10 | Liburan dan Duri Mawar

Mulai dari awal
                                    

"Cuman beda dikit aja kok ma..." Nadia tertawa melihat muka Theressa yang takut dimarah oleh mamanya.

"Mama, kok Kak Theo gak bangun-bangun sih ma?" Sherina menaburkan bunga-bunga ke makam Theo. Sherina memang sangat dekat dengan Theo, maka dari itu ia yang paling rewel jika ada yang menyebut nama Theo dihadapannya.

"Pulang yuk ma, aku harus nyiapin barang yang mau dibawa besok liburan." Sherina yang mendengar kakaknya menyebutkan kata "liburan" terlihat berbinar. Sampai-sampai ia terlihat bersemangat

"Kakak gak ajak kamu rin..." Sherina langsung bungkam. Nadia hanya tertawa. Ketiganya langsung berjalan berdampingan menuju tempat mobilnya parkir. Nadia akan membelikan beberapa perlengkapan Theressa untuk berlibur.

✨✨✨

"Key, lu punya rencana apa?" Keyna sambil memakan kentang goreng kesukaannya nampak berpikir mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut sahabatnya itu.

"Ada lah, intinya nanti gua suruh si david buat dateng ke Bali." Amanda dan Christine tersenyum mendengar sedikit bocoran dari rencana yang Keyna susun.

Kini Keyna dan kedua sahabatnya sedang berada dirumahnya. Keyna dan kedua sahabatnya itu sedang mengemasi barang-barang yang akan dibawanya berlibur ke Bali nanti. Keyna tampak tak sabar menjalankan yang telah disusun.

Dilain tempat, Osvaldo sedang menunggu pesan dari kekasihnya. Tetapi sayang seribu sayang, Osvaldo tidak akan mendapatkan pesan itu. Karena kekasihnya pun melakukan hal yang sama, menunggu pesan masuk.

Kisah cinta antara Osvaldo dan Theressa kini seperti berada diambang hidup dan mati. Karena semenjak pindahnya Osvaldo ke sekolah Theressa. Mereka seperti terpisah oleh sebuah benteng besar yang kokoh sehingga tidak akan ada yang bisa menembusnya. Di sekolah, Osvaldo akan berada bersama Keyna, sedangkan Theressa tidak pernah lepas dari Rian.

Alasan Rian tidak pernah mengizinkan Theressa jauh darinya karena ia tidak ingin terjadi hal buruk yang menimpa gadis kesayangannya itu. Apalagi kondisi Theressa kini mudah sekali drop, sehingga kapan saja ia akan tumbang. Ia tidak ingin Theressa pingsan tetapi bukan ia yang menolongnya. Alasan lain Rian tidak mau melepas Theressa adalah, ia tidak ingin ingkar janji dengan sahabatnya, Theo.

🌸🌸🌸

"Udah siap semua? Obat-obat udah belum?" Pagi-pagi sekali Rian sudah berada di rumah Theressa. Ia membantu mengecek barang bawaan Theressa yang dibantu oleh Veno dan Nadia. Theressa hanya mengangguk sembari mengacungkan jempol. Bukan apa-apa. Ia sangat bosan kalau ditanya tentang obat-obatan.

"Dek? Ayo berangkat kok bengong?" Theressa hanya menoleh lalu berjalan mendahului Rian dan masuk ke mobil. Rian berpamitan dengan Nadia lalu menyusul Theressa.

"Kak langsung bandara apa kumpul dulu?" Theressa mengoceh sambil menscroll timeline instagramnya. Rian yang tadinya fokus pada jalanan di depannya menoleh sebentar lalu menjawab "bandara. Kamu ga denger kemarin?"

"Ngga" pernyataan yang singkat padat dan jelas. Jelas tak bisa dibantah. Rian hanya mengangguk. Ia kembali terfokus pada jalanan di depannya.

Sesampainya di bandara, Rian langsung menuruni barang-barang bawaannya dan Theressa. "Udah bilang Valdo belum kamu?" Theressa menegang. Ia belum mengabari Osvaldo tentang liburannya ini. Osvaldo juga tidak memberinya kabar apapun.

"Nanti aja kalo udah sampe" sahutnya tenang. Rian hanya mengangguk dan berjalan berdampingan dengan Theressa menuju tempat teman-temannya berada.

"Udah siap semuanya bos?" Tanya Dandi pada yang lain. Semuanya mengangguk dan mereka menuju ruang tunggu.

Theressa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang