2. Racun menyusahkan

Começar do início
                                    

Yi Jian yang peka terhadap ucapan Niura langsung mengangguk lalu berdiri. Ia menajamkan mata jingganya ke arah langit cerah melalui jendela. Tangan Yi Jian membuat gerakan farmasi disertakan mulutnya yang terus mengucapkan sebuah ucapan mantra. Ia memejamkan matanya sesaat lalu melemparkan cahaya bola jingga di tangannya ke arah langit hingga terjadi lah kerusuhan di luar sana.

Duarr!

Duarr!

"Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba langit menggelap?"

"Kilatnya besar sekali!"

"Hawanya sangat dingin."

Seperti itulah yang di dengar oleh Niura dan Yi Jian dari luar paviliun kala terjadinya perubahan cuaca.

Xiao Li yang tidak ingin kehilangan kesempatan segera memasukkan pakaian-pakaiannya dan juga pakaian Yi Jian ke dalam cincin ruangnya beserta perlengkapan yang menurutnya penting. Ia mengambil alat besi tadi untuk mencongkel besi-besi yang menutupi jendela tanpa kaca itu. Setelah merasa berhasil dan dilihatnya tidak ada seorang pun di luar karena cuaca buruk. Niura meminta Yi Jian untuk melompat dari jendela dan diikuti olehnya.

Kini mereka sudah berada di desa Xing menuju ke perpustakaan di pusat kota Xing setelah perjuangannya tadi mengendap-endap bersama Yi Jian dari Paviliun. Niura sangat senang karena akhirnya ia bisa melihat dunia dengan mata telanjang. Kini, mereka berdua melanjutkan perjalanannya menuju perputakaan itu dipandu oleh Yi Jian yang memang hafal jalannya hingga mereka telah tiba di tempat tujuan.

Mereka memasuki perpustakaan tersebut dengan perlahan agar tidak menimbulkan bising, karena sudah peraturannya. Yi Jian membuntuti Niura yang sibuk mencari lemari khusus buku tentang obat.

"Bagaimana jika yang ini?" tanya Niura menunjukkan buku dengan tema yang ia cari setelah sekian banyak buku yang ia tolak. Yi Jian hanya mengangguk saja membalasnya membuat Niura terkekeh geli. Setelah membaca keseluruhan buku, dan dirasa ini buku yang tepat, Niura memutuskan untuk keluar perpustakaan tanpa niat meminjam buku karena ingatannya sangat kuat.

***

Yi Jian sibuk mencari bahan-bahan ramuan yang akan ia racik di hutan kecil ini, sementara Niura sedari tadi hanya bersantai di atas pohon jambu air sembari memakan buahnya. Niura merasa kesal karena Yi Jian sangat lelet untuk mencari beberapa tanaman obat saja membuatnya jengkel.

"Hei, sudah belum? Mengapa kau ini lambat sekali?"

Yi Jian mengerutkan keningnya kebingungan sembari memilih-milih antara jahe, kencur, dan kunyit di hadapannya. "Belum! Hanya tinggal satu bahan lagi yaitu kencur, aku tidak bisa membedakan antara kencur, jahe, dan kunyit," jawabnya sedih. Niura yang melihatnya hanya mendengus, lalu turun dari pohon itu dan menghampiri Yi Jian.

"Yang ini," jawabnya sembari mengambil satu buah kencur lalu menjelaskannya, "Kencur ini, memiliki warna putih di dalamnya dan memiliki harum tersendiri," lanjutnya. Yi Jian terkekeh karena kebodohannya sendiri lalu langsung meracik semua bahan tersebut di hutan ini juga.

Enam jam berlalu, kini tubuh Xiao Li terasa lebih segar bugar tanpa rasa nyeri setelah meminum ramuan penghilang racun racikan Yi Jian yang membuatnya memuntahkan darah kotor berwarna hitam yang mengeluarkan racun sesaat, lalu memakan sedikit madu untuk meredakan rasa paitnya.

"Apa kau sudah baik?" tanya Yi Jian agak cemas karena melihat banyaknya darah hitam yang keluar dari mulut Niura.

"Kurasa aku sudah sepenuhnya sembuh. Tubuhku terasa lebih segar bugar ketimbang yang tadi."

"Syukurlah, kalau begitu," jawab Yi Jian lega. "Jadi ... bagaimana perjalanan kita selanjutnya setelah berhasil kabur dari paviliun?" lanjutnya.

Niura yang tak pernah memikirkan itu pun merasa bodoh dan mencoba berpikir keras. Kenapa tidak ia pikirkan dari tadi bagaimana ia akan tinggal selanjutnya? Tidak mungkin jika mereka kembali lagi ke tempat [hina] itu. Namun ketika Niura mencoba berpikir, tiba-tiba ia mendapatkan penerangan yang melintas di otaknya membuatnya senang.

"Aku memiliki satu tael perak dalam cincin ruang ini untuk kita menyewa penginapan kecil. Apakah itu ide yang bagus?"

Setelah berpikir, Yi Jian mengangguk dengan senyuman cerahnya merasa ide tuannya ini bisa dibilang cemerlang dalam keadaan terdesak. "Baiklah, aku akan menyetujui semua keputusan bijak mu, Putri," jawabnya.

