"Hmm... Baiklah" Ujarnya dengan mengambil gelas yang dipegang Haechan dan meminumnya hingga tandas.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Haechan. Renjun hanya menjawab dengan anggukan kepala.

***

Y/N POV

Aku menoleh ke kanan kiri saat namaku terpanggil. Aku tak tahu dimana aku berada? Yang aku lihat hanya putih.

"Y/n!!"

Aku kembali mendengar panggilan itu, aku menoleh ke kanan kiri ku tapi tetap sama hanya putih. Aku memejamkan mataku karena aku merasakan ketakutan. Aku harap seseorang menemuiku.

Puk

Aku merasakan tepukan dibahuku seketika aku menoleh. Aku menutup mulut karena tak percaya apa yang kulihat. Sosok pria yang kurindukan disetiap detik, jam dan hariku.

"Appa" Lirihku.

Pria yang kupanggil Appa merentangkan tangannya agar aku masuk dan merasakan kembali pelukan hangatnya. Tanpa pikir panjang aku memeluknya. Aku merindukan pelukannya dan elusan lembut dikepalaku.

"Y/n, anakku" Panggil Appa yang masih mengelus kepalaku. Aku tak bisa menahan air mataku lagi. Masa bodoh dengan wajahku yang jelek karena penuh dengan air mata.

"Appa, aku merindukanmu" Ujarku.

Aku merasakan pelukan melonggar. Aku melihat Appa tersenyum. Appa mengulurkan tangannya dan mendekatkan ke wajahku. Aku rasa Appa akan menghapus sisa air mataku tapi...

"Dasar anak nakal! Kenapa kau kesini? Kau belum waktunya" Marah Appa dengan memukulku dengan tangan besarnya.

"Ampun Appa, a-aku sungguh tak tahu ini dimana? Tadi aku mendengar ada yang memanggilku" Ujarku. Aku melihat Appa berdecak dan memutar bola matanya asal.

"Apa kau lupa dengan suara Appa eoh?" Tanyanya. Aku menjawab dengan geleng-geleng kepala. Aku tidak pernah lupa suara, pelukan atau semua yang ada didiri Appa.

"Jadi kau masih ingat?" Aku mengangguk cepat. Aku melihat Appa tersenyum kembali dan memberantakkan rambutku seperti biasanya.

"Aku tak pernah lupa dengan pria yang kucintai ini" Ujarku. Bukannya aku menggombal, aku hanya mengutarakan isi hatiku yang merindukannya.

"Y/n, apa kau tak ingin bangun?"

Aku mendengar suara familiar ditelingaku. Aku melepaskan pelukan Appa untuk mencari suara itu berasal. Aku merindukan suara itu, sangat.

"Apa kau merindukan dia? Pergilah, Appa tak apa disini" Ujar Appa menyakinkanku. Aku menundukkan kepala, aku bingung memilih. Aku rindu dengan dia tapi aku tak rela meninggalkan Appa sendiri lagi.

"Appa tak apa sendiri. Appa terbiasa dengan sendirian. Appa yakin kita akan bertemu kembali di tempat yang indah. Pergilah, kasian dia. Appa merasakan cinta ketulusan dihatinya" Ujar Appa seolah membaca pikiranku.

Aku tersenyum dan memeluknya untuk terakhir kali. Aku tak akan melupakan momen indah ini. "Jaga diri baik-baik, Appa" pesanku.

Aku melihat Appa tersenyum begitu tulus dan melambaikan tangannya untuk perpisahan ini.

°°°

Dua orang pria berlari memasuki lorongan rumah sakit. Ia menabrak pengunjung rumah sakit entah itu disengaja atau tidak sengaja. Yang mereka ingin hanya satu yaitu kebenaran.

Akhirnya mereka sampai di ruangan yang ia cari. Pria bertopi hitam memutar knop pintu dan mendorongnya. Ia melihat gadis yang ia cintai terbaring tak berdaya di atas ranjang dengan alat-alat yang ada ditubuhnya.

Ia berjalan mendekati ranjang gadisnya itu. Ia berharap semoga ini hanya mimpi. Ia memejamkan matanya dan berdoa semoga ini adalah mimpi.

Ia membuka matanya perlahan agar mimpinya segera berakhir tapi ia melihat kembali gadisnya masih terbaring lemah.

Pria berjas dokter memberikan waktu untuk ia. Terdengar suara pintu tertutup, seketika lututnya mati rasa. Rasanya ia tak bisa merasakan berdiri kembali. Apakah ia salah lihat? Apa ia sedang bermimpi? Atau ia sedang stress karena merindukan gadisnya?

Ia berharap hanya satu, gadisnya baik-baik saja. Ia berusaha untuk berdiri kembali. Ia ingin mengenggam tangan gadisnya yang hangat itu.

Akhirnya ia bisa berdiri, ia segera menghampiri gadisnya dan menggenggamnya. Ia merasakan tangan gadisnya begitu dingin dan sedikit kurus. Apakah selama itu ia tak bangun?

"Y/n, apa kau tak ingin bangun?" Tanyanya dengan mengelus tangan gadisnya yang begitu dingin. Sungguh ia merindukan gadisnya itu.





Tbc.

Hai semua 😊
Apa kabar?
Menurut kalian chapter ini gimana? Comment ya😄





See you 💚

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒆 𝑵𝒐𝒘 | 𝑯𝒂𝒆𝒄𝒉𝒂𝒏 × 𝒀𝒐𝒖 ✅Where stories live. Discover now