• Wild (END) •

1.1K 89 11
                                    

Dari Ichiro
Untuk Samatoki

Di perjalanan pulang
Berusaha keras agar tak jatuh
Kau berusaha melemahkanku
Hanya dirimu yang kupikirkan

Kau membuat hatiku gemetar
Terlalu lama hingga saat aku tenggelam dalam balutan tanganmu
Terlalu lama sejak aku jadi orang bodoh

Tapi saat lampu padam
Hanya ada aku dan dirimu
aku tak bisa berpaling

Karena saat tampilanmu seperti itu
Tak pernah sebelumnya aku ingin bertindak nakal
Ini membuatku jadi liar

_

_

_

Pukul 21.22 pm, Nagoya.

Ini malam terakhir Ichiro menghabiskan waktu cutinya, ia lupa menghubungi adik-adiknya dan Kuko ke rumah yang jelas kelupaannya ini disebabkan oleh si kuda tukang naik pitam itu, siapa lagi kalau bukan Samatoki Aohitsugi.

Pria kurus dengan kepala putihnya benar-benar mengurung Ichiro di hotel seharian dan hanya dirinya sendiri yang boleh keluar-masuk hotel bahkan jika Ichiro ingin sesuatu, Samatoki yang akan berjalan dan tak membiarkan Ichiro keluar. Ternyata ketakutan Samatoki kehilangan Ichiro masih ada membekas dibenaknya. Meskipun begitu, Ichiro juga sama sekali tak memberontak (padahal sebenarnya ia tipe bebal dan mungkin saja bisa mengambil celah untuk keluar) tetapi ia tak mau mengeluarkan tenaga banyak hanya untuk berada di luar sana dan berakhir bertengkar dengan Samatoki.

Berbagai macam kemungkinan negatif yang terpikir oleh Ichiro terlintas jika ia tak menuruti Samatoki. Jadi, kini ia memilih berdiam atau berguling-guling di ranjang tidak jelas sambil membalasi spam chat dari Kuko, Jiro dan juga Saburo.

Setelah membalas satu persatu barulah Ichiro bisa kembali lega dan mengulangi guling-guling tidak jelasnya sampai pemuda tersebut tertidur dengan posisi tak karuan.

Tubuhnya tak beriak dipinggir sisi kiri ranjang, kausnya yang tersingkap sampai perut hingga memperlihatkan perut otot rata Ichiro dan terakhir wajah itu damai dalam lelapnya namun terlihat juga kelelahan.

"Tadaima ...."

Tak ada sambutan 'okaeri' yang diharapkan Samatoki yang didapatnya hanya kesunyian kemudian ia mendapati kesayangannya yang terlelap berantakan di ranjang king size.

Samatoki menatap lekat wajah damai Ichiro dan sebelumnya ia tak pernah melihat Ichiro yang tidur dalam keadaan berantakan ini. Ah, keberantakannya membuat Samatoki berfikir yang tidak-tidak.

Ketika poni Ichiro disapu kebelakang ... itu sangat luar biasa indah karena Ichiro terlihat tampan sekaligus manis, menurut Samatoki. Pria kurus itu mengecup dahi Ichiro dan mengelus puncak kepalanya.

'Sungguh berharga sekali kau bocah.' batin Samatoki, tanpa sadar ia tersenyum sendiri.

Dan fikiran kotornya kini mengambil alih saat melihat kaus Ichiro yang tersingkap. Ia tidak bisa diam mengamati dan pada akhirnya, tangan laknatnya itu dengan sengaja menarik kaus Ichiro keatas hingga memperlihatkan dada dan dua tonjolan pink yang terlihat mengemaskan.

Jika sudah begini ... Samatoki tak akan bisa waras seperti sedia kala.

Tubuhnya merangkak keatas Ichiro dan mengukung tubuh Ichiro yang tertidur, entah kenapa ia tiba-tiba saja sangat tertarik pada dada Ichiro, padahal sudah jelas tubuh itu sama sekali tak atletis namun terlihat ramping dan mulus.

"Astaga Ichiro, aku sudah tak tahan ...."

Lalu Samatoki merendahkan tubuhnya dan ....

Mulai menjilati tonjolan di dada Ichiro dan memainkannya disisi satunya dengan memilinnya. Hingga sang empunya bergerak tak nyaman, kedua maniknya terkejut meskipun samar-samar.

Wallflower; Samaichi Where stories live. Discover now