"Hei, berhenti memanggil ku dengan sebutan 'putri' di sini. Ini bukan istana, jika ada yang mengetahuinya maka kita akan dibawa ke istana terkutuk itu lagi." Niura berdecak, apakah Yi Jian tidak pernah berpikir matang?

"Ma-maaf, jadi ... aku harus menyebut mu apa?"

"Xiao Li saja," jawabnya tak ambil pusing. Yi Jian mengangguk lalu mengikuti Niura untuk mencari penginapan kecil di pusat kota ini. Setelah berkeliling selama dua jam dan tidak ada yang menerimanya dengan alasan penginapan telah penuh karena letaknya strategis di pusat kota yang ramai, akhirnya mereka menemukan satu kamar yang tersisa di sebelah utara dekat dengan pasar kota.

"Yi Jian, kau masuklah duluan, aku ingin membeli minuman sebentar," pinta Niura jujur, sedari tadi ia menahan dehidrasi karena cuaca buruk telah kembali cerah bahkan menjadi sangat panas hingga membuat kulitnya kusam dan tenggorokkannya kering. Yi Jia yang ingin melarangnya segera di dahului oleh jari telunjuk Niura yang diletakkan di depan bibir Yi Jia pertanda memintanya untuk 'berhenti' membuatnya hanya mengangguk pasrah lalu melangkahkan kaki jenjangnya masuk ke penginapan dengan Niura yang pergi.

Setibanya di pasar Xing, Niura terdiam kala mendengar beberapa penjual membicarakan tentang 'wabah parasit' yang mematikan dan belum ada penawarnya hingga membuat mereka resah. Niura tersenyum mendengar kabar itu, bukan karena ia senang dengan adanya wabah, tapi ia memiliki ide untuk memanfaatkan fenomena ini. Setelah memberi beberapa kendi air matang, botol-botol untuk ramuan dan barang-barang lainnya, ia memutuskan untuk kembali ke penginapan karena merasa sudah cukup dengan barang yang ia beli.

Niura mengeluarkan seluruh barang belanjaannya dibantu oleh Yi Jian setelah Niura tiba di kediaman membuat Yi Jian pusing karena melihat banyaknya barang belanjaan. Bukannnya putri itu memiliki cincin ruang? Mengapa tidak ia gunakan?

"Apakah kau tau bahwa Ada wabah parasit di kota ini? Dengar-dengar, katanya belum ada ramuan penawar yang berhasil di temukan!" tanya Niura setelam meminum seteguk air dalam kendi. Tanpa membiarkan Yi Jian menjawab pertanyaannya, Niura kembali berbicara, "Aku mempunyai ide, aku ingin membuat ramuan penawar itu!"

"Memangnya, kau bisa membuat ramuan itu?" jawab Yi Jian ragu, pasalnya selama di paviliun dia tidak pernah berkutik dengan tanaman obat kecuali tadi ketika menyembuhkan racunnya.

"Hei, apakah kau meragukan ku? Jangan salah sangka, di kehidupanku yang dulu, aku ini seorang kutu buku yang mengetahui informasi-informasi terkini. Di kehidupanku yang dulu, wabah ini sudah ada, hanya saja berbeda nama. Jika kita menciptakan ramuan penawar itu di sini, maka uang penghasilan kita akan bertambah banyak untuk bertahan hidup! Memangnya kau pikir kita akan hidup dengan uang kembalian belanjaku di pasar, huh?" hardiknya ketus. Niura adalah seorang yang sangat benci di remehkan. Jika yang berada di hadapannya ini adalah orang lain, maka tak segan-segan ia menjadikannya samsak tinju karate seperti di kehidupannya dulu.

Setelah memberi waktu Yi Jian untuk berpikir, akhirnya Yi Jian meng-iya kan permintaan Niura lalu Niura pun menjelaskan strateginya mulai dari bahan-bahannya, tempat sewa toko di pasarnya, bahkan persen uang yang akan ia dapatkan nantinya dengan jelas.

"Jadi, kita akan memulainya kapan?" tanya Yi Jian sembari membuka segel tutup botol baru yang dibeli Niura di pasar.

"Besok."

-TBC-

Pojok pengetahuan;

Cincin ruang; sebuah cincin tak biasa yang mampu menampung beban barang-barang di dalamnya dengan cara mengusap permatanya, dan akan memunculkan sebuah dimensi untuk kita meletakkan barang tersebut.

1 Tael perak = 1000 wen, 1 wen ini terbuat dari perunggu yang dibuat menjadi kepingan bulat yang berlubang segi empat di tengahnya, juga disebut 'tong bao' atau uang khas tiongkok,
Paham?

Wabah parasit; seperti cacingan yang benar-benar cacing, tapi tidak hanya pada perut, tapi bisa menjalar ke seluruh tubuh. Penyakit ini terjadi karena banyaknya cacing parasit di kaki gunung lava yang terkena racun naga dari kerajaan jingmi. Seseorang bisa saja tertular parasit ini jika ia sehabis bekerja di ladang dekat kaki gunung lava.

Princess of Rainbow Element [Repost]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora