"Bukankah memang begitu? Memangnya, mahluk apa lagi yang bersemayam di hutan menjijikan ini?" tanya Niura sembari mengeluarkan apel dari cincin ruangnya, lalu memakannya. Entahlah, semenjak pria di hutan gaxia itu melemparnya dengan apel, entah dari mana tiba-tiba saja Niura sangat menyukai  buah bernama apel.

"Raja naga hantu! Penguasa hutan dan gunung gaxia. Permaisuri pasti mengetahuinya karen ia adalah dewi laut gaxia sendiri. Kaisar naga hitam itu tidak diketahui namanya, wujudnya lun masih samar-samar dan tidak jelas. Ada rumor seorang kakek tua bertemu dengan wujud asli sang kaisar, lalu menceritakan tentang perawakannya bahwa kaisar itu memiliki tanda bergambar naga hitam di dadanya, tapi ... tak lama kemudian sang kakek itu menghembuskan napas terakhirnya," jelas Yi Jian. Niura yang menerkanya jadi mengingat pria dengan perawakan yang sama seperti gambaran cerita Yi Jian. Apakah mungkin sebentar lagi Niura akan meninggal juga seperti kakek tua itu?

"Yi-yi'er ... kau harus berada di sisi ku hingga aku menghembuskan napas terakhirku ...." Pinta Niura aneh membuat Yi Jian kebingungan.

"Apa maksudmu, Xiao'er?"

"Ah, tidak! Mari kita lanjutkan perjalanan!" Balas Niura menghindari topik. Jujur saja, ia tidak ingin mati muda, ia bahkan belum mengetahui keseluruhan negeri ini.

Mereka melanjutkan perjalanan membelah hutan gaxia dengan santai sembari menggigit apelnya masing-masing. Sesekali Niura memetik duri-duri yang berada di tangkai mawar untuk dikoleksi.

Niura tidak menyukai mawar, melainkan durinya. Menurutnya, mawar adalah lambang kelicikkan dan kemunafikkan yang memanfaatkan kecantikkannya untuk memikat seseorang, tetapi membunuh orang itu dengan durinya yang tajam. Sementara ia mengibaratkan duri itu seperti dirinya sendiri. Buruk rupa, tak diinginkan, selalu dibenci, namun dimanfaatkan oleh seseorang seperti selir Tian Hua.

Seperti biasa, kabut hitam itu kembali muncul di hadapan mereka dengan aura yang mengerikan membuat Niura terhenti seketika diikuti oleh Yi Jian.

"Ada apa?" tanya Yi Jian kebingungan. Ia mengikuti arah pandang Niura, namun ia tidak melihat apapun yang menarik perhatiannya.

Niura tidak menjawab pertanyaan Yi Jian, ia terus menatap tajam kabut hitam di hadapannya yang berubah wujud menjadi pria dingin selerti kemarin. Pria itu memperlihatkan taringnya dan memamerkan tanda naga hitam di dadanya. Namun, berbeda dengan ekspetasi, Niura tidak terkaget oleh apa yang ia lihat, justru ia tertarik dengan naga tingkat 300 di sisi pria itu.

"Xiao'er ... jangan kau dekati naga spiritual itu! Dia berada di tingkat 300 walaupun ia sendirian, ia berbahaya!" Tegas Yi Jian kala melihat Niura mengelus kumis naga tersebut tanpa pemberontakkan dari naga tersebut.

"Dia jinak! Dia juga tidak sendiri, dia bersama mahluk yang lebih buruk di sampingnya ...." Jawab Niura sembari melirik pria tersebut yang telah menajamkan matanya. Sementara Yi Jian sendiri masih kebingungan, sudah jelas-jelas naga itu datang sendirian.

Melihat ekspresi bingung Yi Jian, Niura segera beranjak lalu melanjutkan perjalanannya menuju rumah gubuk tersebut diikuti Yi Jian yang membisu.

Matahari telah berada di atas, cahayanya menembus celah-celah dedaunan dan pohon-pohon di hutan gaxia ini. Setelah perjalanan yang lumayan melelahkan, kini mereka telah tiba di gubuk dimana permaisuri itu tinggal.

Permaisuri yang telah menunggu segera menyambut mereka diikuti oleh harimau putih kontraknya. Mereka berdua dipersilahkan untuk masuk dan makan terlebih dahulu sembari berbincang-bincang, apalagi Yi Jian yang terus menangis melihat kesengsaraan permaisurinya.

"Kenyang sekali ... ini sangat lezat! Yi Jian, sepertinya kau harus belajar memasak dari ibuku, kau 'kan ingin membuka kedai makanan bukan?" puji Niura setelah selesai menyantap makanan buatan permaisuri sembari menggoda Yi Jian.

Princess of Rainbow Element [Repost]Where stories live. Discover now