•32•

1.6K 208 57
                                    

Happy Reading 😄
Jangan lupa vote ⭐ dipojok kiri paling bawah dan jika kalian suka dengan cerita nya comment 💭 dibawah.

•••

“Apa kamu masih mencintainya? Apa aku harus merelakan kau agar bisa bersamanya?” Lee Haechan

•••

“Tidak!! Pasti ini hanya mimpi” Teriak gadis berpipi chubby. Kedua pria hanya bisa menatapnya dengan sendu.

“Renjun-ah, pasti ini hanya mimpi kan” Tanya sang gadis dengan mengguncang tubuh pria kecil yang dipanggilnya Renjun.

Renjun menghela nafas pelan, ia memeluk gadis itu untuk memenangkannya. Ia juga sama shock mendengar penuturan pria berjas dokter yang dipanggil dokter Jung itu tapi ia berusaha tidak menunjukkannya ke gadis itu.

“Tenangkan dirimu, (Y/n). Kita serahkan pada Tuhan” Ujar Renjun dengan mengelus kepala gadis yang di pelukannya yang tak lain (Y/n).

Pria bertopi hitam menatap (Y/n) dengan tatapan sendu dan juga khawatir. Bukan ia cemburu dengan Renjun yang seharusnya memeluk gadisnya adalah dia bukan Renjun. Bukan itu, Ia tak mempermasalahkan Renjun sahabatnya memeluk gadisnya, ia tahu sangat bahwa Renjun sahabat masa kecil gadisnya jadi ia tak mempermasalahkannya.

Tapi yang ia khawatirkan adalah gadisnya masih mencintai pria yang terbaring lemah di ruang inap itu. Setelah sekian lama menunggu, ia bisa mendapatkan gadis pujaannya tapi tidak dengan hatinya. Sang pujaan hatinya belum mengungkapkan perasaannya pada ia. Hanya ia saja yang menganggap (Y/n) mencintainya juga.

‘Aku berharap kau tidak mencintai dirinya, (Y/n)-ah’ batin pria itu dengan menatap ke arah (Y/n).

“Haechan-ah, bisakah kau menjaga (Y/n) sebentar. Aku harus memberitahu keluarga Jaemin” Ucap Renjun.

Pria yang dipanggil Haechan mengangguk pelan, ia merentang tangannya untuk gadisnya berada di pelukannya. Renjun menyerahkan tubuh (Y/n) yang lemas ke pelukan Haechan.

Setelah berada di pelukan Haechan, Renjun menatap sebentar (Y/n). Ia merapikan rambut (Y/n) yang menutupi mata indahnya. “Jangan menangis lagi, aku tak sanggup melihatmu menangis (Y/n)” Ujarnya.

(Y/n) tak membalas ucapan Renjun. Ia sudah lelah karena menangis seharian. Karena tak ada jawaban dari sang gadis, Renjun tersenyum dan mengelus kepala sang gadis dengan sayang.

Renjun pergi meninggalkan (Y/n) dan juga Haechan didepan kamar rumah sakit.

***

“(Y/n), apa kau lapar?” Tanya Haechan

(Y/n) yang berada di pelukannya hanya diam, tak mau menjawab pertanyaannya. Haechan menghela nafas berat, sebegitu cintanya pada pria yang terbaring lemah di kamar sana.

‘Jangan membuatku takut, (Y/n). Jika kau bersikap seperti ini terus, aku menganggap kau masih mencintainya (Y/n)’ pikir Haechan.

Banding terbalik dengan pemikiran Haechan, (Y/n) merasakan perasaan takut dan juga merasa bersalah. Ia takut karena tidak mau Jaemin seperti keluarganya yang meninggalkannya untuk selama-lamanya dan ia merasa bersalah karena kecelakaan itu jika Jaemin tak menyelamatkannya yang terbaring lemah disana adalah ia bukan Jaemin.

𝑳𝒐𝒗𝒆 𝑴𝒆 𝑵𝒐𝒘 | 𝑯𝒂𝒆𝒄𝒉𝒂𝒏 × 𝒀𝒐𝒖 ✅Where stories live. Discover now