farsya memilih memperhatikan Clara dan Raskan yang menyusun puzzle. Clara yang cuek, Raskan super perhatian. Farsya yakin kedua manusia di hadapannya itu saling melengkapi.

"Bermain tictactoe, minum coklat panas, menyelesaikan puzzle, bermain tictactoe, minum coklat panas, menyelesaikan puzzle. Membosankan!" sembur Farsya diikuti tawanya.

"Palingan lo pulang-pulang minta sama Sultan biar dibeliin puzzle," sinis Devan.

"Nggak, lah. Kurang kerjaan banget."

Farsya memutar malas matanya. Detik berikutnya ia menyeru karena senang saat ingatannya terlempar pada saat Sultan membelikannya kucing. Tak lupa tangannya berpartisipasi menggebrak meja membuat Raskan dan Clara terjengkit kaget.

"Anakondaaa!!" teriak Raskan dan Clara.

"Oh, ya. Kemarin gue dibeliin Sultan kucing baru."

"Moci lo kemanain?" tanya Clara tanpa menoleh.

Raut wajah Farsya berubah sedih. Ia memanyukan bibirnya.

"Udah meninggal."

"Kok bisa?" Clara menoleh ke Farsya dengan raut terkejut.

THE NINTH Where stories live. Discover now