• Bring Back Memories (2) •

537 72 1
                                    

14 hari setelah kejadian di bar.

Samatoki menatap ponselnya dengan dahi yang berkerut.

Dia tidak menghitung berapa kali ia mengemail Ichiro (yang jelas setiap beberapa menit sekali ia pasti membuat email) namun tak ada satupun balasan dari seseorang di sana, bahkan dihubungi dengan telepon juga tidak bisa.

Sejak saat itulah Samatoki mulai khawatir pada Ichiro yang mendadak menghilang tanpa kabar, tanpa kata terakhir dan tanpa ucapan selamat tinggal. Ini seperti bukan Ichiro, begitulah akhirnya asumsi Samatoki.

Karena penasaran ... Samatoki pergi ke Ikebukuro di mana Ichiro tinggal namun na'asnya, tetangga sekitar sana mengatakan bahwa rumah Ichiro sudah ditinggali oleh penghuni baru dan itu berarti Ichiro sudah pindah dari sana.

Tetangga tersebut juga tak tahu kemana perginya Yamada bersaudara itu. Yang diketahui mereka mengenai Yamada sebelum pergi adalah memberikan masakan terakhir Ichiro dan adik-adiknya berada di sana.

Lalu Samatoki kembali dengan perasaan hampa dan menyesali sudah bermain dengan perempuan di bar hanya untuk sekedar melampiaskan kekesalannya yang berakibat Ichiro melihatnya dan menghilang begitu saja. Sejak saat itu juga sebenarnya Samatoki tahu kalau bocah itu cemburu dan marah padanya, itu terlihat bagaimana inderanya melihat Ichiro yang mengamuk di bar.

Sementara dirinya hanya diam dengan kebingungannya lalu berakhir tak mencegah Ichiro dan  dipergoki oleh Ichiro tiba-tiba datang tanpa janji bertemu sebelumnya. Itu bagai sebuah hadiah mengejutkan yang berakhir menyedihkan.

Kali ini Samatoki benar-benar dibuat sangat menyesal, seandainya sore itu di toko roti ia tak memotong apa yang hendak ingin Ichiro katakan ... mungkin tidak akan jadi seperti ini.

Isi pikiran Samatoki mulai dihantui tanda tanya akan menghilangnya Yamada big bro tersebut, hal itu membuatnya stress seketika dan tak dapat dipecahkannya begitu saja.

Samatoki sama sekali tak punya clue mengenai Ichiro yang menghilang karena ia tak pernah melihat Ichiro bergaul dengan siapapun selain si kepala merah yang emosian itu dan sialnya ... hubungan dirinya dengan sahabat Ichiro itu buruk, jadi, tidak ada kemungkinan atau permainan takdir bagus yang dapat membantunya hanya untuk sekedar mengetahui keberadaan Ichiro.

Beberapa kali digulirnya nomor kontak yang ada di ponsel miliknya dan mendapati sebuah nama yang menurut Samatoki bagai dewa penyelamat adalah pilihan terakhirnya untuk mendapatkan informasi hilangnya Ichiro.

Ia yakin si sipit kepala hijau itu pasti kenal dengan sahabatnya Ichiro, Samatoki dengan mantap yakin.

Di tap-nya nama kontak yang tertera di sana ‘Sasara Nurude’ lalu terdengar suara nut-nut sampai seseorang di sana menjawab dengan suara fake ceria yang sudah tak asing di telinga Samatoki.

“Aku butuh bantuanmu, bertemu hari ini jam 2 siang!”

“Ha'i, di tempat biasa 'kan?”

“Hm ....” Hanya dehaman sebagai jawaban Samatoki.

Panggilan di tutup sepihak dan Sasara di sebrang sana tidak tersinggung karena kebiasaan Samatoki selalu dimakluminya, kenapa begitu? Samatoki dan Sasara itu seperti pertemanan antara Ichiro dengan Kuko, apapun itu akan sangat dimaklumi begitupun dengan sebaliknya.

Untuk menghabiskan waktunya sampai siang ... Samatoki memutuskan merokok sejenak tak lupa di mixing dengan melamun karena itu perpaduan yang pas menurutnya dan setelah itu ia bisa tidur sampai menjelang siang nanti.

Wallflower; Samaichi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang