14. Malam Pertama (JuTi)

1.7K 81 18
                                    

Selepas mandi aku melilitkan handukku untuk menutupi bagian bawahku, mengambil handuk kecil untuk mengusap rambutku yang basah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selepas mandi aku melilitkan handukku untuk menutupi bagian bawahku, mengambil handuk kecil untuk mengusap rambutku yang basah.

Aku lantas keluar dari kamar mandi dan mendapati gadis yang telah resmi menjadi istriku sejak beberapa jam yang lalu, masih tertidur pulas tanpa merasa terganggu akan suara dariku.

"Tin, Tini. Bangun udah isya, heh masih tidur aja. Kebo sekali kamu!"

Tini hanya menggeliat pelan, dan bangun dari tidurnya menyandarkan tubuhnya lalu menatapku dengan tatapan terkejut.

"Hua!!!! Kok Tini ada di sini, loh Mas kok— Huaaa!!!" teriak Tini sambil menutupi wajahnya dengan tangan, aku bingung juga. Ini anak kenapa, benar-benar menyebalkan.

"Saya tadi cuma pindahin kamu, rasanya nggak tega kalau kamu harus tidur di lantai." Aku pun mendekat ke arahnya, dan duduk di ranjang.

"K-kok Mas Juna nggak pakai baju? Nggak masuk angin? Tini malu hua!!"

"Masih basah, sebentar lagi saya pakai baju. Kamu buruan mandi, bau kamu menyengat."

Tini membuka matanya, dan menatapku malas, lalu dia berjalan ke kamar mandi. Sebelum masuk Tini bilang sesuatu padaku, dan itu membuatku sedikit tersenyum tipis. "Mas, makasih yo udah pindahin Tini. Mas Juna ganteng banget malam ini."

Blam. Pintu kamar mandi ditutup paksa, dan aku hanya terdiam meresapi kata-kata terakhirnya yang dia bilang. Aku ganteng? Dia baru sadar atau gimana? Entahlah aku juga tidak tau.

Rambut sudah kering, dan aku berjalan menuju lemari pakaian memilih baju yang akan aku pakai. Tiba-tiba saja Tini berteriak dan membuatku segera berlari ke kamar mandi.

"Tini, kamu kenapa? Ada masalah?"

"Anu, Mas Juna ambilin sayap di lemari Mas."

"Sayap apa Tin? Saya nggak paham. Jangan teriak bisa nggak? Ganggu orang tau Tin."

Aku yang bingung, masih menunggu dia sampai keluar kamar mandi. Bersandar di dinding dan memakai baju, masih dengan balutan handuk saja. Pintu akhirnya dibuka dan aku melihat Tini hanya memakai handuk saja untuk menutupi tubuhnya.

Astaga, apa dia benar-benar menggodaku sekarang? Lelaki normal pun kalau melihat keadaan seperti ini, maunya minta yang lebih. Sedangkan aku? Maunya lebih tapi sadar belum ada cinta, menunggu cinta datang dulu baru main.

"Mas, airnya aku nggak bisa matiin. Susah tau Mas, aku tadi mandinya di bak cucian, nggak di bak besar kayak kolam renang itu loh."

Married with Cewek Ndeso[SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now